Mohon tunggu...
Mr Sae
Mr Sae Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti

Pemerhati sosial dan kebijakan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Strategi Baru Jokowi Taklukkan Indonesia

7 Mei 2014   17:20 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:46 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

3 kepentingan yang mereka golkan yaitu idiologi, politik dan ekonomi jika jokowi terpilih adalah:

Pertama, Indonesia sebagai jumlah umat Islam terbesar di dunia dan didalamnya telah tumbuh banyak intelektual muslim  dengan berbagai profesi dan keahlianya akan turut melebur dalam politik dan kekuasaan, tentu jika langkah mereka tidak terbendung akan merugikan kepentingan mereka dalam jangka panjang, apalagi intelektual tersebut memiliki pemikiran yang komprehensif tentang Islam, negara dan politik. Untuk itulah target mereka membendung laju pergerakan dan pertumbuhan ummat Islam jika masuk ke wilayah politik.

Kedua, target politik mereka adalah?akan menekan laju pergerakan partai politik agar tidak menjadi partai yang besar dan eksis. Mereka akan mengangkat dan memberikan jabatan/ruang yang cukup besar terhadap orang orang mereka, dengan memeberikan ruang gerak/jabatan terbatas bagi orang orang diluar mereka.

Ketiga, motif ekonomi akan mengarah pada pengusaan sumberdaya alam dan aset aset asing dan dalam negeri yang selama in i telah mereka miliki agar tetap eksis. Pada masa Megawati mereka telah mendapat ruang dan kesempatan untuk menikmatinya, namun terganjal oleh rakyat. Privatisasi yang saat itu dilegalkan Megawati kandas karena aroma kepentingan dan keterlibatan asing kentara. Saat itu posisi Megawati sangat lemah dan eforia reformasi masih kuat, makanya mudah untuk dijatuhkan. Penguasaan pasar saat ini sudah sangat besar mereka raih, tapi tidak cukup aman untuk jangka panjang, makanya dibutuhkan Presiden yang mudah dipengaruhi dan dikendalikan, yaitu Jokowi.

Opini opini yang selama ini dibangun tentang Jokowi tidak mencerminkan kondisi riil PDIP sebagai sebauh partai, bahakn Megawati sebagai ahli waris PDIP dan Soekarno tumbang popularitasnya terhadap Jokowi. Tentu, akan sehat kita mengatakan, tidak mungkin Jokowi berdiri sendiri tanpa ada pihak lain dibelakangnya.

PDIP telah sukses menghantarkan anggota legilatifnya ke senayan sesuai keinginan mereka. Satu langkah lagi mereka ingin mendudukkan Jokowi sebagai presiden kemudian menyusun kabinet kabinetnya. Setelah itu semua terbentuk mereka menjalankan agenda agendanya asing menyetujuinya. Maka 2014-1019 wajah Indonesia akan berubah baik secara pandangan idiologi, politik dan ekonomi.Maka, sangat tepat jika Jokowi dikatakan sebagai presiden Boneka, sementara PDIP sebagai rumah kardus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun