Sesungguhnya yang diperlukan adalah sikap pemerintah, ketimbang mengambil sikap frontal seperti Presiden Soekarno yang sudah didahului menyiapkan alternatif, sikap politik Presiden Jokowi mesti lebih mempertimbangkan banyak hal. Jika tahu penolakan terhadap timnas Israel U-20 dapat mendatangkan petaka bagi masa depan olahraga khususnya sepakbola tanah air, maka yang harus dilakukan adalah menjernihkan kebijakan mengenai konflik Israel-Palestina.
Caranya dengan memisahkan antara sikap mendukung kemerdekaan Palestina dengan sikap menerima aturan main dari FIFA. Sembari pemerintah Indonesia aktif menyuarakan kemerdekaan Palestina, mesti juga menyelamatkan masa depan anak-anak muda potensial di bidang olahraga sepakbola ini.
Ini bisa saja dianggap sebagai tindakan bermain dua kaki. Tetapi kemungkinan langkah inilah yang lebih solutif. Indonesia bisa terhindar dari sanksi FIFA, juga masih bisa pro-aktif dalam menyuarakan kemerdekaan Palestina.