PAI mapel yang membosankan?
PAI adalah singkatan dari Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari oleh siswa di sekolah di setiap jenjang pendidikan, mulai dari SD, SMP dan SMA.Â
Mata pelajaran PAI di sekolah ini lebih dikenal dengan istilah mata pelajaran PAIBP atau Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Mata pelajaran ini memuat beberapa elemen yang terkandung di dalamnya, seperti Al-Qur'an hadits, Aqidah Akhlak, Fiqih, dan Sejarah Kebudayaan Islam.
Mata pelajaran ini dianggap sebagai salah satu mata pelajaran yang membosankan. Hal  ini bisa dilihat berdasarkan pengalaman observasi penulis sendiri terhadap siswa yang mengikuti mata pelajaran PAI terlihat kurang memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru.Â
Mereka lebih sering berbicara dan bercanda dengan temannya ketika guru menyampaikan pembelajarannya, bahkan ada beberapa siswa yang tertidur di kelas.Â
Motivasi siswa yang kurang dalam mengikuti pembelajaran PAI di sekolah tersebut berimbas pada nilai yang diperoleh siswa jauh dari apa  yang diharapkan oleh guru maupun sekolah. Rata-rata perolehan nilai mereka pada penilaian sebelumnya berada di bawah nilai ketuntasan minimal.
Permasalahan-permasalahan yang terjadi di kelas tersebut, menarik minat penulis untuk membuat sebuah penelitian tindakan kelas tentang bagaimana upaya guru untuk meningkatkan motivasi dan prestasi siswa dalam mata pelajaran PAIBP di sekolah.
Pemanfaatan metode discovery learning
Metode discovery learning dimanfaatkan untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran PAIBP di sekolah. Metode ini lebih menekankan siswa untuk lebih aktif mencari dan menemukan solusi atas problematika yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Metode ini lebih menitikberatkan kepada siswa untuk bisa mengeksplor berbagai sumber belajar yang dimiliki agar dapat menjawab persoalan-persoalan yang muncul.
Penulis mencoba mempraktekkan metode ini pada materi melestarikan alam, menjaga kehidupan pada fase D di kelas VIII. Aktivitas siswa yang pertama adalah menyimak video tentang permasalahan kerusakan alam yang terjadi di Indonesia, terutama terkait dengan ulah manusia yang membuang sampah sembarangan serta faktor lain yang mempengaruhi kerusakan alam.
Siswa kemudian dibuat berkelompok yang terdiri dari 5-6 orang untuk berdiskusi tentang solusi yang tepat terhadap permasalahan kerusakan alam tersebut. Setelah selesai berdiskusi, semua kelompok diberikan waktu untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.Â
Belajar PAI Mengasyikkan
Hasil observasi yang dilakukan oleh penulis setelah mengamati dan menilai aktivitas siswa selama berdiskusi kelompok, mereka sangat antusias saling memberi masukan terhadap permasalahan kerusakan alam tersebut. Hampir tidak didapati siswa yang mengantuk ataupun bergurau selama pembelajaran berlangsung.Â
Nilai yang diperoleh setelah diadakan penilaian kognitif untuk materi melestarikan alam, menjaga kehidupan ini, baik pada siklus 1 maupun siklus II lebih dari 90% siswa mendapatkan nilai diatas kriteria ketuntasan minimal. Hasil perolehan nilai tersebut membuktikan bahwa pemanfaatan metode discovery learning pada materi melestarikan alam, menjaga kehidupan pada kelas VIII C di SMPN 1 Lelea pada tahun 2023 telah meningkatkan prestasi belajar siswa.
Dengan demikian, pembelajaran PAI itu pada dasarnya menyenangkan dan mengasyikkan. Kelemahannya bukan pada materi pelajarannya, tetapi lebih kepada  kreatifitas guru dalam melaksanakan pembelajaran agar dapat memotivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran PAI.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H