Mohon tunggu...
Saeful Ihsan
Saeful Ihsan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Sarjana Pendidikan Islam, Magister Pendidikan

Seseorang yang hobi membaca dan menulis resensi buku.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Sejarah Dunia yang Disembunyikan (1): Yang Rahasia, dan Ajakan untuk Mengimajinasikan Sejarah

15 Maret 2023   14:27 Diperbarui: 15 Maret 2023   14:34 1186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : dokpri 

Kecuali ada beberapa kutipan dari kitab suci--khususnya milik Kristiani--dan beberapa yang dianggap bagian dari ajaran terdahulu yang ada dokumennya, semisal bagian dari kitab Henokh. Lagipula buku ini, demikian penulisnya, meminta kita para pembaca untuk mendekatinya dengan cara baru, yakni "memandangnya sebagai latihan berimajinasi". Jonathan ingin mengajak kita merasakan bagaimana seriusnya memperhatikan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang kita yakini semenjak kecil.

Dengan kata lain, membaca buku ini bukan untuk meyakini, tetapi lebih kepada layaknya upaya mendengarkan orang berkisah dengan penuh khidmat, tentang dunia yang katakanlah kita anggap sebagai dongeng, namun ini serius. Kita akan disuguhkan bukti-bukti peninggalan sejarah, umumnya berupa foto-foto yang memuat gambar-gambar ganjil, dari pahatan-pahatan pada dinding goa, pada situs-situs sejarah, juga pada naskah-naskah kuno.

Apakah lukisan-lukisan itu murni imajinasi; tahayul? Jonathan seolah menampilkan manusia-manusia terdahulu sulit membedakan alam yang kasat mata dan yang tidak. Maka dari itu, jika yang dilukis adalah manusia, bentuknya indah meski setengah siluman. Namun jika yang dilukis adalah tetumbuhan, selalu saja ada yang cacat, misalnya ranting dan pohonnya tak bersambung, atau tersambung ke dahan lain secara tidak sempurna.

Inilah yang saya bayangkan bagaimana manusia-manusia itu dalam memandang alam ini bagai mengalami hipnagogis; alam ambang. Mereka sulit membedakan mana makhluk kasat mata dan mana makhluk materi. Kesaksian mereka itu diabadikan di dinding-dinding goa, di relief, Piramida, dan bahkan di naskah-naskah kuno. Kita yang hidup di masa ini menganggap itu semua adalah mitos, tahayul, dan mengandung kemusyrikan. Kita tidak akan pernah menjumpai makhluk-makhluk seperti itu di alam nyata.

Namun percayakah kita kalau ternyata lukisan-lukisan aneh itulah yang membangun dunia (menurut versi kearifan kuno)? Bukan hanya terhadap evolusi peradaban manusia, tetapi juga akar pengembangan ilmu pengetahuan (sains) bermula dari sana.

Misalnya pandangan heliosentrisme (matahari pusat tata surya) yang diproklamirkan oleh Copernicus dan dikukuhkan oleh Galileo Galilei, sebagai lawan dari paradigma geosentrisme (bumi pusat tata surya) yang dianut--termasuk--oleh Gereja saat itu. Copernicus bukannya mendapat sendiri ide itu, ia mendapat inspirasi itu justru dari tradisi Mesir kuno. Bahwa matahari pusat kehidupan gambarannya sudah ada pada dinding-dinding Piramida, sejak zaman pra-Copernicus.

Maka bisa dipahami, mungkin saja ketika Galileo Galilei dihukum mati oleh Gereja lantaran bersikeras dengan heliosentrismenya itu, bukanlah murni penentangan secara paradigmatik, tetapi juga karena adanya indikasi kepercayaan terhadap mitologi Mesir kuno, itu dipandang sebagai kemusyrikan, upaya bersekutu dengan kekuatan jahat.

Bukan hanya itu, peninggalan kuno juga mengisyaratkan teori evolusi Darwinian tidaklah berdiri sendiri sebagai sebuah penemuan baru dalam sains. Terkait hal ini, mari kita renungkan gambaran evolusi manusia oleh Richard Dawkins di bukunya "The Magic of Reality", bahwa jika jenis manusia difoto pada setiap fasenya, niscaya nenek moyang manusia pada lima ratus juta tahun lalu adalah ikan purba.

Lalu, mari kita lihat legenda Dewa Oannes di Mesir kuno, yaitu dewa yang bentuknya manusia berkepala ikan. Mungkin kita agak terbantu membayangkannya dengan adanya film tentang Mermaid (manusia duyung). Tidakkah kita melihat adanya keterhubungan ide di sini? Bahwa manusia dihubungkan dengan ikan pada zaman-zaman awal--yang tampaknya sekadar cocoklogi saja. Berhubung menurut temuan Jonathan, Darwin adalah salah satu anggota inisiasi perkumpulan rahasia, dan dia juga ikut dalam ritual-ritual kuno itu, serta pengetahuannya dibentuk oleh kearifan kuno.

Juga kearifan kuno mengajarkan pergerakan kehidupan manusia di bumi selalu ada kaitannya dengan pergerakan benda-benda langit. Sebagaimana juga sains dan agama mengakui sebagian dari itu. Hanya saja kearifan kuno dipenuhi narasi mitos.

Misalnya manusia memiliki energi bersumber dari matahari. Energi itu dipancarkan dan disimpan di dalam tumbuhan, hingga manusia memakannya. Tumbuh-tumbuhan juga adalah bahan baku obat-obatan, yang kesaktiannya terbukti bisa menyembuhkan pelbagai macam penyakit. Bisa juga melalui perantaraan hewan, yang memakan tumbuhan itu, kemudian hewan itu dimakan oleh manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun