Mohon tunggu...
Saepul Alam
Saepul Alam Mohon Tunggu... Mahasiswa - International Geopolitics Specialist

Geopolitics, Democracy, Activism, Politics, Law, and Social Culture.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

10 Fakta Unik dan Menarik Negara Gambia

13 Januari 2025   09:46 Diperbarui: 13 Januari 2025   09:46 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Foto Keramahan Penduduk Gambia (Sumber: iStock/Salvador-Aznar))

(Foto Keramahan Penduduk Gambia (Sumber: iStock/Salvador-Aznar))
(Foto Keramahan Penduduk Gambia (Sumber: iStock/Salvador-Aznar))

Gambia dikenal sebagai "The Smiling Coast of Africa" karena keramahan penduduknya dan suasana yang hangat. Penduduk Gambia terkenal ramah terhadap wisatawan, sehingga negara ini sering menjadi tujuan favorit bagi para pelancong yang mencari pengalaman budaya yang autentik.

Selain itu, garis pantai Gambia yang membentang sekitar 80 kilometer di Samudra Atlantik menawarkan pantai-pantai berpasir putih yang indah, menjadikannya tempat yang sempurna untuk bersantai.

4. Keanekaragaman Budaya yang Kaya

(Foto Masyarakat Sedang Merayakan Festival Internasional Roots (Sumber: whatson-gambia.com))
(Foto Masyarakat Sedang Merayakan Festival Internasional Roots (Sumber: whatson-gambia.com))

Meskipun kecil, Gambia memiliki keanekaragaman budaya yang luar biasa. Negara ini adalah rumah bagi berbagai kelompok etnis, termasuk Mandinka, Fula, Wolof, Jola, dan Serahule.

Setiap kelompok etnis memiliki tradisi, musik, tarian, dan bahasa yang unik. Salah satu festival budaya yang paling terkenal adalah Festival Internasional Roots, yang merayakan warisan budaya Afrika dan mengundang diaspora Afrika untuk kembali ke akar mereka.

5. Warisan Perdagangan Budak

(Foto Pulau Kuntah Kinteh Jejak Perdagangan Budak (Sumber: iStock/mtcurado))
(Foto Pulau Kuntah Kinteh Jejak Perdagangan Budak (Sumber: iStock/mtcurado))

Sejarah Gambia sangat terkait dengan perdagangan budak trans-Atlantik. Selama abad ke-17 hingga ke-19, negara ini menjadi salah satu pusat utama perdagangan budak yang dikelola oleh penjajah Eropa, terutama Inggris dan Prancis.

Pulau Kunta Kinteh, yang sebelumnya dikenal sebagai Pulau James, adalah salah satu tempat bersejarah yang mencatat jejak perdagangan budak ini. Pulau ini telah diakui sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO dan sering dikunjungi oleh wisatawan yang ingin mempelajari sejarah kelam ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun