Mohon tunggu...
Mr Sae
Mr Sae Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti

Pemerhati sosial dan kebijakan

Selanjutnya

Tutup

Money

Tantangan Pengembangan Kelapa Nasional

2 April 2020   06:50 Diperbarui: 2 April 2020   07:09 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(2) Usia tanaman kelapa, rata-rata tanaman kelapa yang sudah tua dan produktivitas tanaman kelapa yang menurun menjadi kelmahan tersendiri mengingat faktor tersebut akan sangat berpengaruh terhadap proses produksi kopra dan itu berimbas pada ekspor kopra Nasional, dan

(3) Jarak tanam, tersedianya banyak kelapa di Indonesia tidak menjadikan keuntungan dikarenakan kepemilikan lahan yang mayoritas dimiliki rakyat jadi penanaman tidak bisa satu tempat atau monokultur. Sehingga masih banyak produsen kopra harus mengambil buah kelapa dari suatu tempat ke tempat yang lainnya untuk diolah menjadi kopra. Hal itu menjadikan salah satu kelamahan industri pengolahan kopra yang ada di Indonesia dalam kegiatan produksi dan ekspor kopra.

Peluang, Permintaan kopra. Masih banyaknya kebutuhan minyak yang berbahan dasar kopra baik di luar negeri dan dalam negeri dapat menjadi peluang dalam industri pembuatan kopra.

Ancaman, (1) Pengembangan kelapa, ancaman dari pengembangan kelapa di Indonesia banyaknya lahan kelapa yang dialih fungsikan menjadi perumahan, perkebunan sawit dan proyek lainnya menjadikan berkurangnya tanaman kelapa dan berkurangnya produktivitas tanaman kelapa. Berkurangnya lahan dan produktivitas membuat kegiatan produksi kopra menjadi terganggu dan kegiatan ekspor koprapun juga ikut terganggu dan hal tersebut dapat mengancam industri kopra, usia tanaman kelapa rata-rata berusia tua dan produktifitasnya rendah, dan (2) Industri kopra. Sudah berkurang minat petani dalam mengolah kelapa menjadi kopra karena harga kopra naik turun dan tidak menentu sehingga membuat petani lebih menjual dalam bentuk kelapa utuh. Tidak bagusnya penataan kelembagaan industri yang bergerak dibidang kopra hal ini dapat mempengaruhi tingkat daya saing ekspor industri kopra Indonesia di pasar internasional.

Upaya Pengembangan dan Peningaktan Daya Saing

Terkait daya saing kopra Indonesia serta kekuatan, kelemahan, peluang dan acaman kopra yang ada. Penelitian sebelumnya menyatakan, bahwa dalam menghitung RCA menunjukkan bahwa untuk menghitung daya saing ekspor kopra Indonesia, maka hasilnya menunjukkan bahwa Indonesia memiliki daya saing walaupun daya saing Indonesia masih di bawah Srilangka, tetapi Indonesia konsisten dengan jumlah kopra yang diekspor tidak banyak tidak juga sedikit berbeda dengan Srilangka. Walaupun di Indonesia industri kopra belum merata dan besar, akan tetapi sebagai tempat transit kopra yang dikirim melalui pelabuhan yang ada, juga ada pengusaha nasional yang memiliki bisnis kopra yang bahan kopranya diambil dari luar pulau untuk dikirim melalui pelabuhan yang ada. Jadi, Indonesia masih memiliki daya saing kopra, dan masih tetap eksis melakukan kegiatan ekspor meski banyak kendalal dan faktor yang mempengaruhil daya saing keduanya.

Selanjutnya bahwa untuk menjaga daya saing ekspor perlu untuk memahami faktor-faktor lingkungan yang ada di dalam dan yang ada di luar. Indonesia memiliki peluang diantaranya masih tingginya minat pasar internasional pada hasil olahan kelapa yaitu kopra yang digunakan untuk bahan minyak goreng dan minyak lainnya. Banyaknya permintaan tidak sebanding dengan produksi yang dihasilkan Indonesia. Keduanya mempunyai ancaman diantaranya ancaman kekurangan bahan baku, banyaknya alih fungsi lahan, serta mulai berkurangnya minat petani untuk mengolah kelapa menjadi kopra. Kemudian dari analisis Internal kopra Indonesia memiliki beberapa kekuatan dan kelemahan.

Kekuatan yang dimiliki Indonesia dianataranya adalah Indonesia sebagai negara yang memiliki luas areal kelapa nomer satu di dunia, dekat dengan pelabuhan internasional yang membuat biaya logistik menjadi berkurang dan tersedia banyak tenaga kerja dan upah yang terjangkau karena mengolah kopra memerlukan tahapan yang panjang dan membutuhkan tenaga kerja yang banyak. Ada pun kelemahan yang dimiliki Indonesia yaitu, proses produksi kopra yang masih kurang efektif, usia tanaman kelapa yang sudah tua, karena rata rata kepemilikan pohon kelapa adalah rakyat dan diperlukan upaya khusus untuk pengembangan terutama dalam penyediaan benih unggul dan pendampingan teknologi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun