satu hari ia menunggu, satu minggu ia menanti, satu bulan ia mengorban waktu. Ia menyerah untuk berdiri di ujung penantiannya, karena surat untuk Tuhan itu tak kunjung terbalas
Anak manis itu tercarut marut dalam pusaran topan, papa dan mamanya sekarang bubar ranjang. Anak manis itu menangis, ia menyesal telah mencurah duka pada Tuhan yang ternyata menunginginya. Ia menyesal telah membuang uang untuk balon dan perangko yang terbuang sia-sia di langit.
Anak manis malang itu dengan gusar menghanguskan nama Tuhan dari hatinya.