Mohon tunggu...
Saepudin Maulana
Saepudin Maulana Mohon Tunggu... Programmer - Mahasiswa

Jangan pernah menyerah, karena keberhasilan terbesar seringkali datang setelah kita mengalami kegagalan yang terbesar pula." - Anonymous

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cahaya di Antara Hujan

25 Agustus 2023   09:05 Diperbarui: 25 Agustus 2023   09:19 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sebuah kota kecil yang dikelilingi oleh pegunungan hijau, hiduplah dua jiwa yang berbeda namun saling terikat oleh takdir. Awan mendung sering kali menguasai langit, namun di balik setiap tetes hujan, tersembunyi kisah cinta yang menghangatkan.

Kisah ini dimulai dengan Maya, seorang perempuan muda yang tinggal di kota tersebut. Dia memiliki jiwa petualang yang tak terbendung. Maya adalah seorang fotografer berbakat yang selalu mencari momen indah dalam setiap sudut kota. Hujan bukanlah halangan bagi kreativitasnya, malah sebaliknya, dia menemukan keindahan dalam jejak-jejak air di jalan-jalan kota.

Di sisi lain, ada Ethan, seorang pria yang bekerja di perpustakaan kota. Diam-diam, dia adalah seorang penulis yang tenggelam dalam kata-kata dan dunianya sendiri. Hujan baginya adalah waktu untuk merenung dan mengeja kata-kata yang tak pernah bisa dia ungkapkan dengan lisan.

Suatu hari, Maya bertemu Ethan secara tak sengaja di perpustakaan. Mata mereka bertemu dalam keheningan, seolah ada bahasa yang lebih dalam dari kata-kata yang mereka pahami. Saat itu, hujan turun dengan lembut di luar jendela perpustakaan, menciptakan suasana yang ajaib.

Maya tertarik pada kedalaman mata Ethan, sementara Ethan merasa ada kehangatan yang dia rasakan dari senyuman Maya. Mereka mulai berbicara, mengenal satu sama lain dengan cerita-cerita pendek tentang kehidupan mereka. Maya menceritakan pengalaman fotografinya yang penuh warna, sedangkan Ethan mengungkapkan dunia imajinasinya yang luas melalui tulisannya.

Bertemu di perpustakaan menjadi rutinitas tak terucapkan bagi keduanya. Hujan turun, mereka bertemu, berbicara, dan dengan setiap pertemuan, perasaan di antara mereka tumbuh seperti bunga yang sedang mekar di tengah hujan. Maya mulai melihat keindahan hujan dengan mata baru, karena sekarang hujan tak lagi hanya tentang jejak air, tetapi juga tentang pertemuan dengan Ethan.

Namun, seperti kisah cinta pada umumnya, rintangan tak terhindarkan. Maya mendapatkan tawaran pekerjaan di kota lain yang akan mengharuskannya pergi jauh. Ethan, sementara itu, menghadapi ketakutan dalam mengungkapkan perasaannya yang dalam pada Maya. Dalam satu malam hujan yang lebat, mereka berdua menghadapi kebenaran yang sulit: perasaan yang mereka simpan begitu lama.

Di bawah payung yang melindungi dari guyuran hujan, Maya dan Ethan mengakui perasaan mereka. Hujan mengguyur di sekeliling mereka, seolah-olah alam juga merayakan kebahagiaan mereka. Meskipun jarak akan memisahkan mereka, Maya dan Ethan berjanji untuk tetap menjaga cinta mereka, seperti cahaya yang selalu bersinar di antara setiap tetes hujan.

Kisah ini mengajarkan kita bahwa cinta bisa tumbuh di tengah hujan yang tak pernah berhenti. Meskipun rintangan datang, cinta sejati akan selalu menemukan jalan, seperti cahaya yang menembus awan mendung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun