Mohon tunggu...
Saeful Ramdani
Saeful Ramdani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Jangan lupa tidur

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kisah Dibalik Seramnya Cadas Pangeran

12 Desember 2023   13:38 Diperbarui: 12 Desember 2023   13:47 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cadas Pangeran merupakan jalan yang dibangun pada tahun 1808 pada masa Gubernur Jenderal Herman Willem berkuasa. Daendels diangkat menjadi Gubernur Jenderal Hindia Belanda oleh Louis Napoleon Bonaparte yang tidak lain adik dari Kaisar Perancis, Napoleon Bonaparte pada 1808, seperti dilansir dari Jalan Raya Pos, Jalan Daendels (Pramoedya Ananta Toer, 2006).

Tugas penting Daendels kala itu adalah mempertahankan tanah Jawa terutama Batavia sebagai ibu kota kerajaan Belanda di Asia. Salah satu yang dilakukannya yaitu membangun akses jalan penghubung di Pulau Jawa, yaitu dari Anyer sampai Panarukan, dari barat sampai ke timur. Pada masa pembangunan Cadas Pangeran, Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels memerintahkan warga Sumedang, dari Garut, Tasikmalaya, Subang dan Indramayu.

Namun karena para warga yang membangun jalan tersebut diperlakukan seperti kerja rodi atau kerja paksa, sehingga banyak korban pekerja yang tewas karena kelaparan dan juga penyakit. Dalam bukunya, Pramoedya Ananta Toer menyebut, pembuatan jalan tersebut telah memakan jumlah korban sebanyak 5.000 orang. Namun isu kerja paksa jalan Cadas Pangeran akhirnya sampai pada telinga Pangeran Kornel, , hal tersebut membuat Pangeran kornel pergi untuk mendatangi kawasan tersebut dan bertemu dengan Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels.

Saat pertemuan inilah terjadi peristiwa unik yang disebut, aksi heroik Pangeran Kornel, hingga momennya diabadikan menjadi monumen yang sekarang disimpan di pintu masuk Jalan Cadas Pangeran (dari arah Bandung, menuju Sumedang). Pangeran Kornel malah menerima jabatan tangan itu dengan tangan kiri, sedangkan tangan kanannya hendak menghunus keris di pinggang bagian kanan. Ini yang membuat bangga, karena Pangeran Kornel tidak gentar meskipun yang dihadapinya saat itu merupakan Jenderal Belanda yang dikenal bengis.

Jalan Cadas Pangeran (sumber: pribadi)
Jalan Cadas Pangeran (sumber: pribadi)

Cadas Pangeran saat ini merupakan jalan nasional yang menghubungkan poros Bandung, Sumedang, Majalengka, Cirebon. Pengendara yang melintasi jalan Cadas Pangeran akan disuguhkan dengan pemandangan alam yang asri, namun jalan Cadas Pangeran dipandang berbahaya oleh pengendara karena memiliki tikungan berkelok tajam dan ada tanjakan serta turunan yang cukup curam.

Salah satu sisi jalan Cadas Pangeran (sumber: pribadi)
Salah satu sisi jalan Cadas Pangeran (sumber: pribadi)

Tidak hanya itu, salah satu sisi jalannya langsung menuju jurang yang sangat tinggi dengan hamparan hutan yang lebat. Sementara di sisi lainnya, berdiri tebing cadas yang ditumbuhi banyak pepohonan rindang. Ketika malam tiba, jalan tersebut terbilang sepi, karena sangat sedikit pemukiman warga di sepanjang jalan Cadas Pangeran ini. Hal - hal mistis yang beredar membuat kesan seram dari jalan Cadas Pangeran ini menjadi lebih terasa.

Banyak kisah kisah mistis atau mitos yang beredar di masyarakat sekitar, seperti batu nisan tanpa nama, tiga siluman dalam trisula, ular raksasa, air keramat, tempat pembuangan mayat, dan masih banyak cerita mistis lainnya.

