Djibouti memiliki iklim gurun yang panas, dengan suhu rata-rata tahunan sekitar 30C. Selama musim panas, suhu dapat mencapai lebih dari 45C, terutama di daerah pedalaman seperti Danau Assal. Kondisi ini menjadikan Djibouti salah satu negara dengan iklim terpanas di dunia.
Meskipun iklimnya ekstrem, masyarakat Djibouti telah beradaptasi dengan baik. Mereka menggunakan pakaian tradisional yang longgar untuk melindungi diri dari panas dan memanfaatkan struktur bangunan yang dirancang untuk tetap sejuk.
9. Bahasa dan Agama yang Harmonis
Djibouti memiliki dua bahasa resmi: Arab dan Prancis. Bahasa Arab mencerminkan hubungan negara ini dengan dunia Arab, sementara bahasa Prancis adalah warisan dari era kolonial. Selain itu, banyak penduduk Djibouti yang berbicara bahasa Somali atau Afar, yang merupakan bahasa asli etnis utama di negara ini.
Agama mayoritas di Djibouti adalah Islam, dengan sekitar 94% penduduknya beragama Islam Sunni. Islam memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat, mulai dari hukum hingga adat istiadat. Namun, negara ini dikenal toleran terhadap keberagaman agama.
10. Peran Penting dalam Perdagangan Regional
Djibouti merupakan pintu gerbang perdagangan bagi negara-negara tetangganya, terutama Etiopia, yang merupakan negara tanpa akses laut. Pelabuhan Djibouti menjadi jalur utama bagi ekspor dan impor Etiopia, termasuk produk-produk seperti kopi, gandum, dan minyak bumi.
Pemerintah Djibouti telah berinvestasi besar-besaran dalam infrastruktur pelabuhan dan jaringan rel kereta api untuk mendukung perdagangan regional. Rel kereta api Djibouti-Addis Ababa, misalnya, mempercepat pengangkutan barang antara kedua negara, meningkatkan efisiensi ekonomi kawasan.
Penutup