Mohon tunggu...
Saeful Ihsan
Saeful Ihsan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Sarjana Pendidikan Islam, Magister Pendidikan

Seseorang yang hobi membaca dan menulis resensi buku.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Mengapa Harus Usung Tema Perubahan? Mas Anies!

28 Desember 2023   05:37 Diperbarui: 28 Desember 2023   05:51 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Instagram @aniesbaswedan

Capres nomor urut 1 Anies Baswedan harus ditanya secara serius. Untuk apa anda mengusung tema perubahan?

Anda serius dengan tema perubahan? Bukannya semuanya serba berubah sekarang? Apa yang anda mau ubah? Mas Anies!

Semuanya sudah berubah. Orang-orang yang dulunya keras mengkritik Presiden kini bergabung di kubu Presiden, lewat pasangan calon Presiden nomor urut 2, Prabowo-Gibran.

Di sana ada Fahri Hamzah, Fadli Zon, SBY, Yusril, bahkan Capresnya sendiri, Prabowo Subianto, dulunya adalah lawan politik di Pilpres sekaligus oposisi Jokowi di periode pertama.

Tidak hanya itu, orang-orang yang dulunya paling loyal memuji Presiden, kini paling keras mengkritik Presiden. Adian Napitupulu, Denny Siregar, Hasto Kristiyanto, sampai Megawati Soekarnoputri dan PDIP-nya.

Namun mengherankan, kerasnya hantaman PDIP ke Jokowi kini tidak sampai pada pemecatan Jokowi sebagai anggota partai. Ini bukan lagi memunggungi partai, tetapi sudah mencoreng wajah partai yang konsisten memperjuangkan nasib wong cilik.

Serta yang terpenting, Mas Anies! Jokowi juga kini telah berubah, dulunya berkomitmen tidak akan melibatkan anaknya dalam urusan politik, kini seolah memerintahkan kedua anaknya untuk ambil bagian dalam dunia itu.

Gibran dan Kaesang dulunya sangat fokus pada dunia bisnis dan ingin melepaskan diri dari kebesaran bapaknya. Kini harus meninggalkan passion, dan harus memaksakan diri menyesuaikan pada passion yang baru.

Singkatnya, semua sudah berubah. Jadi, apa yang akan anda ubah? Mas Anies! 

Sorry ye! Sorry ye!

Tetapi Mas Anies betul jika yang akan diubah adalah keadaan rakyat yang ketakutan kalau-kalau keceplosan di kemudian hari. Olehnya harus berlindung di balik kata wakanda dan konoha.

Orang-orang terpaksa harus menyebut negeri Wakanda dan negeri Konoha untuk tidak menyebut Indonesia dalam mengajukan kritik. Karena jangan sampai pemimpin Indonesia tersinggung dan pengkritik dijerat pakai Undangan-undang ITE.

Ketua BEM UI, mahasiswa lainnya, harus mendapatkan intimidasi saat mengkritik.

Untungnya orang seperti Rocky Gerung pintar menghindar dari delik. Gara-gara mengkritik, dirinya dilaporkan ke Bareskrim berkali-kali hingga diktat laporan menumpuk. 

Laporan dari PDIP konon telah dicabut karena Jokowi tidak lagi di pihak mereka. Bukan karena menyadari secara intelektual bahwa laporan tersebut keliru.

Anies juga betul jika yang ingin diubah adalah arogansi kekuasaan yang tidak mau mendengar suara rakyat. Omnibus Law Cipta Kerja disahkan dengan tutup telinga. Proyek di Rempang tetap dilanjutkan meskipun rakyat menolak, dan lain sebagainya.

Juga anda betul Mas Anies! Jika mental kekuasaan yang cenderung berupaya menjegal lawan politiknya diubah. Contohnya Mas Anies sendiri yang merasakan upaya pembatalan mendaftarkan diri sebagai Capres.

Mas Anies berupaya diusut soal Formula E, KPK digunakan untuk mengkasuskan Anies walaupun bukti-bukti sama sekali tak mendukung. Sampai pada drama penggantian rumput JIS yang melibatkan menteri.

Paling penting mengubah mental kekuasaan yang menaruh kolega pada jabatan-jabatan strategis. Mulai anak, menantu, ipar, besan, hingga paman.

Untuk yang terakhir ini, sebagian orang bahkan ikut-ikutan memuliakan seseorang karena dia anaknya pemegang kekuasaan, bukan karena dia anak yang punya pikiran dan karakter orisinal.

Demikianlah, Mas Anies harus punya alasan yang kuat untuk mengusung tema perubahan. Karena kalau tidak, perubahan hanya sebatas slogan.

Sebab orang-orang kini sudah berubah. Perubahan harus menawarkan yang lebih baik.***

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun