Mohon tunggu...
Mr Sae
Mr Sae Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti

Pemerhati sosial dan kebijakan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Rahasia Menatap Indonesia 2015

31 Desember 2014   17:12 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:06 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tahun baru 2015 tinggal 1 hari lagi, bahkan tinggal 15 jam lagi. Sungguh waktu begitu cepat berlalu hingga seluruh 12 bulan yang lalu banyak yang di ceritakan, baik cerita baik, buruk, sedih dan gembira. Tahun 2014 bukan hanya tahun pesta demokrasi, namun juga sebagai tahun transformasi ekonomi, social dan politik. Tentu banyak hal yang perlu di lihat dan di jadikan pelajaran penting untuk tahun tahun berikutnya yaitu 2015-2019.

Rakyat dan bangsa harus menyadari dan memaknai dengan baik seluruh fenomena yang didalamnya ada perubahan perubahan yang berarti, hingga ada pertanyaan penting sudah sampai dimana posisi Indonesia saat ini?Jangan jangan selama 15 tahun rakyat dan pemerintah belum menemukan dan merasakan keinginan keinginanya seperti kesejahteraan, kenyamanan dan kemamanan.

Kehidupan Sosial

Kita masih menyaksikan kehidupan masyarakat desa sebaian besar masih terlilit dengan biaya hidup sehingga tidak mampu menikmati pendidikan dan kesehatan baik. Kita juga masih menyaksikan tekanan social budaya dari globalisasi dunia. Generasi muda bahkan pelajar serta tunas bangsa dalam ancaman maraknya budaya barat yang mencabut sedidkit demi sedikit nilai nilai fundamental kebaikan anak bangsa yang secara perlahan berganti nilai nilai barat, tanpa disadari akan mengancam kehidupan anak anak bangsa. Penyimpangan moral, pergaulan bebas, gaya konsumtif, rendah/lemahnya responsive terhadap masalah masalah social, menjauhnya dari nilai nilai agama, dan lemahnya orientasi hidup mereka akan menjadi masalah besar bangsa ini.

Partai Politik

Kita juga masih menyaksikan dan menikmati prilaku dan gaya berpolitik sebagaian besar partai politik yang lebih mengedepankan kepentingan pribadi, golongan dan partainya daripada kepentingan bangsa dan Negara. Mereka berangkat dan masuk partai politik bukan dengan intelektualitas, integritas, pengorbanan dan cita cita besar  untuk perubahan bangsa dan rakyat. Kekuatan uang dan nafsu negatifnya masih menjadi cita cita mereka, sehingga untuk rakyat masih terpinggirkan. Mereka belum merangkai keinginan keingina besar dan perubahan bangsa, mereka masih memikirkan agendanya masing masing. Partai politik dan pengendalinya masih berjalan sendiri sendiri, mereka mengimpun kekuatan suara dan financial untuk kelanggengan partainya.

Media Masa

Harapan besar selain kebijakan yang pro rakyat dari pemerintah, media masa diharapkan mampu memeberikan informasi, pendidikan dan pengetahuan yang mampu mengairahkan rakyat dan bangsa ini untuk terus berjalan dan kuat dalam berfikir hingga memiliki cara berfikir dan mental yang positif. Namun media masa belum mampu menciptakan hal itu dengan baik. Hampir 75% tayangan dan suguhan acara acara di media elektronik (radio dan televise) bermuatan hiburan yang mengarah pada hal hal yang amoral dan jauh dari nilai nilai originalitas bangsa dan Negara. Tidak ada tayangan substansi  yang mampu membangkitkan energi perubahan bangsa dan Negara. Media elektronik kita telah dikangkangi oleh kepentingan industry sehingga bias tujuan utama media masa.

Mentalitas

Jepang, Jerman, China dan Inggris beberapa Negara yang bisa dijadikan referensi Negara lain termasuk Indonesia dalam menatap dan membangun bangsa dari bangsa yang kecil dan lemah secara ekonomi hingga menjadi Negara kecil tapi mampu mengusai teknologi dan ekonomi dunia. Mereka membangun bangsa menjadi kuat karena belajar dari masa lalunya yang suram kemudian memgubahkanya menjadi bangsa kuat dan produktif. Mereka membangun bangsa dengan potensi sumberdaya alam dan kekuatan berfikirnya tanpa melupakan nilai nilai idiologinya hingga bediri sendiri tanpa intervensi Negara lain. Mereka bekerja dan berkorban totalitas untuk kebesaran dan kebaikan bangsa, Negara dan anak cucu mereka, bahkan mereka rela menyumbangkan harta, tenaga, fikiran bahkan nyawa demi bangsanya tanpa imbalan. Di negeri ini ironis, politikus, pengusaha dan sebagian dari penegelola Negara berjamaah untuk mengeruk seluruh SDA tanpa batas demi kejayaan pribadi, keluarga kelompok dan kepuasan pihak lain. KORUPSI dilakukan secara masif dan terbuka hingga Negara mengalami kerugian yang luar biasa. Dampaknya adalah kesejahteraan rakyat tertunda bahkan tercabut akibat uang Negara hilang oleh para koruptor. Yang IRONIS hampir seluruh pelaku korupsi adalah penyelenggara Negara.Korupsi ini terus tumbuh subur dan tanpa segan dilakukan karena salah satunya efek dari BIAYA OPERASIONAL POLITIK YANG TINGGI atau uang telah sukses mengintervensi proses politik.

Masih banyak catatan untuk Indonesia ke depan. Sehingga kita berharap penyelenggara Negara harus lebih serius dan behati hati dalam mengelola Negara kedepan. Sehingga PERSOALAN (pekerjaan rumah) Indonesia yang besar tersebut tidak mungkin diselesaikan oleh pihak tertentu saja, namun harus melibatkan seluruh anak bangsa.

Mari masuki 2015 dengan semangat baru untuk Indonesia lebih baik dengan cita cita besar demi kejayaan Indonesia. Berkorban, befikir, bersikap dan bekerja untuk kejayaan Indonesia. Ini adalah pekerjaan besar  yang dipenuhi kebhinekaan, diperlukan kekuatan kepemimpinan, perencanaan dan pengawasan yang kuat dan sistematis. Tidak cukup dan hanya 1,2, 3, 4 dan 5 partai yang mengususng cita cita besar ini, namun seluruh partai dan rakyat Indonesia terlibat penuh di dalamnya.Hilangkan sekat dan ego pribadi atau golongan, bahu membahu tanpa batas waktu dan ruang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun