Mohon tunggu...
Saefudin Sani
Saefudin Sani Mohon Tunggu... Buruh - Swasta

Orang Biasa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Siapapun Capres yang Kalah, Jokowi atau Prabowo, yang Menang Tetaplah Golkar

22 Mei 2014   23:45 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:13 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah deal. Dua pasang Capres-Cawapres Periode 2014–2019 telah resmi mendaftarkan dirinya ke KPU. Jokowi – JK pada Senin, 19 Mei 2014 mendaftar, sedangkan Prabowo – Hatta selang sehari yakni tanggal 20 nya. Ini berarti dapat dipastikan bahwa Pilpres nanti akan berjalan satu putaran. Lumayanlah, bisa untuk menghemat anggaran negara. Lagian, kalau kebanyakan putaran takutnya nanti kepala malah jadi pusing dan membuat mata jadi berkunang-kunang pula.

Koalisi Tanpa Syarat antara PDI Perjuangan, Partai Nasdem, PKB, dan Partai Hanura yang menghasilkan 207 kursi DPR atau 39,97 persen suara mengusung Jokowi-JK. Disebut koalisi tanpa syarat karena PDI P sebagai penyumbang persentase suara terbesar dalam koalisi tersebut memang tidak mensyaratkan adanya janji untuk menuruti perihal minta-minta kursi dari para mitra koalisinya. Sederhananya, boleh bergabung asalkan tidak meminta jatah untuk mendudukkan kadernya pada posisi menteri atau posisi strategis yang lain.Nah, akan menjadi beda tentunya jika dikasih. Meskipun nanti pada finishnya mitra koalisi ini mendapat kursi menteri misalnya. Tetapi kursi tersebut didapatkan bukan berasal dari hasil meminta atau menawar, melainkan dari dikasih. Dan posisi pengasih tentu berada pada posisi yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang dikasih. Namun ujung-ujungnya ya tetap saja sama-sama kebagian kuenya. Hehehe …….

Adapun Koalisi Tenda Besarnya Gerindra bersama PPP, PAN, PKS, PBB, dan Golkar yang mengusung Prabowo-Hatta berhasil mengumpulkan 48,93 persen suara atau 292 kursi DPR. Sebuah koalisi gendut yang sudah menang di atas kertas. Cuma jangan GR dulu. Sebab kalau menghitung kemenangan Capres hanya berdasarkan perolehan suara Pileg, maka 2004 yang menang seharusnya Wiranto karena diusung Golkar yang mendapat 21,58 persen suara saat pileg dan bukan SBY yang berperahu Demokrat. Padahal waktu itu Demokrat cuma dapat 7,45 persen suara pileg. Sebab inilah, perlu kerja keras untuk memenangkan kompetisi tersebut sebagaimana Jokowi yang juga tidak mengambil sikap berleha-leha saja meskipun elektabilitasnya melebihi Prabowo Subianto.

Namun, di tengah hiruk-pikuk dan hingar-bingarnya koalisi-koalisi Parpol di dalam mendukung kandidat Capres-Cawapres, ada salah satu Parpol yang bermain dengan amat manis dan cantik. Parpol tersebut telah berhasil mengikuti irama tarian ini dengan sangat luwesnya. Ya, siapa lagi kalau bukan Partai Golkar. Meskipun secara resmi menyatakan dukungannya terhadap Prabowo dan berkoalisi dalam Tenda Besar. Di sisi lain, pada waktu yang bersamaan salah satu kadernya, sang Mantan Ketua Umum juga sudah ditunjuk sebagai pendamping Jokowi untuk dipersiapkan menjadi RI 2. Biarpun saat sekarang Jusuf Kalla hanya sebagai kader biasa dalam struktur kepengurusan Golkar, tentunya situasi ini akan segera berubah bila Jokowi-JK sukses di Pilpres nanti. Ingat Pilpres 2004 bukan? Naga-naganya kesuksesan JK satu dekade silam akan terulang di 2014 ini. Dan kalau ini benar-benar terjadi, siapa pula yang bisa menjamin bahwa kader Golkar yang mendukung Jokowi-JK tak dikasih kuenya juga. Sebaliknya Jika Jokowi-JK yang kalah, di kubu Tenda Besar pun Golkar sudah menunggu. Dan kursi-kursi empuk yang telah dijanjikan sudah pasti bisa segera untuk diduduki.

Kalau mau jujur, begitulah sebenar-benarnya tabiat Golkar sedari dulu. Ibarat pisau, maka ia bermata dua. Jika satu mata tak berhasil menembus, mata satunya lagi tentu punya peluang besar untuk menembus sasarannya. Apalagi, memang tak ada kata Oposisi dalam kamus Golkar. Maklum, namanya juga kamus tak lengkap. Jadi wajar bila tak menemukan kosakata tersebut di dalam kamusnya.

Sebab itulah, siapapun Capres yang kalah, Jokowi atau Prabowo, yang menang tetaplah Golkar.

* * * * * * * * * * * * * * *

Sumber Tulisan:


  1. http://politik.kompasiana.com/2014/05/21/jokowi-jk-pasangan-kurus-dan-kecil-hahahah-656865.html
  2. http://baranews.co/web/read/13570/jokowi.ungguli.prabowo.di.survei.lsi.pdip.tetap.kerja.keras#.U32Ff3bdrhA
  3. http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/14/05/10/n5bgv5-ini-hasil-lengkap-rekapitulasi-perolehan-suara-pileg-2014
  4. http://www.tribunnews.com/images/editorial/view/1168392/penandatanganan-koalisi-partai-pengusung-prabowo-hatta#.U32IbnbdrhA
  5. http://makassar.bisnis.com/read/20140521/50/178212/partai-pengusung-jokowi-jk-rapat-relawan-tidak-masuk-tim-pemenangan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun