Mohon tunggu...
Mr Sae
Mr Sae Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti

Pemerhati sosial dan kebijakan

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Urbanisasi dan Lengangnya Pedesaan

6 Oktober 2016   15:50 Diperbarui: 7 Oktober 2016   09:00 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Arus perpindahan penduduk dari desa menuju kota sepanjang tahun tidak bisa di bendung terutama ke kota kota besar yang dikenal dengan arus urbanisasi. Perpindahan tersebut disisi lain memberikan keuntungan terhadap perkotaan jika tenaga kerja yang pindah memiliki skill memadai dan mampu meberikan kontribusi nyata di perkotaan terutama pada sektor jasa, kontruksi dan industri, namun jika sebaliknya akan menjadi beban tersendiri bagi perkotaan. 

Kondisi telah dialami oleh kota kota besar di Indonesia termasuk Medan, Surabaya, Jakarta, Semarang dan Jogja. Beban tersebut tidak hanya terlihat dari tidak adanya kepastian pekerjaan mereka setelah sampai di kota, namun sekaligus dihadapkan pada sosial termasuk kejahatan dan keruwetan perkotaan karena terpampangnya kekumuhan perkotaan.

Kaum urban memiliki alasan yang sangat kuat dan rasional mengapa mereka meninggalkan desa yaitu tuntutan ekonomi dan sempitnya pekerjaan di desa. Fenomena ini tentu tidak bisa dibiarkan berlanjut hingga kemudian beban perkotaan akan semakin besar. Ada langkah langkah nyata dan operasional yang harus ditempuh oleh pengambil kebijakan terutama pemerintah dalam meminimalisir arus urbanisasi tersebut supaya tidak menjadi beban sosil dan ekonomi perkotaan.

Pertama, mengembalikan desa sesuai dengan fungsinya, yaitu dengan cara menguatkan sumber sumber utama mata pencaharian masyarakat desa melalui penumbuhan dan penguatan sektor non pertanian sebagai support terhadap sektor pertanian termasuk di dalamnya industri pertanian tumbuh dengan masif. Demikian halnya potensi dan sumber sumber investasi harus lebih mengarah pada pedesaan. 

Kedua, peningkatan kualitas SDM. Permasalahan utama perdesaan selain kemiskinan adalah minimnya tenaga kerja trampil yang mampu beradaptasi dengan sektor industri, jasa , kontruksi dan lainnya. Itu mungkin sebab dan alasan mengapa industri tidak terlalu tertarik untuk menggulirkan aktivitasnya di pedesaan disamping alasan keterbatasan infrastruktur disana. 

Untuk mengantisipasi hal tersebut sudah saatnya pemerintah melakukan langkah kongkrit untuk mendidik dan meberikan ketrampilan, pengetahuan dan skill khusus terhadap SDM pedesaan melalui pendidikan fomral dan formal dengan melibatkan dan keikutsertaan pihak swasta. 

Hal ini sangat penting karena memang kebutuhan terhadap skill dan kualitas SDM itu pra syarat perusahaan dalam merekrut tenaga kerja, apalagi industri sudah tumbuh di pedesaan.

Ketiga, pembatasan angka urbanisasi. Selama ini arus urbanisasi tanpa ada pembatasan dari pemerintah baik terutama kota tujuan atau tidak mensyaratkan khusus bagi kaum urban sehingga mereka leluasa untuk kemanapun datang. Menurut saya sudah harus ada inisiasi dari pemerintah terutama mulai dari pihak pedesaan dan disetejui oleh peihak kecamatan setelah koordinasi dengan pihak ketenagakerjaan untuk dilakukan register atau legalitas boleh atau tidaknya sesorang atau kelompok yang urban meninggalkan daerahnya dengan mempertimbangkan maksus dan tujuan mereka dan mensyarakatkan skill yang mereka miliki.

Tiga pendekatan tersebut akan menjawab alasan mengapa kaum urban selalu mudah meninggalkan kampung halamnya terutama bagi mereka yang sebagai pelajar atau mahasiswa yang telah lama menempuh pendidikan di kota seharusnya kembali membangun desanya bukan sebaliknya. Hal ini memang tidak mudah namun bisa dilakukan melalui regulasi dan kebijakan pemerintah. 

Selama ini kebanyakan dan kecenderungan dari pelajar/mahasiswa yang sudah memilki skill memadai diperkotaan tidak mau lagi pulang dan membangun pedesaan dengan disiplin keilmuan yang mereka miliki. Dalam jangka panjang akan menajdi masalah besar bagi pedesaan, dimana penumpukkan tenaga tenaga profesional di kota sementara di desa kosong dan minim tenaga profesional, pengaruhnya terhadap kemajuan pedesaan dan melambatnya pembangunan. Untuk itu instrumen dan pertumbuhan petumbuhan ekonomi perkotaan harus di format ulang lagi untuk mampu berada di pedesaan sebagai magnet perkonomian masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun