Mohon tunggu...
Sadra Munawar
Sadra Munawar Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Sepucuk Surat Untukmu Dinda

17 Juli 2018   00:34 Diperbarui: 17 Juli 2018   00:49 630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kutulis sepotong demi sepotong kata di dinding ini dengan harapan sampai ketangan mu dinda

Indah bener kata yang telah kau coret ke sebuah story aplikasi media sosialmu dinda eh bukan dinda tapi Dina, aku tak tau pasti itu bener nama mu atau nama yang kau pinjem dari akal yang kurang sehat mu.

Dengan kau letakan semacam curhatan yang membuat ku sedih, marah, lucu dan pingin rasanya berkata kasar, ah tidak jadi aku berkata kasar karena sudah lama sekali aku tidak mengucap kata yang tidak membuat mahluk sebangsa ku dan aku kira sebangsa mu juga tak suka dengan kata itu, uhhh,

Aduh, ku mulai dari mana ya menuliskan isi hatiku yang sedikit terluka dengan ada ucapan yang kamu merasa benar dengan kamu ucapkan itu, bukankah kau pernah diajari selama ratusan jam, puluhan SKS, bertahun sudah kau menempa diri di perguruan tinggi dinda ku.

Lantas kau ngapain coba hidup di dunia perkuliahan selama ini, sedang saat kau terjun ke dunia nyata bahkan kau malah merasa paling benar disana, atau kau lupa Tri Darma perguruan Tinggi yang selama ini kau banggakan itu, atau begini sajalah ya aku ingin bertanya kepada mu Dina, kamu taukan apa artinya Mahasiswa?, kalau kamu tau atau grogi menjawab ya enggak apa, asal jangan kamu harus memakai wajah merah dan keringetan dulu baru kau jawab itu pertanyaan

Atau, sepertinya kamu tidak ada hadir saat acara Masa Orientasi dulu, kalau juga kau tak hadir kan bisa baca itu di google yang membuat kamu merasa hebat, merasa paling bener saat mencari tugas yang di bebankan kepadamu, atau kau tipikal insan yang suka ngadu ya, hehe, apa aja diaduin, Ah itu bukan urusan ku lah ya, karena bukan aku juga yang membeli kau makan dan kuota bulanan mu.

Nah, begini Dinda eh salah lagi, maksud aku Dina, kata di atas adalah bentuk rasa kesalku kepada mu, dan aku berharap tidak ada Dina lain seperti mu, apalagi tempat kamu menggali bongkahan berlian yang diberi nama Ilmu itu adalah kampus percontohan di negeri Serambi Mekah ini, Apa iya ada mahasiswa seperti mu disana, Ah ya sudahlah, intinya saya enggak berharap ada se-anak adampun yang sama seperti mu.

Wasalam orang-orang yang sama seperti Dina, jangan lupa senyum karena dengannya kamu tau hidup ini tak sesempit layar handphone mu, hahahah

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun