Mohon tunggu...
Mr Sae
Mr Sae Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti

Pemerhati sosial dan kebijakan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Petani Bukan Manusia Biasa!

4 Oktober 2016   16:15 Diperbarui: 4 Oktober 2016   16:47 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bila musim tanam sudah tiba itu pertanda petani harus melakukan aktivitas besar dan penuh tantangan untuk beberapa bulan ke depan khususnya tanaman padi. Seluruh sumberdaya dikerahkan dalam upaya mendapatkan hasil panen yang maksimal serta pendapatan yang memadai. Hambatan krusial petani padi dalam melakukan proses usahanya adalah?ketersediaan input produksi terutama pupuk, ketersediaan air, hama penyakit/serangan hewan perusak dan faktor lainnya yang tidak terduga.

Aktivitas yang paling berat selama proses tersebut adalah pada fase pengolahan tanah berikut penyemaian dan penanaman. Biasanya dalam luasan 1 hektar membutuhkan tenaga kerja lebih dari 3 orang jika tidak menggunakan alat mekanisasi pertanian (pembajak tanah). Tenaga kerja yang terlibat dalam aktivitas pengolahan tanah tersebut lebih menghandalkan anggota keluarga  terutama anak dan kerabat terdekat tidak terlupakan istri. Pengolahan tanah dengan cara mencangkul merupakan hal yang menguras energi dan dari aktivitas inilah media tanam padi akan dilakukan. 

Pengolahan tanah yang tepat berikut pemilihan benih padi yang memiliki potensi produksi tinggi merupakan hal penting berikutnya dan biasanya varietas atau pada yang ditanam sesuai dengan kebanyakan petani menanam, memilki rasa yang enak disukai banyak orang dan memiliki harga jual yang memadai. Fase ini memang fase yang krusial dari sekian banyak aktivitas menanam padi. Petani telah memiliki skill dan kemampuan tinggi dari aspek budidaya tanaman tersebut dan tidak perlu diragukan.

Sementara aktivitas selanjutnya adalah penanam padi dan tradisi kebanyakkan petani melibatkan lebih banyak agi tenaga kerja terutama ibu ibu. Barisan mundur dan teratur adalah prinsip dalam menanam padi dengan kedalaman seragam berikut tegakkan padinya. Mereka melakukan begitu cepat walaupun dalam tengah terik matahari bercampur angin sepoi sepoi sekali kali mengulas kening karena kucuran keringat. Fase ini biasanya suasana sawah sangat kelihatan ramai dan terlihat kekompakkan mereka saat di sawah. Bahkan sambil berdiskusi dan bercanda lepas tentang apa saja, biasanya tidak terkait dengan padi tapi soal berbagai hal termasuk berita terkini baik politik dan infotaiment dari media yang mereka tonton akhir akhir ini. Itu adalah hiasan disela sela dan saat saat bekerja di sawah pada awal musim tanam. Usasi merampungkan separuh dari pekerjaan mereka tepatnya pada siang hari, mereka istirahat di saung sawah sembari melepas penat, makan dan sholat atau ibadah lainnya.

Beberapa bulan berikutnya padi sudah mulai menunjukkan eksistensinya yaitu dengan melebarnya daun disertai menghijau dan semakin tinggi dan kokohnya batang dan malainya. Hingga menunggu padi menunjukkan malainya, petani disibukkan oleh aktivitas pengawasan dan kontrol tanaman baik dari aspek supply air, pengawasan serangan hawa terutama tikus dan wereng yang setiap saat menyerang tanaman apalagi pada saat menunjukkan bulirnya. Serangan yang paling mencekam adalah pada saat serangan wereng yang langsung menghantam daun dan batang padi. Demikan halnya serangan akar padi yang merupakan komponen utama dan syarat tumbuh, biasanya berupa jamur juga merupakan bagian yang menakutkan petani pada fase pertumbuhan awal.

Setelah fase tersebut terlewati, maka pemandangan berikutnya yang mengasyikkan bagi petani dan anggota keluarga adalah?merekah dan menguningnya bulir padi beserta malainya. Pada situasi demikian ancaman berikutnya petani adalah datangnya hama pemakan yaitu tikus dan burung dalam jumlah yang sangat besar. Petani dan anggota keluarganya bekerja keras dalam menghadapi serangan mereka, berbagai cara dilakukan untuk hal itu termasuk membuat halau serangan hama tersebut. Aktivitas penjagaan dan pemantauan tersebut ekstra ketat dari pagi hingga senja dan ini merupakan pekerjaan tidak mudah bahkan melelahkan. Aktivitas sawah menjelang panen ini sangat marak lebih marak dibandingkan pada fase awal penanaman, kerana hampir semua pemilik padi melakukan hal yang sama menjaga keutuhan padi mereka hingga mendapatkan hasil yang diinginkan.

Mulai merebahnya padi yang menguning menunjukkan, bahwa padi siap untuk di panen. Tidak kalah seru dan heroiknya pada fase ini suasana menjadi lebih heroik dan meriah dari fase fase sebelumnya karena tidak hanya aktivitas panen saja namun juga ada acara acara ritual yang digelar petani secara kolektif, dibeberapa daerah melibatkan seluruh anggota keluarga bahkan masyarakat. hal ini mereka lakukan sebagai bentuk haru dan bahagian karena aktivitas usahataninya telah membuahkan hasil sesuai dengan yang diharapkan. Ini tidak hanya bentuk ungkapan bahagia, namun mereka mereka memiliki kenyakinan, bahwa usahatani mereka tidak terlepas dari karunia Tuhan.

Setelah panen mereka dapatkan dengan jumlah yang memadai, fase yang paling kahir adalah proses mendapatkan harga padi atau gabah. Mereka sangat berharap pada pembeli agar padi yang mereka tanam mendapatkan harga yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan biaya yang mereka keluarkan untuk menanam hingga kemudian mencapai panen. Itulah kebahagiaan tertinggi dari petani padi setelah melewati saeluruh rangkain melelahkan dari awal hingga akhir proses usahatani. Kesedihan dan terpukulnya mereka pada saat harga yang mereka terima jauh lebih sedikit dibandingkan biaya yang mereka keluarkan untuk menanam dan seluruh komponen biaya biaya lainnya. 

Jika hal itu yang terjadi, mereka hanya bisa pasrah dan menerima kenyataan tapi tanpa membunuh/menyurutkan semangat mereka untuk melakukan usahataninya kembali. Mereka telah menjalani dan melakukan rutinitas itu sepanjang usia dan hidup mereka tanpa atau dengan bantuan siapapun termasuk pemerintah. Petani telah memiliki karakter dan bahkan cara tersendiri dalam menjalani kehidupanya, bahkan sudah siap dengan berbagai kemungkinan dalam hidupnya. 

Selamat buat petani Indonesia. bangkit dan bangunlah Indonesia dengan kerja keras dan keikhlasanmu. Pekerjaanmu sangat dan sungguh mulai karena engkau telah menghidupi banyak orang terutama bagi mereka yang dikota, bagaimana jika mereka tanpamu atau engkau berhenti saja untuk meninggalkan pertanian. Petani engkau adalah pahlawan dalam senyap.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun