Mohon tunggu...
Saep Lukman
Saep Lukman Mohon Tunggu... -

Orang biasa2 saja, penikmat kopi penggemar wayang tinggal di kampung jauh di ujung CIANJUR selatan Jabar

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi Pagi Para Penikmat Kopi

22 April 2013   06:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:49 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ada kopi ada kami

Dalam segelas kopi, aku bertanya

Berapa buruh dan petani yang terlibat

Adakah keringat para perempuaan dengan urat kasar ditangannya

Termasuk ucap sang presiden yang plin plan tentang pupuk tak terjngkau

Aku jadi lupa, kopi pahit semakin pahit

Terhalang oleh manisnya  kebijakan tolol penguasa gentong babi

Yang menumpuk harta dari kopi, bawang , sembako bahkan daging sapi

Aku terdiam, kopi tak bergula makin dingin

Sedingin pagi diujung senggigi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun