Di dalam kajian-kajian filsafat, ada yang disebut dengan kajian epistemologi, yakni tentang bagaimana cara memperoleh pengetahuan. Ada tiga pintu untuk meraih pengetahuan, selanjutnya disebut juga sebagai alat epistemologi, yang melekat pada diri manusia.
Pertama, panca indra. Masing-masing indra kita yakni mata, telinga, hidung, lidah, dan kulit, memiliki wilayahnya sendiri-sendiri dalam mengetahui, yakni sesuai dengan fungsi alat indranya masing-masing. Antara satu dan lainnya tidak dapat saling dipertukarkan.
Kedua, akal. Akal dapat mengimajinasikan segala sesuatu yang pernah disaksikan oleh panca indra kita. Jika pengetahuan indra berhubungan dengan kesekarangan, pengetahuan akal atau rasio dapat menjangkau yang lalu, sekarang, dan akan datang. Tentu dengan kemampuannya menghubungkan, menceraikan, maupun menggabungkan objek-objek yang ada.
Ketiga, hati atau kalbu. Jenis pengetahuan hati bukanlah penalaran atau penarikan kesimpulan secara silogisme, melainkan rasa yang ada pada setiap orang. Pengetahuan ini bukan dari usaha berpikir, melainkan ini adalah pengetahuan yang hadir. Pada tahap terendah, pengetahuan itu berupa ide, inspirasi, ilham, ... pada tahap yang paling tinggi pengetahuan qalbu adalah wahyu, dan itu hanya dikhususkan untuk para nabi.
Nah, puasa dapat meningkatkan ketajaman alat-alat pengetahuan kita itu, sebab kita telah berhasil mengekang hawa nafsu yang kadang melalaikan diri dari usaha-usaha untuk memperoleh ilmu pengetahuan.
5. Ramadhan Bulan Solidaritas
Menahan lapar dan dahaga di siang hari melatih kita untuk senantiasa merasakan penderitaan yang dialami oleh fakir miskin. Oleh sebab itulah di dalam bulan ramadhan diwajibkan mengeluarkan zakat fitrah. Mari kita lihat pada Q.S. At-Taubah (9) ayat 103:
"Ambillah zakat dari harta mereka guna membersihkan dan menyucikan mereka dan berdoalah untuk mereka ...."
Ayat itu dalam memerintahkan berzakat, menggunakan kata ambillah, baik secara halus maupun secara paksa, yang bermakna zakat wajib dilaksanakan, demi menolong saudara-saudara muslim yang tidak mampu, dan membersihkan jiwa yang berzakat.
Lihatlah ragam hukuman bagi orang yang melanggar perintah Allah dengan pelanggaran berat, tidak jarang ganjarannya adalah memberi makan fakir miskin dan memerdekakan budak.
Juga Q.S. Al-Ma'un (107) ayat 1 - 3 menegaskan bahwa orang yang mendustakan agama adalah mereka yang menghardik anak yatim dan enggan memberi makan fakir miskin.
6. Ramadhan Bulan Tadabbur Al-Qur'an