Mohon tunggu...
Mr Sae Becik
Mr Sae Becik Mohon Tunggu... -

Pemerhati Pembangunan Pertanian dan Aktivis Pemberdayaan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Money

Nasip Petani Karet

7 Maret 2016   15:02 Diperbarui: 7 Maret 2016   17:57 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Petani saat ini dihadapkan pada permasalahan krusial terutama petani komoditas perkebunan karet dan kelapa sawit. Petani karet di Sumatera sebelumnya (2012) hidup berkecukupan, bahkan bisa menunaikan ibadah haji, saat harga karet masih tinggi pada 2012 lalu, dimana harga karet di tingkat petani bisa mencapai Rp 25.000/kg. 

Namun saat ini harga karet anjlok sampai Rp 3.000/kg. Kehidupan petani karet pun sangat memprihatinkan. Sekarang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari saja, petani karet sudah kesulitan. Harga beras cenderung naik, sementara harga karet sebaliknya merosot. 

Saat ini untuk menjual 1 kg karet cuma bisa beli 1/4 kg beras. Harga karet Rp 3.000/kg di petani, harga beras Rp 12.000/kg.Hal ini jika terus berlanjut akan sangat merugikan petani, untuk itu harus ada upaya, pemerintah segera turun tangan mengangkat kembali harga karet di tingkat petani. Caranya dengan mendorong industri pengolahan karet di dalam negeri.


 Saat ini, sebagian besar karet diekspor dalam bentuk mentah, akan lebih baik jika karet diolah dulu di dalam negeri baru diekspor, harganya akan lebih tinggi dan lebih stabil di pasaran dunia. Industri pengolahan karet di dalam negeri harus ditingkatkan, sebagaimana di Thailand. Ini yang seharusnya ditangani dan dikelola pemerintah serius.

Penyebab Turunya Harga Karet

Beberapa penyebab jatuhnya harga karet dunia karena penurunan harga minyak dunia, karena karet sintentis menggunakan bahan baku minyak (dari US$ 100 per barel sekarang US$ 60 per barel). Penyebab kedua jatuhnya harga karet dunia adalah melimpahnya pasokan karet mentah, sehingga kompetisi menjadi berkurang. Penyebab ketiga Perlambatan ekonomi dunia dan keempat kualitas karet kita yang kalah saing dengan karet negara lain ataupun yang lainnya.

Solusi Kongkrit Akibat Turunya Harga Karet

Menyikapi hal di atas sebaiknya pemerintah pusat segera membuat sebuah regulasi khusus tentang hilirasi karet maupun mendorong swasta untuk melirik industri berbahan dasar karet seperti ban, sepatu, ataupun yang lainnya. Kita tidak lagi menjual karet alam namun kita menjual ke pasar dunia produk olahan karet. Dengan adanya langkah ini maka nilai jual produk kita akan semakin kuat dan petani kita akan diselamatkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun