Mohon tunggu...
Mr Sae
Mr Sae Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti

Pemerhati sosial dan kebijakan

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Varietas Tebu Amphibi Harapan Baru Petani

28 Juli 2017   20:16 Diperbarui: 29 Juli 2017   08:51 1375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

Upaya pemerintah melalui Kementerian Pertanian untuk menjadi lumbung pangan dunia pada tahun 2045 terutama untuk komoditas pangan tidaklah main-main. Pemeritah ingin mengembalikan eksistensi pertanian Indonesia dimasa mendatang dengan meningkatkan produksi jumlah produksi melebihi kebutuhan domestik atau menekan laju impor berubah menjadi eksportir sehingga mampu meingkatkan kontribusi devisa negara sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menekan angka kemiskinan nasional.

Tentu keinginan tersebut tidak dengan mudah ditempuh dan dicapai karena pada saat yang bersamaan saat ini sektor pertanian masih terbelenggu dengan permasalahan serius dari sisi kemajuan teknologi dalam upaya meningkatkan produktivitas melalui inovasi teknologi. 

Tidak hanya terbatasnya produktivitas hasil riset, namun upaya penyebaran dan adopsi teknologi juga masih belum maksimal. Untuk itu selain upaya penguatan kualitas dan kuantitas penelitian, pemerintah masih memiliki pekerjaan besar untuk memaksimalkan hasil-hasil penelitian yang mampu diadopsi secara masif oleh masayarakat sehingga mampu menciptakan swasembada pangan dan lumbung pangan dunia.

Salah satu upaya dalam mewujudkan pertanian modern dan berdaya saing tinggi tidak hanya melakukan pendekatan perubahan dan atau peningkatan sarana dan prasarana termasuk pendekatan input-input produksi, namun harus didukung dan diikuti kemajuan dalam teknologi perbenihan yaitu melalui penciptaan varietas unggul baru (VUB) yang mampu memacu peningkatan produktivitas, tersebar secara masif dan memberikan efek kesejahteraan terhadap petani (pendekatan harga dan akses terhadap pasar). 

Karena pada prinsipnya muara atau terminal dari seluruh aktivitas pertanian adalah untuk pemenuhan kebutuhan pangan dan mempu menciptakan kesejahteraan petani sebagai ujung tombak keberlajutan sektor pertanian. Petani tidak hanya dijadikan obyek kegiatan pertanian, namun harus mampu menjadi aktor pembangunan pertanian yang memiliki kemandirian dan berdaya.

Menyikapi hal tersebut Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian dan bekerjasama dengan PTPN X Jawa Timur memiliki tanggungjawab besar dalam mewujudkan kejayaan pertanian dan kesejahteraan petani Indonesia saat ini dan dimasa mendatang. Melalaui inisiasi dan aktivitas riset oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Badan Peneltian dan Pengembangan Pertanian sejak tahun 2012 telah melakukan penelitian berkelanjutan dalam upaya menciptakan varietas unggul baru sebagai solusi dalam meningkatkan produktivitas komoditas tebu yang selama ini menjadi kebutuhan petani. 

Selama ini petani tebu belum menikmati hasil usahataninya sesusi yang diharapkan, karena harga yang diterima petani belum sesuai dengan biaya input produksi yang telah dikeluarkan, sehingga gairah petani untuk mendukung program pemerintah menjadi tidak maksimal. Untuk menyikapi hal tersebut pemerintah harus mengambail langkah tepat terutama dalam melakukan kebijakan subsidi output (harga) selain kebijakan input sehingga petani mampu untuk mamacu peningkatan produksi dengan didukung oleh peran riset sebagai dalam menghasilkan varietas unggul baru.

Varietas baru tersebut harus mampu memecahkan permasalahan petani yaitu rendemen tebu yang dibawah 8 % dan produksi per hektar dibawah 80 ton harus mampu diatas angka tersebut. Varietas tersebut harus mampu adaptasi atau tahan dalam iklim apapaun baik basah dan kering dengan ni capaian rendemen di atas 8 % dan hasil per hektarnya diatas 80 ton. Hasil penelitian yang dihasilakan selama kurang lebih 8 tahun oleh Puslitbang Perkebunan Badan Litbang Pertanian telah siap dirilis yaitu varietas unggul baru (VUB) amphibi. 

Menurut Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Dr. Fadjry Djufry, varietas ini mampu menghasilkan 120 ton per hektar dengan capaian rendemen sebesar 12-14 %. Selain itu varietas ini mampu beradaptasi pada lingkungan/iklim ekstrim dengan postur batang yang lebih tinggi dan tahan terhadap serangan hama/penyakit tanaman. 

Senada dengan hal tersebut, kepala Badan Litbang Pertanian Dr. Muhammad Syakir menegaskan, bahwa aktiviats penelitian tidak boleh hanya bertengger pada capaian/besaran angka statistik, namun harus diikuti oleh signifikansinya terhadap sosial ekonomi masyarakat. Upaya penciptaan varietas baru ini sekaligus harus mampu mengubah dikhotominya atara pertanian komoditas pangan dan perkebunan, namun kedua komoditas tersebut harus mampu bersinergi dalam upaya memaksimalkan potensi lahan yang ada dalam satu kawasan atau hamparan.

Capaian hasil riset ini sangat signifikan dan sangat memungkinkan untuk memompa target-target produksi dalam upaya untuk mempersiapkan swasembada pangan dan lumbung pangan dunia, tentu varietas tersebut harus mampu dikembangkan secara masif secara nasional terutama pada daerah-daerah yang memiliki potensi tumbuh dan berkembang secara baik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun