Waktu-waktu membaca Al-Qur'an pun bisa kita jadwalkan sesuai dengan kemampuan kita. Jika bisa sekali duduk menyelesaikan 1 juz, maka perlu menjadwalkan barang sejam sehari. Misalnya pada waktu sehabis salat subuh hingga menunggu bersiap memulai aktivitas harian.
Jika berat dilakukan sekali duduk, membaca Al-Qur'an bisa dilakukan dengan cara menyicil. Biasanya dalam 1 juz Al-Qur'an terdiri dari 9 lembar. Maka membaca Al-Qur'an bisa dibagi dalam tiga waktu, misalnya 3 lembar sehabis salat subuh, 3 lembar sehabis salat asar hingga menunggu waktu berbuka, dan 3 lembar diselesaikan setelah salat tarawih.
Bagi yang berada di level expert, membaca Al-Qur'an bisa meningkat menjadi menghapal Al-Qur'an, sehari hapal 1 juz, begitu ramadan berlalu ia menjadi penghapal Al-Qur'an.
2. Menyelesaikan Membaca Buku atau Novel Favorit
Di samping membaca Al-Qur'an, membaca buku juga bisa mendatangkan pahala. Apalagi perintah membaca, iqra', sebagaimana tercantum di dalam Q.S. Al-'Alaq ayat 1 - 5, tidak menyebutkan secara spesifik bahwa yang dibaca mesti ayat-ayat Al-Qur'an.
Bisa juga iqra' itu bermakna membaca gejala-gejala alam melalui ilmu alam (sains), atau membaca gejala-gejala sosial lewat ilmu-ilmu sosial (humaniora).Â
Cara membaca gejala-gejala itu tentu melalui suatu penelitian. Nah, kini hasil-hasil penelitian itu sudah dicatat di dalam pelbagai buku, maka kita bisa mengetahui ilmu alam dan ilmu sosial (serta pelbagai ragam dan bentuknya) melalui buku-buku itu.
Novel atau cerpen atau bacaan fiksi lainnya juga merupakan bacaan yang bermanfaat. Sebab seringkali fiksi juga adalah ungkapan kehidupan dalam bentuk yang imajinatif. Bisa memicu timbulnya kesadaran dan empati serta dapat mengubah cara berpikir, terlebih lagi bacaan yang bernilai sastra.
Sebagaimana dalam mengkhatamkan Al-Qur'an, menyelesaikan satu buku bacaan juga perlu mengatur waktu. Bisa dijadwalkan layaknya waktu-waktu membaca Al-Qur'an dengan dibagi berapa halaman perharinya, sampai mencukupi jumlah halaman seluruhnya.
3. Menulis Buku
Ramadan sebulan penuh juga bisa dimanfaatkan untuk menulis buku. Selain karena ketajaman pikiran akibat berpuasa, target-target penulisan juga lebih bisa ditentukan.