Bersikukuhnya Muhaimin Iskandar agar dipilih sebagai Cawapresnya Jokowi sepintas mengesankan orang yang tebal muka. Sementara parpol pendukung baru sebatas kasak-kusuk menginginkan ketua umum atau kadernya bisa masuk bursa Cawapres, Cak Imin malah sudah mendeklarasikan dirinya sepaket dengan Joko Widodo. Posko Join dan  C1nta yang didirikan para relawan adalah bukti keseriusannya untuk dipasangkan dengan sang Petahana. Yang lain masih malu-malu tapi mau, sebaliknya Cak Imin mau-mau tak malu-malu.
Bahkan untuk membuktikan kesungguhannya tersebut, Ketua Umum PKB ini menolak mentah-mentah ketika para pendukungnya ada yang memasangkan dia dengan Gatot Nurmantyo. Cinta tak bisa ke lain hati selain kepada Jokowi. Begitulah kira-kira pesan tersirat yang hendak disampaikan Cak Imin pada Joko Widodo. Isyarat patah hati pun telah diungkapkan seandainya berakhir dengan cinta bertepuk sebelah tangan. "Patah hati, masuk kamar, kunci, tidur," katanya.
Serentaknya pileg dan pilpres 2019 yang dilaksanakan dalam waktu bersamaan tentunya berbeda situasi berikut kondisinya dengan pileg dan pilpres 2014 yang hanya bersamaan tahunnya tetapi waktu pelaksanaannya berbeda. Pada agenda 2014, menyelesaikan dulu pilegnya lalu hasil pileg tersebut dijadikan pijakan mengusung Capres-Cawapres  saat Pilpresnya. Perbedaan Pemilu 2014 dengan 2019 dipahami betul oleh para petinggi partai, tak terkecuali oleh sang Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar.
Di 2014, demi mendongkrak perolehan suara PKB, Cak Imin pun menggandeng Rhoma Irama. Ketika itu, bak gayung bersambut 'Satria Bergitar' segera menerima tawaran menggiurkan tanpa berpikir panjang. Mulailah Muhaimin Iskandar bersafari ke seantero nusantara sambil mengenalkan Bang Haji sebagai Capres dari PKB. Di akhir penghitungan suara, kursi PKB mengalami penambahan 19 kursi menjadi 47 kursi dibanding Pemilu 2009 yang hanya 28 kursi. Apapun alasannya, bisa saja Rhoma Irama mengklaim bahwa kenaikan suara PKB adalah imbas dari menjual namanya di gelaran pileg.
Sesuatu yang wajar pula jika kemudian Rhoma menagih kembali janji Cak Imin. Berargumen tidak tercukupinya kursi untuk mencapreskan sendiri, Muhaimin Iskandar pun memilih meninggalkan 'Satria Bergitar' terluka hati sendirian. Dengan mantap Cak Imin selanjutnya  masuk ke kandang Banteng seraya bernyanyi tentang "Kembalinya si Anak Hilang." Sementara Rhoma cuma mendapatkan salam gigit jari sambil bergumam: "Terlalu."
Pada perhelatan Pileg dan Pilpres 2019 mendatang, taktik serupa di 2014 sudah expired sehingga tidak bisa dipraktikkan lagi. Medan perang yang dihadapi tak sama lagi. Kepastian sikap parpol terhadap pencapresan dibatasi waktunya 4-10 Agustus 2018 dilanjutkan pelaksanaan Pileg dan Pilpres yang berbarengan pada 17 April 2019 ke depan. Indikasi kerugian bagi partai pengusung Capres-Cawapres yang bukan kadernya sendiri ialah kemungkinan gembosnya suara di Pileg sebagai protes 'akar rumput' terhadap kebijakan elit yang justru mengabaikan kader sendiri.
Hal ini amatlah disadari oleh Muhaimin Iskandar dan, diam-diam, diamini pula oleh parpol pendukung lainnya. Karena itu, dapat dipastikan ada persaingan panas untuk berebut Kursi Cawapres antarsesama partai pendukung. Airlangga Hartarto, Romahurmuziy, Surya Paloh, Wiranto, dan mungkin beberapa lagi tentu menginginkan Kursi Cawapres ini. Saling berbalas pantun pastinya akan terus berlangsung hingga kepastian siapa yang akan dipaketkan dengan Joko Widodo sudah dipastikan kepastiannya. Di sinilah perlunya Jokowi berhitung secara cermat dan hati-hati.
Maka langkah aman yang dilakukannya adalah mendiamkan semua mengalir terlebih dahulu lalu memutuskan sosok yang sepaket dengannya di detik-detik akhir pendaftaran.
=========================