Ilustrasi siluman ular (sumber: Ayoindonesia.com)
Ilustrasi siluman ular (sumber: Ayoindonesia.com)

Cerita mistis Cadas Pangeran yang paling sering di dengar oleh warga adalah penampakan ular raksasa. Sosok ular ini muncul di dasar jurang Cadas Pangeran. Konon, ular raksasa ini merupakan siluman penjaga pusaka trisula yang dijadikan sebagai penyangga jalan Cadas Pangeran. Trisula itu disusupi tiga siluman, yaitu siluman ular, kera, dan harimau. Jika ada orang yang angkuh, sombong dan tidak mempercayai keberadaan mereka, maka orang itu akan didatangi oleh makhluk tak kasat mata tersebut.

Di sekitar Cadas Pangeran terdapat batu nisan atau makom yang dipercaya sebagai patilasan Pangeran Kornel atau Pangeran Kusumadinata IX. Patilasan Pangeran Kornel tersebut dijadikan makam keramat oleh warga sekitar. Bahkan makam keramat itu sering di datangi oleh masyarakat di luar daerah cadas pangeran dengan tujuan untuk melihat makam keramat tersebut secara langsung.

Bu Asih merupakan salah satu warga yang berjualan di pinggir jalan Cadas Pangeran, menurutnya jalan Cadas Pangeran ini memang terkenal dengan hal hal mistis. Banyak sekali kejadian kejadian yang tak masuk diakal. Bu asih juga mengatakan bahwa dulu kawasan Cadas Pangeran merupakan tempat pembuangan mayat dalam kasus pembunuhan, mayat tersebut dibuang di jurang. Oleh karena itu wajar jika jalan Cadas Pangeran memiliki suasana yang seram, terutama pada saat malam hari.

"Sekitar setahun yang lalu ada sebuah mayat yang digantung di sebuah pohon dipinggir jalan. Kasus tersebut terlihat seperti bunuh diri, namun mayat tersebut adalah korban pembunuhan lalu mayatnya digantung di pohon pinggir jalan," ucap bu Asih. Jadi dari dulu Cadas Pangeran terkenal dengan tempat pembuangan mayat, bahkan setahun yang lalu pun masih terjadi peristiwa tersebut.

Bu Asih menambahkan bahwa dirinya mendengar tentang tukang ojek yang pernah mengalami kejadian mistis. Tukang ojek pangkalan tersebut sedang membawa seorang penumpang wanita di malam hari, tetapi pada saat di tengah perjalanan penumpang tersebut tiba- tiba menghilang.

Namun, bu Asih sendiri tidak pernah mengalami kejadian mistis. "Saya sendiri belum pernah mengalaminya secara langsung, karena saya di warung hanya sampai sore terus pulang. Kalo suami saya pernah mengalaminya karena di warung sampai malam. Ketika di rumah suami saya sering menceritakan kejadian mistis tersebut", ucapnya.

"Kalo saya sering, seperti mendengar suara-suara aneh, melihat penampakan, bahkan melihat siluman ular yang menjadi mitos Cadas Pangeran. Bapak mah udah biasa lihat yang begituan jadi sudah ga takut lagi," ucap Pak Tata suami dari ibu Asih.

Jadi warung yang dikelola oleh pak Tata dan ibu Asih buka sampai larut malam, tapi ibu asih hanya sampai sore hari kemudian dijaga oleh pak Tata sampai larut malam. Pak Tata juga sering menjadi "penanyaan" bagi orang yang ingin ziarah ke patilasan atau makom Pangeran Kornel. Jadi orang yang ingin mengunjungi makom akan diantar oleh pak Tata. Penanyaan lebih dikenal dengan kuncen atau juru kunci.

Saat ini pak Tata merupakan salah satu kuncen atau sesepuh di kampung Cijeruk. Namun menurutnya kuncen di daerah Cadas Pangeran saat ini memiliki reputasi kurang baik, akibat dari kasus Yana yang hilang secara misterius di Cadas Pangeran.
Pak Tata berkata "Gara-gara kasus Yana yang dulu pernah viral, kini nama baik kuncen di daerah ini menjadi tercoreng".

Dulu ada kasus seseorang menghilang secara misterius di daeran Cadas Pangeran, jadi para kuncen di daerah itu ikut membantu mencarinya namun tidak kunjung ketemu. Pada akhirnya kasus itu terbongkar bahwa Yana yang hilang ditemukan di daerah Cirebon, dan kasus hilangnya itu merupakan akal-akalannya dengan melakukan prank kepada publik. Hal itu yang membuat reputasi kuncen tercoreng.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun