Mohon tunggu...
Saefudin Amsa
Saefudin Amsa Mohon Tunggu... lainnya -

Melihat, membaca, berpikir dan menulis apa saja...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bagaimana Iman Menginspirasi anda? Catatan dari Kompetisi Film Pendek Tony Blair Foundation

27 Februari 2013   02:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:37 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_245930" align="aligncenter" width="300" caption="www.tonyblairfoundation.org"][/caption]

Sesaat setelah membeli permen kesukaannya di sebuah toko, anak laki-laki yang masih mengenakan seragam sekolah itu melihat seorang balita yang digendong ibunya. Si bocah dalam gendongan tersebut merengek pada ibunya sambil tangannya menunjuk ke arah toko. Sang ibu hanya terdiam. Dari penampilannya mereka sepertinya tunawisma. Segera saja anak laki-laki itu mengembalikan permennya kepada pemilik toko lalu menggantinya dengan sepotong roti untuk kemudian diberikan kepada balita tersebut. Ia memberikannya sambil tersenyum tulus. Di lain waktu, anak laki-laki itu menemukan sebuah kertas formulir pendaftaran kontes berpakaian unik yang tercecer di jalan. Seorang ibu yang terburu-buru mengantar anaknya ikut lomba tidak menyadari kehilangannya. Si anak laki-laki itu lalu mengembalikan formulir sekaligus menolak uang terimakasih dari ibu tersebut. Di tempat lain, seorang anak perempuan menggendong dengan penuh kasih sayang seekor anjing kecil yang tersesat di taman bermain.

Cerita di atas merupakan adegan dalam film “God’s Follower”. Film ini mengambil latar belakang sebuah sekolah dasar di India. Anak laki-laki dan perempuan yang baik hati tersebut sebelumnya mendapatkan pelajaran dari sang gurunya mengenai mengenai Vaishnav Jan atau secara harfiah berarti Pengikut Tuhan. Vaishnav Jan sendiri adalah lagu kesayangan Mahatma Gandhi. Seorang pengikut Tuhan sejati adalah orang yang memiliki kualitas manusia ideal, antara lain orang yang memahami dan ikut merasakan kesengsaraan orang lain, melayani orang yang menderita tanpa pamrih, tidak tamak, menghormati setiap perempuan sebagaimana ia hormat terhadap ibunya, selalu berkata jujur, tidak iri dengan keberhasilan orang lain serta selalu menghargai dan tidak mencela siapapun. Alih-alih menggambarkan karakter ideal tersebut melalui sosok-sosok pahlawan dengan aksi-aksi heroik, film tersebut justru menggambarkan kebaikan-kebaikan sederhana dalam kehidupan sehari-hari seperti yang dilakukan bocah-bocah tersebut.

God’s Follower adalah salah satu finalis dalam kompetisi film pendek “How Faith Inspiring You” yang digelar oleh Tony Blair Foundation. Dari namanya kita tahu lembaga ini berhubungan dengan Anthony Charles Lynton Blair, orang termuda dalam sejarah Inggris Raya saat memangku jabatan Perdana Menteri, yaitu dalam usia 44 tahun. Tony Blair juga tercatat sebagai perdana menteri dari partai Buruh dengan masa jabatan terlama atau tiga periode berturut-turut, yakni tahun 1997-2007. Blair terbilang sukses sebagai perdana menteri, misalnya keberhasilannya dalam mengupayakan tercapainya perdamaian di Irlandia Utara, menciptakan ekonomi yang stabil pada masanya, dan kembali mengangkat martabat Inggris di percaturan politik internasional. Namun ia juga dicaci karena mendukung George Bush menginvasi Afganistan pada tahun 2001 serta Irak pada tahun 2003.

Setelah meninggalkan Downing Street nomer 10, kediaman resmi PM inggris, Tony Blair seakan ingin “menebus dosa” dengan mendirikan berbagai lembaga sosial. Salah satunya adalah Tony Blair Faith Foundation. Dalam situs resminya www.tonyblairfaithfoundation.org, lembaga ini memfokuskan pada dialog antar agama dan bertujuan untuk mempromosikan pemahaman dan sikap saling menghormati antar agama-agama besar di dunia. Dialog dan sikap saling menghormati antar agama dipercaya lembaga ini merupakan kunci utama untuk mewujudkan perdamaian.

Kompetisi film pendek “How Faith Inspiring You” digelar pertama kali pada tahun 2010. Anak-anak muda di seluruh dunia diajak untuk berbagi kesan dan pengalaman mereka dalam menghayati keimanan dalam kehidupan sehari-hari. Meski hanya film pendek, juri dalam kompetisi ini bukanlah nama sembarangan di dunia perfilman. Sebut saja misalnya Hugh Jackman sang X Men, aktor laga Jet Li, atau bintang Bollywood Anil Kapoor yang bermain dalam Slum Dog Millionaire.

Meski tema yang digali adalah soal keimanan, jangan bayangkan film-film yang muncul penuh berisi khotbah membosankan, kutipan ayat-ayat dari kitab suci, atau debat membenarkan keimanan masing-masing. Sebaliknya, yang muncul adalah beragam isu yang lekat dalam dunia sehari-hari, terutama yang dialami anak-anak muda yang tumbuh dalam dunia yang sedang berubah dengan cepat. Keimanan hadir dalam tema-tema seperti cinta, lingkungan hidup, seni atau bahkan narkoba. Pergulatan iman mereka secara personal, dalam keluarga atau komunitas di sekitar mereka disajikan dengan cara yang kreatif dan jauh dari kesan menggurui.

Ambil contoh misalnya sebuah film pendek berjudul “Letting Go, Letting God” yang memenangkankompetisi tahun 2012. Film buatan remaja Filipina ini menceritakan seorang remaja yang divonis kanker ovarium, namun pada akhirnya menemukan kekuatannya saat menerima sebuah salib kecil dari pasien lainnya. Film lainnya, “Green Faith” menyajikan kisah sebuah keluarga di India yang berinisiatif membuat gerakan menanam pohon bersama-sama dengan tetangga-tetangga yang terdiri dari bermacam agama. Sementara “The Window” bertutur mengenai seorang gadis yang berniat bunuh diri karena ditinggal mati kekasihnya dengan cara melompat dari jendela bangunan tinggi, dan di detik-detik terakhir ia menerima telfon dari temannya yang ingin mengajaknya berdiskusi mengenai ungkapan “after darkes night, come the brightest of morning”. Dan hasil akhirnya pun bisa ditebak.

Film-film dalam kompetisi ini memberi inspirasi bahwa persoalan keimanan -atau sederhananya agama- bisa dihayati melalui hal atau kejadian yang nyata dalam hidup sehari-hari. Sesuatu yang selama ini tampak jauh dan tak tersentuh menjadi lebih dekat dan membumi. Iman, bisa didekati tanpa harus melihat sisi hitam putih; baik buruk, dosa pahala atau surga neraka. Sebaliknya, iman hadir dalam banyak sisi dan dimensi hidup, memberi makna baik di saat kita mengalami kepahitan atau kebahagiaan sekaligus. Dalam praktek nyata, keimanan memberi inspirasi untuk menghargai kehidupan yang kita nikmati hari ini, sekaligus menghargai kehidupan seluruh makhluk di jagat semesta ini...

Catatan. Film-film tersebut bisa dilihat di sini :http://www.tonyblairfaithfoundation.org/projects/faithshorts atau http://www.huffingtonpost.com/2012/06/28/faith-shorts-film-competition_n_1634515.html#slide=1158999

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun