Mohon tunggu...
Mr Sae
Mr Sae Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti

Pemerhati sosial dan kebijakan

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Strategi Program Perbenihan Perkebunan

28 Agustus 2017   10:48 Diperbarui: 28 Agustus 2017   11:07 3597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dihadapkan pada berbagai perubahan dan perkembangan lingkungan yang sangat dinamis serta persoalan mendasar di sektor pertanian seperti meningkatnya jumlah penduduk; tekanan globalisasi dan permintaan pasar; pesatnya kemajuan teknologi dan informasi; makin terbatasnya sumberdaya lahan, air dan energi; perubahan iklim global; perkembangan dinamis sosial budaya masyarakat; kecilnya status dan luas kepemilikan lahan; masih terba- tasnya kemampuan sistem perbenihan dan perbibitan nasional, terbatasnya akses petani terhadap permodalan; masih lemahnya kapasitas kelembagaan petani dan penyuluh; masih rawannya ketahanan pangan dan energi; masih rendahnya nilai tukar petani dan kurang harmonisnya koordinasi kerja antar sektor terkait pembangunan pertanian maka pembangunan pertanian ke depan menghadapi banyak tantangan.

Selanjutnya pertumbuhan perekonomian nasional dipandang oleh banyak pihak belum mengalami pertrumbuhan secara signifikan atau progresif 3 tahun terakhir ini, salah satu indikasinya adalah menurunya daya beli masyarakat yang diikuti oleh angka kemiskinan yang belum berkurang secara nyata. Paket kebijakan fiskla yang ditempuh oleh pemerintah yang diharapkan mampu meberikan stimulasi terhadap pertumbuhan sektor riil ternyata belum membuahkan hasil yang diharapkan hal tersebut seiring dengan menurunya kontribusi devisa beberapa komoditas pertanian khususnya sektor perkebunan terutama dari sisi supply dan juga kualitas produk yang berdaya saing tinggi di pasar global. Salah satu penyebab penurunan kontribusi tersebut adalah menurunya kinerja sektor perkebunan yaitu menurun dan tidak meningkatnya angka produksi dan produktivitas komoditas perkebunan akibat dari pengelolaan budidaya yang belum maksimal dari aspek pengunaan benih unggul.

Kementerian Pertanian melalui rencana strategis telah menetapkan target sasaran strategis sebagai berikut: (1) Peningkatan nilai tambah, daya saing, ekspor dan substitusi impor, (2)  penyediaan, (3) peningkatan bahan baku   bioindustri dan bioenergi, dan (4) peningkatan kesejahteraan petani.

Peran penelitian menjadi sangat penting untuk menghadapi tantangan- tantangan tersebut, terutama penyediaan benih dan bibit unggul bermutu, teknik budidaya yang lebih maju dan teknologi prosesing yang makin beragam yang dapat meningkatkan nilai tambah dan metode alih teknologi yang cepat dari teknologi yang tepat guna. Sementara itu upaya peningkatan kesejahteraan petani, selain ditempuh dengan peningkatan produktivitas tanaman pangan tetapi juga ditempuh dengan peningkatan produktivitas dan diversifikasi produk dari tanaman perkebunan sebagai komoditas ekspor dan penyedia bahan baku sector industry. 15 komoditas strategis perkebunan  yang menjadi unggulan nasional yaitu karet, kelapa sawit, kelapa, kakao, kopi, lada, jambu mete, teh, cengkeh, jarak pagar, kemiri sunan, tebu, kapas, tembakau dan nilam.

Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman Pengembangan Perbenihan.

