Mohon tunggu...
Nicolas Saduddin
Nicolas Saduddin Mohon Tunggu... -

kieu we ning

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kertas Azimat Jokowi?

10 Juni 2014   21:11 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:22 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak awal acara debat capres tadi malam, seperti sedang terjadi sebuah skenario pada diri Jokowi. Baju kotak-kotak yang biasanya menjadi simbol kesederhanaan Jokowi berubah menjadi jas hitam dan dasi merah.

Begitu naik ke panggung debat, selembar kertas putih terlihat menyembul keluar dari sela-sela lipatan jas hitam nya. Cek http://www.tribunnews.com/pemilu-2014/2014/06/09/ada-kertas-terselip-di-lipatan-jas-jokowi.

Hal ini langsung mengundang banyak reaksi, terutama di sosial media. Banyak yang menyindir itu adalah kertas contekan Jokowi. Menghadapi sindiran itu, para pendukung Jokowi langsung membalas dengan meng-upload sebuah foto yang menunjukkan Jokowi memegang sebuah kertas bertuliskan doa yang katanya dari ibu nya. Cek http://www.tribunnews.com/pemilu-2014/2014/06/09/isi-lipatan-kertas-di-jas-jokowi-ternyata-doa-nabi-musa-hadapi-firaun.

Sampai di sini skenario nya jelas terlihat. Foto itu pastinya diambil sebelum Jokowi naik panggung debat. Kemudian sengaja disembulkan kertas di jas Jokowi yang bahkan ukuran nya lebih besar dari kertas doa (mungkin supaya jelas terlihat), sehingga foto itu punya momen yang tepat untuk tampil di media.

Ujung-ujungnya ya pencitraan

Ya sudahlah, Jokowi memang master of pencitraan. Cuma yang saya sesalkan, lagi-lagi Jokowi melakukan pencitraan dengan menyerempet nilai agama. Kenapa harus membawa secarik kertas bertuliskan doa?

Padahal doa tersebut bisa dihafal. 'Robbisrohli sodri wa yassirli amri wahlul 'uqdatan millisaani yafqohu qouli'. Itu doa yang pendek. Doa yang biasa dibaca oleh anak-anak kecil di madrasah diniyah ketika akan belajar ceramah, kalau di daerah saya disebut lesengan.

Anak kecil saja menghafal doa itu paling cuma 5 menit sudah hafal, apalagi Jokowi yang seorang insinyur, seorang haji, sering umroh, 1 menit juga pasti sudah hafal. Kalau memang kertas itu dari sang ibu, seharusnya Jokowi bisa menolak untuk menghindari pandangan jelek dari orang lain, bukannya malah dipamerkan di depan kamera.

Maaf pak Jokowi, bagaimana kalau orang berpendapat bahwa kertas yang bapak bawa itu adalah semacam kertas azimat? Yang bertujuan agar pak Jokowi bagus debatnya, atau lawan debat jadi grogi. Mungkin saja kan. Amit-amit memang kalau sampai seperti itu karena kita semua tahu hukum kertas azimat, silahkan cek ke pak ustad.

Saran saya sih, berhati-hatilah pak Jokowi dalam melakukan pencitraan, jangan sampai mengusik nilai agama. Bisa-bisa termasuk kategori riya lagi nih. Karena kata pak ustad, batas antara riya dan tidak riya itu setipis sehelai rambut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun