Semalam (1/9) aku dan teman-teman dari Gila Film, TaudarBlogger, dan KOPI aku menghadiri gala premiere Dua Kodi Kartika : The Heritage of Love.
Berawal dari cinta, cinta untuk kehidupan keluarga agar lebih baik. Ika Kartika yang akrab dipanggil dengan sebutan bunda Tika melakukannya demi cinta kepada Alloh yang berimbas kepada keluarga.
Bunda Tika memulai usaha keke di saat kondisi perekonomian sedang moneter yaitu tahun 1998. Dengan dibantu sokongan semangat dari sang suami Fahrul Farid, bunda Tika memulai bisnisnya. "Saya saat pulang kerja, selalu menopang mengantar ke Tanah Abang untuk menjajakan dagangan, dan kembali ke rumah sampai jam 2 malam," begitulah awal kenangan yang disampaikan oleh Farid dalam sebuah film dokumenter berjudul Dua Kodi Kartika.
Bunda Tika memulai usaha dengan berawal dari 40 pieces baju dijajakan kepada masyarakat yang tidak dikenal. "Menjajakan pakaian dengan cara door to door ke rumah, itu awal memulai terjun ke bisnis namun belum memulai keke," kenang bunda Tika.
Sang Ayah dari bunda Tika, Ade Sutisna turut berkomentar juga bahwa bunda Tika adalah tipikal orang yang keukeuh dalam berprinsip hidup.
Menyaksikan film dokumenter Dua Kodi Kartika : The Heritage of Love merupakan sebuah auto critic tentang perkembangan perusahaan keke busana. Diawali dari adanya sebuah buku berjudul Dua Kodi Kartika, lalu membangun sebuah pembelajaran bisnis pada web duakodikartika.com dan dilanjutkan dengan proyek film dokumenter dengan judul yang sama. Film ini akan memberikan pencerahan akan sebuah usaha yang dimulai dengan cinta. "akhirnya cinta itu berbuah kepada anak saya yang bisa kuliah di luar negeri tanpa beasiswa, meskipun saya tidak bisa menimba ilmu di luar negeri," pungkas bunda Tika.
Dengan sebuah produksi dari Inspira Pictures yang memulai debutnya dengan Dua Kodi Kartika yang hanya dokumenter dan bukan dalam niat bisnis film, dan pada debut film berikutnya akan dimulai film-film dengan tema menginspirasi melalui Inspira.
Rendy Saputra yang merupaka CEO Keke akan terus berinovasi terhadap keke dan juga perusahaan di bawahnya, termasuk Inspira. "Niat dalam film dokumenter ini hanya sebagai motivasi dan inspirasi untuk semua, termasuk film ini juga memberikan positif dan negatif secara alami dalam sebuah bisnis yaitu auto critic karena bersifat film dokumenter," tutur Rendy yang juga sebagai produser dalam film.