Mohon tunggu...
Mr Sae
Mr Sae Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti

Pemerhati sosial dan kebijakan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Solusi Anti Macet Lebaran

9 Juli 2016   22:41 Diperbarui: 9 Juli 2016   23:06 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Macet, macet dan macet. Itulah ungkapan setiap kali melintasi mudik lebaran. Seolah macet menjadi momok dan hantu yang menakutkan setiap pemudik khususnya jalur darat sepanjang masa. Tidak hanya menodai keindahan mudik namun kerugian akibat macet tak terbayarkan oleh apapun. Tidak ada lagi istilah menikmati perjalanan, namun yg ada adalah mencekamnya perhalanan. 

Lalu? Mengapa kemacetan tidak pernah terselesaikan dengan baik?apakah peran aparat dan negara sudah tidak lagi totalitas? Atau tidak dianggap penting lagi masalah macet? Lalu?apa tanggungjawab dan kompensasi negara terhadap kerugian akibat macet?

Ada beberapa penyebab kemacetan parah selama mudik tahun ini khususnya di jawa. 

PERTAMA, libur bersama berlalku secara serentak demikian halnya jumlah harinya. 

KEDUA, hampir 85% pemudik menempuh perjalanan dengan transportasi darat yaitu mobil pribadi dan umum.

KETIGA, jalur utama yang dilalui pemudik secara umum belum maksimal baik kondisi jalan dan sarana dan prasarananya.

KEEMPAT, pilihan jalur tol hanya 1 yaitu tol Cipali, tidak ada pilihan lain tol selalin Cipali. Sistem pembayaran tol perlu pendekatan baru. Misalnya dengan 1 kali bayar.

KELIMA, belum tertata dan terbangunya manajemen integrasi lintas seluruh jalur, sehingga antisipasi kemacetan tidak di perhitungkan jauh jauh sebelumnya.

Atas 5 penyebab kemacetan tersebut, ada beberapa solusi atau alternatif menghindarinya.

Liburan lebaran berlalu serentak. Untuk mengantisipasinya adalah dengan menerapkan manajemen bergantian masa liburan mudik artinya pada waktu yang beesamaan pemudik tdk bisa melakukanya yaitu dengan cara bergilir khususnya bagi karyawan dan pegawai. Jika pada tahun 2016 pemudik sudah mudik, maka ditahun 2017 tidak mendapatkan hak lagi mudik. Jika hal ini di terapkan sangat dimungkinkan macet berkurang namun pemudik terkurangi haknya untuk bertemu keluarga.

Sepanjang bulan dan tahun jumlah kendaraan pribadi meningkat sementara panjang dan ruas jalan tidak meningkat, hal ini mengakibatkan kemacetan hebat. Untuk menghindari kemacetan perlunya manajemen maksimalisasi pengadaan jumlah angkutan umum yang layak, memadai, nyaman dan terjangkau oleh setiap kelas ekonomi. Transportasi darat seperti bus dan kereta api harus menjadi alternatif. Mobil pribadi minimal H - 6 sudah ada di tempat tujuan jika sangat diperlukan untuk mobilisasi di tujuan atau sebaiknya menggunakan jasa rental. 

Insfrastruktur dan ruas jalan secara umum belum memadai baiknya lebar/luanya. Kemacetan sering terjadi akibat menyempitnya jalan dan mengakibatkan pelambatan kendaraan. Kondisi jalan yang bergelombang atau berlobang juga menyebabkan kemacetan demikian halnya rusaknya sejumlah jembatan dan kelongsoran. 

Minimnya pilihan pilihan alternatif tol menyebabkan kemacetan. Seharusnya tol ada 2 jalur baik utara dan selatan, sehingga mampu meminimalisir kemacetan hebat. Jalur jalur alternatif harus di maksimalkan penggunaanya dengan menempatakan petugas atau satlantas di sepanjang pintu pintu jalan alternatif. Kendaraan tidak sepenuhnya dibarahkan ke tol tapi juga ke jalur biasa. Tol 70% umum 30%. Mekanisme pembayaran tol sebaiknya 1 kali bayar tidak melintasi banyak pembayaran terutama pemudik yang melintasi jalur panjang Jabodetabek-Bali. Hal ini sangat bermanfaat dan signifikan mengurangi kemacetan.

Hampir seluruh jalur baik utara dan selatan terkoneksi, namun manajemen integrasi pengelolaan jalur belum terjadi, seolah terpisah antar jalur. Padahal jika terkoneksi akan sangat memungkinkan mengurai kemacetan. Jalau jalur yg di mungkinkan memiliki potensi macet dengan terkoneksi/terkordinir bisa di hindari dengan mengalihkan perjalanan pada jakur alternatif (maksimalisasi). Koordinasi melalui media sosial sangat membantu pengensara, misalnya melalui radio RRI online sepanjang lebaran dengan menginformasikan kondisi setiap jalur lintasan. Sehingga pengendara bisa memutuskan pilihan pilihan jalur dan kapan harus melalukan perjalanan.

Mudah mudahan pemikiran tentang antisipasi dan solusi mudik bisa memberikan manfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun