Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad memastikan Megawati Soekarnoputri akan dipanggil untuk menjalani pemeriksaan terkait kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI). Pemanggilan terhadap Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu akan dilakukan tidak lama lagi.
"Jangan pernah ragukan KPK untuk menepati janji," kata Abraham saat ditagih janjinya untuk memanggil Megawati pascalebaran, Jakarta, Rabu (27/8). "Bulan depan kan masih bisa dibilang setelah lebaran," katanya berkelit.
Abraham menegaskan KPK tidak pandang bulu untuk memanggil siapapun yang dipandang memiliki kaitan dengan dugaan korupsi. "Mau presiden, mau Megawati, kami tidak gentar untuk melakukan pemanggilan. Semua orang sama di mata hukum," ujarnya.[Jakarta, CNN Indonesia]
Wah wah semakin seru pertarungan. KPK semakin ditekan semakin kuat dan melawandan statemen ini akan membuat Megawati Semakin panas dingin karena akan dipanggil KPK dan mempertangungjawabkan keterlibatanya dalam kasus BLBI yang pada saat SBY menjabat KPK sudah diminta untuk di proses/dieksekusi, namun tanpa sebab KPK belum mengeksekusi Megawati. Sikap tegas SBY untuk mengusut kasus tersebut mengundang amarah Megawati terhadap SBY. Sikap Mega tersebut ditunjukkan dalam setiap even even kenegaraan dan tidak memenuhi undangan SBY selama menjadi presiden.
Kini KPK ingin menunjukkan taringnya lagi pasca mengkasuskan BG sebagai calon tunggal Kapolri dengan memanggil segera Megawati. Langkah yang ditempuh KPK sudah tepat jika demikian. Masalahnya adalah apakah Jokowi memberi ruang kepada atasanya/yang membesarkan dan mendudukanya untuk di sentuh KPK?
Ini akan mencul cerita baru lagi setelah cerita Polri VS KPK belum usai. Semakin ruwet dan runyam Jokowi menerima kenyataan politik ini. Di saat yang demikianlah keaslian Jokowi akan di uji sebagai presiden sebagaimana dulu SBY mengalami peristiwa menegangkan terhadap kepemimpinanya.
Jika KPK sukses menarik Mega ke Gedung KPK dan memproses kasusnya kemudian terbukti bersalah dan korupsi, maka kepala banteng tersebut betul betul lemah dihadapan hukum dan ia harus mengakui kekuatan hukum dan kehebatan KPK sebagai penegak hukum. Artinya Megawati tidak ada apa apanya dalam hal ini. Sepertinya KPK sudah mendapatkan informasi banyak jika Megalah dibelakang kasus penangkapan BW dan Pandu. Sebelum KPK melangkah untuk mengusut kasus Mega, melalui Jokowi dan Bareskrim BW dan Pandu bahkan Samad akan dikasuskan sehingga geraknya berhenti. Sungguh ini cara cara kasar dan menyedihkan.
Jika KPK tidak sukses membawa Megawati ke KPK, ini menunjukkan KPK lemah dan Presiden gagal dalam menegakkan hukum. Posisi presiden Jokowi sangat dilematis menghadapi peristiwa ini karena ia disisi lain sebagai presiden yang harus obyektif, disisi lain Megawati adalah orang yang menghantarkanya melalui PDIP sebagai Presiden.
Saya memprediksi tujuan dan ending dari seluruh peristiwa ini adalah kehancuran institusi/lembaga negara dan menurunya kepercayaan masyarakat hingga terjadilah ketidakstabilan politik dan ekonomi. Menurut pakar ekonomi pada bulan Juni 2015 akan terjadi gejolak ekonomi yang sangat tinggi di dunia (instabilitas ekonomi) dan dampaknya pada Indonesia. Sangat dimungkinkan terjadi seperti di Mesir atau Afganistan sehingga pihak asing sangat mudah masuk ke Indonesia dan ikut campur secara politis.
Kejadian akhir akhir ini sangat tidak wajar dan diindikasikan berujung pada pelemahan institusi hukum dan politik. Semoga tidak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H