Dalam upaya melaksanakan program perbenihan tersebut dihadapkan beberapa kekuatan, peluang , ancaman dan ancaman. Kekuatan tersebut adalah: (1) Jumlah peneliti/pemulia yang berkompeten, (2) Dukungan anggaran/regulasi yang besar, (3) Keterdiaan lahan/lokasi perbenihan yang luas, dan (4) Dukungan pengetahuan/tekologi perbenihan berbasis lab dan KP yang memadai. Sementara kelemahan yang dihadapi adalah: (1) Perencanaan operasional yang belum maksimal (teknis dan non teknis), (2) Jangkauan pengawasan lokasi perbenihan yang relatif jauh, (3) Keterbatasan tenaga teknis lapang, dan (4) Waktu penyiapan infrastruktur dan produksi yang relatif singkat (-+ 3-4 bulan). Sementara pada saat yang bersamaan kegiatan tersebut juga dihadapkan pada peluang dan ancaman, yaitu: (1) Kementan memprioritaskan tahun 2018 sebagai tahun perbenihan komoditas perkebunan, (2) Permintaan petani tinggi terhadap benih unggul, (3) Permintaan dunia terhadap komoditas strategis/utama perkebunan tinggi, dan (4) Merupakan bagian dari target swasembada pangan dan lumbung pangan dunia, ancaman yang akan dihadapi adalah: (1) Melalui sistem sertifikasi benih untuk mendapatkan benih unggul berlabel, (2) Bersaing dengan jumlah dan kualitas benih dari pihak swasta/penangkar lainnya, (3) Iklim/musim yang kurang mendukung  proses produksi benih: ketersediaan air), dan (4) Serangan hawa dan atau tidak maksimalanya pengelolaan benih.

Untuk mencapai ketersediaan dan kualitas benih unggul tersebut tentunya diperlukan langkah-langkah strategis sebagai berikut: (1) Menyiapan seluruh dokumen terkait sertifikasi benih yang di produksi dan penyiapkan kualitas benih unggul. Menyiapkan benih dalam jumlah besar berkelanjutan dengan harga yang relatif terjangkau oleh petani. Menyiapkan sumber-sumber air potensial beserta sistem jaringan/instalasinya berskala besar. Menyiapakan beragai kemungkinan terhadap serangan hama dan memaksimalkan peran (distribusi kerja) peneliti, manajemen dan teknisi untuk maksimal dalam produksi benih dan meminimalisir resiko kegagalan, dan (2) Segera melakukan penyiapakan dokumen dengan detail dan bertanggungjawab terkait pengadaan seluruh komponen pendukung produksi benih dan melakukan konsolidasi vertikal dan horizontal dengan seluruh komponen terkait baik UK/Balit/UPT terkait. Memaksimalkan peran dari monev dan pendampingan sesui juknis, melakukan perekrutan tenaga kerja/teknisi yang berkualitas serta memaksimalkan waktu (fokus) dengan kerja cepat, efekrif dan efisien. Menghindari penyimpangan adminstrasi terutama terkait pengelolaan keuangan.

Output Kegiatan Perbenihan

Ouput dari kegiatan perbenihan melalalui APBN-P 2017 adalah dalam upaya: (1) Tersedianya benih unggul komoditas perkebunan berkelanjutan (harga terjangkau), (2) Terdistribusikannya benih unggul komoditas perkebunan untuk petani (pengguna) tepat waktu dan sasaran, (3) Terbangun kebun percobaan/UPBS sebagai penghasil benih unggul berkelanjutan dan sebagai basis/aktivitas riset unggulan komoditas perkebunan, dan (4) Terciptanya sentra/unit-unit perbenihan berteknologi moderen lingkup Balitbangtan.

Kegiatan perbanyakkan benih unggul tersebut diharapkan mampu menjadi solusi terhambatnya produktivitas tanaman perkebunan dan akn kembali mampu mengenjot kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi secara nasional terutama kontribusi terhadap devisa negara. Program pengembangan perbenihan perkebunan dalam jangka panjang diharapkan mampu menjawab atas kelangkaan produksi dalam upaya memenuhi permintaan pasar dunia sehingga kinerja sektor perkebunan tumbuh positif yang diikuti oleh kesejahteraan petani melalui peningkatan pendapatan yang signifikan. Tentu tidak hanya berhenti pada pencapaian dan perbanyakkan benih unggul karena pada akhirnya kegiatan ini sangat ditentukan oleh perubahan sistem budidaya, penanganan dan pengelolaan pasca panen serta dukungan akses pasar baik domestik dan global yang masif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun