Masyarakat hanya dihadapkan pada 2 pilihan capres dan cawapres pada pemilu kali ini, yaitu antara Prabowo Hatta dan Jokowi Jusuf Kalla. 2 pilihan ini memumngkinan akan memberikan 2 dampak secara politis dan non politis. Dampak politisnya mengurangi bahkan mencegah terjadinya konflik di level akar rumput karena persaingan hanya pada 2 pasangan, berbeda jika persaingan/pertarungan melibatkan banyak calon/pasangan. Suasana akan lebih mudah di kendalikan dan pengamananyapun lebih tertangani. Apalagi jika kedua pasangan bertanding secara sportif dalam bertanding dengan berjalan diatas aturan yang sudah ditetapkan KPU dan Banwaslu. Dampak non politisnya, dimungkinkan satu putaran dan ini sangat menghemat biaya politik. Publik pasarpun akan segera mendapatkan kepastian akan kebijakan kebijakan berkualitas dalam menunjang ekonomi nasional.
Saya menyebutnya,pemilu kali ini merupakan pemilu paling bersahabat dan ekonomis diandingkan pemilu pemilu sebelumnya. Sehingga pembelajaran politik dapat dipetik dengan baik oleh semua pihak terutama dunia internasional, sekaligus Indonesia mampu menunjukkan pada dunia bahwa demokrasi telah tegak diatas kedamaian, kejujuran dan persatuan. Inilah yang kemudian menunjukkan kualitas dan originalitas demokrasi ala Indonesia.
Jika di Mesir beberapa waktu yang lalu terjadi demontrasi besar besaran hampir 75 % rakyat tidak menghendaki Husni Mubarak karena otoriter dan terlalu lama berkuasa, kemudian berujung pada tumbangnya Husni Mubarak. Fase itu secara cepat berubah menjadi pergantian penguasa baru melalui pemilihan langsung secara demokrasi dan terpilihlah Presiden Mursi, maka dunia serentak mengapresiasi atas kemenangan Mursi termasuk Amerika Serikat. Namun belum genap 2 tahun jenderal Asisi melalukan kudeta atas dasar keinginan AS dan sekutunya karena kepemimpinan Mursi telah mebawa banyak perubahan untuk rakyat Mesir, namun AS dan sekutunya memandang perubahan itu akan membawa bahaya bagi penguasa terguling dan antek anteknya termasuk AS dan sekutunya. Paradigma baru melalui demokrasi ala Mursi telah membuka mata dunia, bahwa Mesir telah berubah opini dunia.
Kepemimpinan Indonesia kedepan harus mengacu pada kepemimpinan tangguh, independen, progresif dan visioner. Memimpin Indonesia bukan hanya bermodalkan pencitraan dan kesederhanaan berfikir serta bersikap, namun membutuhkan keberanian dan ketegasan dalam mengambil sikap dan keptusan. Tentu beban dan kerja kerja nyata presiden kedepan jauh lebih berat dibandingkan presiden sebelumnya. 2 alasan yang membuat kerja kerja kedepan semakin berat?:
PERTAMA. Dunia semakin berubah dan berkembang baik dari aspek ekonomi, politik dan globalisasi. Dalam situasi seperti ini dibutuhkan pemimpin atau presiden yang handal dan mendunia terutama cara berfikir dan penguasaan internasionalnya.
KEDUA. Demokrasi Indonesia harus tumbuh dan berkembang dengan baik dan benar. Hal ini mejadi tugas berat presiden berikutnya. Jika salah dalam mengelola perjalanan demokrasi Indonesia, maka tidak hanya merugikan partai politik namun juga merugikan rakyat. Politik harus mengarah pada pendewasaan berfikir dan bersikap, sehingga rakyat tidak hanya menjadi obyek politik namun menjadi bagian dari politik. Semangat eksploitasi partai terhadap pemilih (rakyat) harus diubah semangat untuk memberikan pendidikan politik, karena pilihan masyarakat yang tepat dan benar akan mempengaruhi kualitas kebijakan serta masa depan bangsa dan negara.
Dalam kontek ini parpol memiliki tanggungjawab besar terhadap kualitas demokrasi dan seluruh dampak yang ditimbulkan dari kerja kerja para utusanya, baik yang parlemen dan kabinet. Sehingga saya melihat, pekerjaan politik tidak kalah penting dan beratnya dengan pekerjaan merubah Indonesia kearah yang lebih baik dan bermartabat. Itu semua seiring dengan kualitas dan kinerja partai dan orang orang terbaiknya diberbagai lini.
Pemilu 2014 adalah momentum merubah sosok dan wajah Indonesia ke arah yang harus lebih baik. Itu semua sangat ditentukan oleh kualitas dan kinerja presiden terplih nantinya. Jangan seret sosok presiden dan wakilnya pada ranah manipulasi opini melalui berbagai cara pencitraan, namun munculkanlah sosok presiden yang benar benar mewakili pemikiran, sikap dan kekuatan Indonesia. Karena Indonesia dalam sejarahnya telah banyak mengukir sejarah di dunia baik secara politik dan demokrasi.untuk itu menjadikan Indonesia yang tangguh dan kuat hanya bisa dilakukan oleh pemimpin/presiden yang tangguh dan kuat pula.
Kita tidak lagi bicara kesederhanaan dan  kejujuran hanya melalui opini dan pencitraan, namunkita bicara soal kejujuran dan kesederhanaan dari berbagai dimensi pemikiran dan sikap. Apakah dengan pakaian dan atribut yang melakat dengan harga murah akan mampu merubah berbagai masalah di Indonesia?. Apakah juga dengan kesederhanaan berbicara dan bersikap serta berbagai kekurangan juga akan mampu merubah Indonesia?Tentu tidak!jadi yang di jual dan ditunjukkan kepada rakyat adalah keseriusan dan kecakapan serta kebenarian dalam memimpin Indonesia.
Jangan arahkan Indonesia apa adanya dan minimalis karena itu akan merugikan bangsa dan negara termasuk rakyat. Bawalah Indonesia kuat secara demokrasi, demografis dan ekonomi.Indonesia tidak bisa dibangun dengan pencitraan dan opini.
Inilah saatnya rakyat memilih pemimpin yang lahir dari cara berfikir Indonesia bukan selainya. Inilah saatnya Indonesia dipimpin dengan tulang punggung Indonesia bukan pihak lain. Inilah saatnya Indonesia dipimpin oleh pemimpin yang perasaanya untuk Indonesia bukan pesanan pihak lain. Kita butuh pemimpin yang totalitas untuk Indonesia namun di segani dunia.BUKAN DI KENDALIKAN DAN DI EKSPLOITASI.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H