Mohon tunggu...
Mr Sae
Mr Sae Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti

Pemerhati sosial dan kebijakan

Selanjutnya

Tutup

Money

Tantangan Pengembangan Kelapa Nasional

2 April 2020   06:50 Diperbarui: 2 April 2020   07:09 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Faktor lain masing memprihatinkan adalah masih banyak kelapa dalam bentuk bulat yang diekspor, terutama dari Provinsi Riau. Oleh karena itu, diharapkan  industri kelapa terpadu dapat segera dibangun.

Untuk menyikapi hal tersebut, Kementerian Pertanian melalui Dirjen Perkebuanan dan Balitbangtan/Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan (Balit Palma) saat ini sedang melakukan peremajaan, terutama pada kebun kelapa dalam, atau kelapa yang berbuah pada umur tua pada 6-8 tahun. Peremajaan dilakukan di 19 provinsi di Indonesia.

Kementan juga mencatat, luas lahan kelapa yang rusak mencapai 500 ribu hektar, untuk itu  peremajaan perlu dilakukan secara bertahap. Selain itu, peremajaan juga dilakukan melalui program Benih Unggul Perkebunan (BUN) 500.

Melalui program tersebut, penyediaan bibit unggul kelapa mencapai 132.000 hektar,  jumlah pohon yang diremajakan setiap hektar mencapai 120 pohon atau 120 benih. Adapun biaya peremajaan meliputi biaya benih seharga Rp 20 ribu per benih dengan biaya pupuk pestisida mencapai Rp 30 juta per hektar.

 Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman Kelapa Nasional

Berdasarkan analis internal maupun eksternal pada industri kopra yang ada Indonesia memiliki empat faktor penting sebagai dasar pemikiran dan kebijakan pemerintah dalam pengelolaan dan pengembanganya pada saat ini dan dimasa mendatang. Beberapa hal yang harus dicermati adalah aspek kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman.

Kekuatan, (1) memiliki pelabuhan internasional pelabuhan internasional merupakan pintu perdagangan internasional ada beberapa pelabuhan internasional yang berada di Indonesia.

Pelabuhan internasional mampu membuat proses pengeriman hasil produksi kopra dapat mengurangi biaya pengiriman yang dikeluarakan produsen. Sehingga posisi ini dapat dijadikan sebagai kekuatan dalam kegiatan ekspor kopra, dan 

2) memiliki banyak tenaga kerja Industri pengolahan kelapa khususnya kopra memerlukan tenaga kerja yang banyak mulai dari panen hingga produksi.

Banyaknya tenaga kerja itu menjadi kekuatan industri kopra baik yang ada di Jawa Timur, walaupun upah yang diberikan tergantung hasil penjualan hal ini dapat menjadi keuntungan bahwa tenaga kerja perkebunan dan tenaga kerja produksi tidak terlalu menuntut upah yang besar. Hal tersebut menjadi kekuatan atau keunggulan bersaing antar negara dalam kegiatan ekspor kopra.

Kelemahan, (1) proses produksi, dikarenakan banyaknya kebutuhan konsumsi dari pada kebutuhan industri maka petani banyak yang malas mengolah kelapa menjadi kopra, hal ini yang menjadikan kopra Indonesia mengalami kekurangan untuk diekspor karena kelapa yang seharusnya diproduksi menjadi kopra melainkan dijual dalam bentuk kelapa utuh di pasar maupun diolah menjadi degan pemain kopra rata rata broker, 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun