Mohon tunggu...
Mr Sae
Mr Sae Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti

Pemerhati sosial dan kebijakan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ada Jebakan dalam Pembangunan Pertanian

5 Oktober 2016   15:30 Diperbarui: 6 Oktober 2016   08:33 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. images1.rri.co.id

Kedua, menata ulang perencanaan pembangunan secara keseluruhan terutama keterkaitan lintas sektor. Pengamatan dilapangan menunjukkan, bahwa pembangunan sektor berjalan sendiri sendiri tanpa adanya koordinasi dan sinkronisasi, sehingga hal ini mempengaruhi capaian dari pendapatan daerah terutama dari PDRB. 

Kecenderungan pembangunan daerah lebih pada ego sektor sehingga regulasi penganggaran pun kadang tidak proporsional yang kemudian mempengaruhi target ouput dan outcome yang diharapkan. Seharusnya lintas sektor ada interaksi dengan salaing mendukung dan menguatkan baik dari aspek hulu dan hilir.

Ketiga, pemerintah pusat harus melakukan pengklasteran komoditas sesuai dengan potensi produksi dan peluang pasar. Klasterisasi ini menjadi kebutuhan sekaligus strategi pemerintah dalam upaya menghindari kelangkaan komoditas dan fokus pada berbagai sumberdaya yang ada dalam mendukung komoditas tersebut.

Pengklasteran komoditas ini akan juga diikuti oleh pertumbuhan industri pertanian di dalamnya dengan juga memperhitungkan tingkat permintaan domestik dan dunia terhadap seluruh komoditas sehingga poetsnis ekspor dapat di estimasi sejak awal. 

Pengkalsteran juga akan menciptakan efektivitas, efisiensi serta kemudahan dalam sistem penganggaran sehingga tidak ada tumpah tindah antar komoditas. Memang ini pekerjaan berat dan sebelumnya sudah dimulai pada masa pemerintahan SBY yaitu dengan sistem koridor. Dengan sistem ini pertanian akan kuat baik secara kelembagaan dan posisi tawar karena dalam kawasan kontrol dan kendali yang kuat oleh pemerintah pusat dan daerah.

3 hal ini perlu ditempuh sekaligus sebagai bahan pemikiran untuk mengurai berbagai masalah sektor pertanian yang selama ini masih melilit dalam setiap perjalanan pembangunan baik nasional dan daerah. Sehingga sektor pertanian dikembalikan pada khitahnya sebagai leader sektor bukan sebaliknya. hal ini relevan karena secara realita dan aktual Indonesia sebagai negara dan wilayah agraris bukan yang lain. 

Industri yang berkembang pesat adalah industri pertanian sementara industri lainnya sebagai pengiring dan pendorong terhahadap kemajuan dan moderinisasi pembangunan pertanian. Jika hal ini mampu diciptakan secara sistemik oeleh pemerintah, sebenarnya masalah kemiskinan, penganguran dan kerawan sosial sudah teratasi dengan baik, kemudian langkah berikutnya pengembangan sektor lainnya sebagai basis pertumbuhan setelah masalah utamanya terselesaikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun