Populasi Burundi sebagian besar terdiri dari dua kelompok etnis utama, yaitu Hutu dan Tutsi, dengan minoritas kecil dari suku Twa. Hubungan antara kelompok-kelompok ini membentuk sejarah sosial dan politik negara.
Meskipun ada masa-masa konflik di masa lalu, upaya rekonsiliasi telah dilakukan untuk membangun perdamaian dan persatuan. Budaya tradisional Burundi, termasuk tarian, musik, dan cerita rakyat, mencerminkan harmoni antara kelompok-kelompok etnis ini.
4. Sistem Monarki Tradisional yang Panjang
Sebelum menjadi republik, Burundi adalah kerajaan dengan sistem monarki yang bertahan selama berabad-abad. Raja-raja Burundi, yang disebut sebagai Mwami, memainkan peran penting dalam mengatur kehidupan politik dan sosial.
Sistem monarki berakhir pada tahun 1966, ketika Burundi menjadi republik. Namun, pengaruh tradisi monarki masih terlihat dalam adat dan budaya masyarakatnya hingga saat ini.
5. Tari Drum Burundi yang Ikonik
Burundi terkenal dengan tari drum tradisionalnya, yang disebut sebagai Ingoma. Drum tidak hanya menjadi alat musik, tetapi juga simbol spiritual yang penting dalam budaya Burundi.
Pertunjukan drum biasanya dilakukan oleh sekelompok penabuh drum yang memadukan ritme dinamis dengan gerakan tari yang penuh energi. Tari drum ini sering digunakan dalam acara-acara resmi, upacara adat, dan festival budaya, serta telah diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO.