Sejarah FIFAe World Cup, sebelumnya dikenal sebagai FIFA Interactive World Cup (FIWC) adalah kompetisi eSports resmi, yang diselenggarakan oleh FIFA bersama EA Sports sejak 2004. Turnamen ini awalnya dimainkan di game simulasi sepak bola FIFA, tetapi kini mencakup berbagai platform termasuk eFootball dan Football Manager, untuk merangkul lebih banyak pemain dan penggemar.
Turnamen Awal dan Evolusi
1. 2004 - Lahirnya FIFA Interactive World Cup (FIWC)
  Turnamen ini pertama kali diadakan dengan partisipasi pemain dari seluruh dunia melalui kualifikasi daring. Final perdana berlangsung di Zurich, Swiss. Fokus awalnya adalah kompetisi individu di gim FIFA, yang pada saat itu populer di PlayStation dan Xbox.
2. 2005 - 2010 - Perluasan GlobalÂ
Dengan dukungan dari FIFA dan EA Sports, FIWC berkembang ke kota-kota besar seperti Amsterdam, Barcelona, dan Berlin. Pada masa ini, pemain dari berbagai benua mulai mendominasi, seperti Bruce Grannec dari Prancis dan Alfonso Ramos dari Spanyol.
3. 2011 - 2019 Â Peningkatan Status dan KompetisiÂ
 - Turnamen semakin kompetitif, dengan final diadakan di lokasi ikonik seperti Rio de Janeiro dan New York.Â
 - Pemain seperti Spencer Ealing (Inggris) dan Mosaad Al-Dossary (Arab Saudi) menjadi bintang terkenal di komunitas esports.Â
 - FIWC diubah namanya menjadi FIFAe World Cup pada 2018 untuk mencerminkan peningkatan status sebagai ajang eSport kelas dunia
Informasi terbaru pada tahun 2024, FIFAe World Cup 2024 mencakup berbagai kategori eFootball yaitu console untuk PC dan PlayStation serta mobile untuk HP. Dari 18 negara yang ikut kejuaraan FIFAe World Cup 2024 console.
Piala Dunia Gim Elektronik kategori konsol yang digelar di SEF Arena Riyadh, Arab Saudi. pada 9-12 Desember 2024. Indonesia berhasil mencetak sejarah dengan menjadi juara di FIFAe World Cup 2024 , khususnya dalam kategori Football Manager. Ajang ini berkompetisi di Liverpool, Inggris, dan diikuti oleh berbagai negara. Tim Indonesia yang diwakili oleh Ichsan Taufiq sebagai manajer dan Budi Muhamad Manar Hidayat sebagai asisten, tampil gemilang sepanjang turnamen.
 Di laga final melawan Jerman, Indonesia menang di dua pertandingan leg dengan skor masing-masing 3-0 dan 5-2, agregat menghasilkan 8-2.Indonesia tampil dengan formasi 4-2-3-1 menggunakan tim virtual Sporting Lisbon, strategi menyerang yang agresif serta taktik pengelolaan lawan yang cermat. Focus mereka pada pengawalan yang berpotensi membahayakan sangat efektif, Ichsan Taufik dan Budi Muhammad menggunakan "opposite instruction" untuk mengantisipasi setiap ancaman menjadi kunci kemenangan mereka. Hadiah yang didapatkan dari kejuaraan ini adalah $20.000 dolar bila di ubah ke mata uang Indonesia sekitar Rp319 juta, serta sebuah trofi bergengsi. Kemenangan inilah yang menjadikan Indonesia sebagai negara dengan performa terbaik di antara 18 negara peserta dalam kategori konsol, yang terdiri dari 54 pemain yang bersaing secara tim dalam format 2v2.
 Kemenangan yang telah di raih ini tidak lepas dari seorang atlet yang berbakat Rizky Faidan, Elga Cahya Putra, dan Akbar Paudie. Rizky Faidan, yang dikenal sebagai "Wonderkid" eFootball Indonesia Prestasi ini menunjukkan kemajuan signifikan dalam dunia eSports Indonesia, terutama di platform simulasi manajemen sepak bola . Turnamen ini juga menjadi bukti evolusi eSports sebagai arena kompetisi global yang menyatukan penggemar olahraga tradisional dan digital. Semoga kemenangan ini menjadi sebuah awal bagi Indonesia dalam menciptakan dan meraih prestasi untuk masa depan yang akan datang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H