Mohon tunggu...
Saepul Alam
Saepul Alam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hidup hanya sekali, Jangan menua tanpa karya dan Inspirasi !!!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pemilu 2024: Waktunya Demokrasi Gagasan Bukan Demokrasi Pengkultusan!

4 Februari 2024   14:46 Diperbarui: 4 Februari 2024   14:48 554
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemilihan umum (Pemilu) 2024 semakin dekat. Ajang demokrasi ini menjadi momen penting bagi rakyat Indonesia untuk menentukan arah bangsa lima tahun ke depan. Di tengah hiruk pikuk kontestasi politik, penting untuk merefleksikan esensi demokrasi: yaitu pertarungan gagasan, bukan pertarungan personalitas.

Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan momen penting dalam kehidupan demokrasi sebuah negara. Di Indonesia, Pemilu 2024 menjadi ajang yang menarik, di mana rakyat memiliki kesempatan untuk memilih para pemimpinnya dan menentukan arah masa depan negara.

Namun, dalam menjalankan Pemilu 2024, penting bagi kita untuk memahami bahwa demokrasi sejati adalah tentang gagasan dan kepentingan rakyat, bukan sekadar pengkultusan terhadap individu atau partai politik tertentu. Demokrasi harus didasarkan pada prinsip-prinsip kebebasan, kesetaraan, dan keadilan.

Demokrasi gagasan berfokus pada adu ide dan solusi konkrit untuk mengatasi permasalahan bangsa. Para kandidat dan partai politik bersaing dengan menawarkan program-program yang realistis dan terukur untuk mencapai tujuan bersama.

Di sisi lain, demokrasi pengkultusan lebih menekankan pada figur pemimpin. Loyalitas dan dukungan massa terpusat pada personalitas kandidat, bukan pada gagasan dan platform yang ditawarkan. Hal ini dapat memicu politik identitas dan polarisasi, yang dapat memecah belah bangsa.

Salah satu aspek yang perlu ditekankan dalam Pemilu 2024 adalah gagasan. Rakyat harus diberikan kesempatan untuk memilih berdasarkan gagasan dan program kerja yang ditawarkan oleh calon-calon pemimpin. Pemilih harus mampu memahami visi dan misi setiap calon serta bagaimana mereka berencana untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh negara.

Selain itu, partisipasi aktif rakyat dalam proses politik juga sangat penting. Rakyat harus didorong untuk terlibat dalam diskusi, debat, dan pemantauan terkait Pemilu 2024. Partisipasi ini akan memperkuat demokrasi dan memastikan bahwa kepentingan rakyat menjadi fokus utama dalam pembuatan keputusan politik.

Dalam Pemilu 2024, transparansi dan akuntabilitas juga harus menjadi prioritas. Calon-calon pemimpin harus memiliki integritas yang tinggi dan siap bertanggung jawab atas janji-janji yang telah mereka sampaikan kepada rakyat. Proses Pemilu harus dilakukan secara adil dan jujur, dengan menjaga independensi dan netralitas penyelenggara Pemilu.

Pemilu 2024 juga harus menjadi momentum untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran politik masyarakat. Rakyat harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang proses Pemilu, hak-hak mereka sebagai pemilih, dan peran mereka dalam membentuk pemerintahan yang baik.

Demokrasi Indonesia masih terjebak dalam pusaran demokrasi pengkultusan. Figur pemimpin didewakan, dan kritik terhadap mereka dianggap sebagai bentuk permusuhan. Kampanye politik lebih sering mengedepankan citra dan emosi daripada gagasan dan solusi.

Dampak Demokrasi Pengkultusan

  • Demokrasi pengkultusan membawa dampak negatif bagi demokrasi Indonesia, antara lain:
  • Melemahkan rasionalitas dan objektivitas pemilih
  • Mendorong politik identitas dan polarisasi
  • Mempersempit ruang diskusi dan kritik
  • Menghambat akuntabilitas dan transparansi
  • Menjembatani Kesenjangan: Menuju Demokrasi Gagasan

Mewujudkan demokrasi gagasan di Indonesia membutuhkan upaya kolektif dari berbagai pihak, termasuk:

  • Edukasi politik bagi masyarakat: Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang esensi demokrasi dan pentingnya memilih berdasarkan gagasan, bukan personalitas.
  • Penguatan partai politik: Mendorong partai politik untuk fokus pada ideologi dan platform, serta melakukan kaderisasi yang berkualitas.
  • Peran media: Menyajikan informasi dan edukasi politik yang objektif dan seimbang, serta mendorong diskusi kritis tentang gagasan dan program para kandidat.
  • Pemanfaatan teknologi: Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses demokrasi melalui platform digital.

Dalam kesimpulannya, Pemilu 2024 bukanlah tentang pengkultusan terhadap individu atau partai politik tertentu. Melainkan, Pemilu 2024 merupakan waktunya demokrasi gagasan, di mana rakyat memiliki peran aktif dalam memilih pemimpin berdasarkan gagasan dan program kerja yang ditawarkan. Pemilu harus didasarkan pada prinsip-prinsip kebebasan, kesetaraan, dan keadilan. Dengan demikian, Pemilu 2024 akan menjadi tonggak penting dalam memperkuat demokrasi di Indonesia dan mewujudkan kehidupan politik yang lebih baik bagi semua warga negara.

Sekian artikel dengan judul "Pemilu 2024: Waktunya Demokrasi Gagasan, Bukan Demokrasi Pengkultusan". Semoga artikel ini memberikan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya demokrasi yang berlandaskan pada gagasan dan kepentingan rakyat.

Mari jadikan Pemilu 2024 sebagai momentum untuk membangun demokrasi yang lebih sehat dan matang, demi Indonesia yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun