Mohon tunggu...
Saepullah
Saepullah Mohon Tunggu... Guru - Aku adalah manusia pembelajar, berusaha belajar dan juga berbagi info yang baik untuk perbaikan diri selaku manusia. Melihat info yang kubagikan bisa melalui: https://www.ceritasae.blogspot.com https://www.kompasiana.com/saepullahabuzaza https://www.twitter.com/543full https://www.instagram.com/543full https://www.youtube.com/channel/UCQ2kugoiBozYdvxVK5-7m3w menghubungi aku bisa via email: saeitu543@yahoo.com

Aku adalah manusia pembelajar, berusaha belajar dan juga berbagi info yang baik untuk perbaikan diri selaku manusia. Melihat info yang kubagikan bisa melalui: https://www.ceritasae.blogspot.com https://www.kompasiana.com/saepullahabuzaza https://www.twitter.com/543full https://www.instagram.com/543full https://www.youtube.com/channel/UCQ2kugoiBozYdvxVK5-7m3w menghubungi aku bisa via email: saeitu543@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Film untuk Angeline Sajikan Pola Asuh Tanpa Kekerasan Pada Anak

22 Juli 2016   10:05 Diperbarui: 22 Juli 2016   10:07 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berlangsung di XXI Plasa Senayan, Gala Premiere Untuk Angeline diadakan (21/7). Film dengan motif kekerasan pada anak masih bisa dihitung dengan jari. Bukan saja di Indonesia bahkan skala dunia juga masih belum ada. Sebagai contoh film luar negeri dengan tema kekerasan anak yaitu Beth Thomas (1989), mengisahkan tentang kisah dan dampak dari kekerasan seksual pada anak.

Berbeda dengan film Beth Thomas yang lebih menampilkan dampak kekerasan seksual, psikis dan fisik pada anak, namun pada film Untuk Angeline lebih menampilkan kisah untuk dukungan dan peran orang tua untuk tidak melakukan kasus kekerasan pada anak. Kasus kekerasan anak memang selalu bertambah di tiap tahunnya. Oleh sebab itu, hadirnya film Untuk Angelina diharapkan dapat menjadi barometer untuk menolak kekerasan pada anak serta dukungan pola asuh yang baik untuk anak.

“Film ini didedikasikan untuk para korban kekerasan sampai ada yang meninggal seperti Angeline, namun kami dedikasikan juga untuk Yuyun di Rejang Lebong Bengkulu, untuk Fina di Lampung serta daerah lainnya,” tutur Niken Septikasari selaku produser film Untuk Angeline.

whatsapp-image-20160721-3-57918c13ca23bdd104d7d9dc.jpeg
whatsapp-image-20160721-3-57918c13ca23bdd104d7d9dc.jpeg
Angeline adalah anak angkat dari Samidah (diperankan Kinaryosih) yang berasal dari banyuwangi. Samidah pindah ke Bali mengikuti Santo suaminya (diperankan Tengku Rifnu Wikana) saat usia kandungannya berumur 8 bulan. Kondisi ekonomi yang tidak memungkinkan untuk membayar biaya rumah sakit saat melahirkan Angeline, membuat Samidah merelakan Angeline diasuh oleh John dan Terry.  Namun, perjanjian pengasuhan dibuat dengan menyebutkan bahwa Angeline tidak boleh ditengok setelah berusia 8 tahun.

Film dengan lokasi syuting di Banyuwangi dan Jakarta ini menghadirkan kisah pilu yang dialami oleh Angeline (diperankan Naomi Ivo) setelah ayah angkatnya (John – diperankan Hans de Krekker) meninggal.  Angeline dianiaya selama diasuh oleh Tery - ibu angkatnya (diperankan oleh Roweina Umboh) , bahkan kakak angkatnya (Kevin) juga turut menyiksa Angeline. Angeline akhirnya dikabarkan hilang setelah seringnya dianiaya.

Batin seorang ibu akan anak kandung semakin terasa, dan membuat Samidah ingin kembali membawa Angeline untuk tinggal bersamanya. Namun, saat yang ditunggu Samidah mendapatkan berita bahwa Angeline telah meninggal. Perasaan pilu Samidah pun terurai karena lama tak bersua dengan Angeline dan menerima kabar bahwa Angeline telah meninggal.

Selama film berlangsung, kisah pilu mengharu biru akan tampak dari layar bioskop. Disinilah pesan dalam film ditampilkan bahwa anak adalah karunia Tuhan sehingga perlu untuk diasuh dengan pola yang baik, tanpa adanya kekerasan yang terjadi bahkan meninggal dunia.

dok. KOPI
dok. KOPI
Film Untuk Angeline yang didedikasikan dalam rangka memperingati hari anak yang jatuh pada tanggal 23 Juli menampilkan akting yang mumpuni dari para pemainnya. Akting yang natural begitu terasa dalam film ini, meskipun ada beberapa bagian yang tidak sinkron pada gambar seperti saat Paramitha Rusadi mengangkat i-phone yang tidak sesuai. Meskipun demikian, selaku penikmat film Indonesia saya menikmati bagian per bagian dalam Untuk Angeline diiringi dengan derai air mata yang keluar saat menonton film dengan alur maju mundur.

Untuk Angeline juga memberikan penobatan Untuk Angeline Award kepada tokoh yang peduli terhadap pola asuh pada anak. Penghargaan diberikan kepada Tri Risma harini (Walikota Surabaya) dan Ridwan Kamil (Walikota Bandung) mendapatkan penghargaan kategori Walikota Sahabat Anak, Abdullah Azwar Anas (Bupati Banyuwangi) mendapatkan penghargaan kategori Bupati Sahabat Anak, serta Deddy Mizwar (Aktor dan Wakil Gubernur Jawa Barat) dan Kak Seto (ketua KOMNAS ANAK) mendapatkan penghargaan sebagai Tokoh Sahabat Anak. “Koalisi Anak Madani (KAMI) yang didukung oleh Komnas Anak mendedikasikan ‘Untuk Angeline Award’ setiap tahun untuk film-film bertemakan anak dan keluarga selain para tokoh yang menjadi sahabat anak,” ujar Niken Septikasari yang juga menjabat sebagai pengurus KAMI.

dok. KOPI
dok. KOPI
====


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun