Mohon tunggu...
Sadiyatul Rahma
Sadiyatul Rahma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya memiliki hobi menari karena dengan menari saya bisa mengekspresikan diri saya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menggali Lebih Dalam Permasalahan Mengenai Quarter Life Crisis dan Cara Menghadapinya

21 Desember 2023   07:30 Diperbarui: 21 Desember 2023   12:49 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa yang Dirasakan Anak Muda Saat Menghadapi Quarter Life Crisis?

 Menurut Robinson, ada beberapa hal yang terjadi ketika anak muda melewati salah satu tahap kehidupan ini. Robinson (2015) menjabarkan empat fase krisis seperempat kehidupan anak muda. Pertama, terkunci, di mana meskipun banyak anak muda yang berjuang untuk memahami tanggung jawab dan peran mereka dalam hidup, tahap ini tidak secara langsung mengakibatkan krisis (Robinson, 2015). Dari segi identitas, orang-orang dalam tahap ini biasanya menyesuaikan diri dengan norma-norma sosial sambil menekan emosi mereka, yang meningkatkan risiko stres dan membuat mereka merasa terlalu terkekang dalam peran mereka sebagai orang dewasa (Robinson, Wright & Smith, 2013).

 Krisis emosional memuncak pada saat perpisahan yang kedua. Pada titik ini, orang secara aktif membuat keputusan untuk melepaskan diri dari tanggung jawab mereka saat ini sambil mengalami emosi kehilangan, kesedihan, dan kecemasan tentang masa depan. Nilai-nilai dan keyakinan dalam masyarakat dan kehidupan dipertanyakan, dan identitas sementara hilang. Orang-orang mencoba menghadapi perubahan dan ketidaknyamanan emosional (Robinson, 2015).

 Ketiga, eksplorasi menunjukkan cara hidup baru yang sesuai dengan kedewasaan yang muncul. Pada titik ini, orang melanjutkan pemeriksaan diri dan bereksperimen dengan pilihan-pilihan baru, tetapi mereka masih tidak stabil secara emosional. Sering terjadi perubahan, dan kebutuhan diri sendiri lebih diutamakan daripada kebutuhan orang lain. Karena krisis perlu dieksplorasi lebih lanjut sebelum memasuki masa dewasa awal, beberapa orang mungkin akan kembali ke masa dewasa awal untuk sementara waktu.

 Tahap keempat, membangun kembali, adalah ketika orang dapat berkomitmen pada peran baru dan mulai merasa lebih termotivasi dari dalam. Perasaan diri mereka lebih terarah, mereka merasa lebih puas dan memegang kendali, dan nilai-nilai, preferensi, perasaan, dan tujuan mereka semua menunjukkan identitas yang lebih kohesif. Namun, karena setiap orang berbeda, tidak semua orang menemukan resolusi yang memuaskan selama fase pembangunan kembali (Robinson, Wright & Smith, 2013).

Lalu, Bagaimana Cara yang Tepat dalam Menghadapi Quarter Life Crisis?

 Ada beberapa metode dalam menghadapi fase quarter life crisis yang dapat dilakukan (Rahmania & Tasaufi, 2020). Pertama, cobalah untuk tidak membandingkan diri kita dengan orang lain dan fokus pada penemuan diri sendiri. Alih-alih terlena oleh kehidupan atau pencapaian orang lain, kita bisa mencari tau apa tujuan kita yang ingin dicapai kedepannya dan percayalah bahwa jawabannya mungkin tidak langsung muncul. Kedua, ubah keraguan menjadi tindakan dengan menjalani hari-hari dengan kegiatan yang berdampak baik untuk menemukan jawaban atas segala hal yang menjadi ketidakpastian, sambil mencari bantuan serta dukungan dari orang-orang yang dapat mendukung harapan dan cita-cita (Aisy et al., 2020).

 Selain itu, penting untuk mencintai diri sendiri dan membatasi penggunaan media sosial yang dapat menimbulkan perasaan kurang berharga. Selanjutnya, terapi juga dapat menjadi solusi, di mana O'Hanlon (Atwood & Scholtz, 2008) memaparkan jika terapi quarter life crisis berfokus pada pembahasan kemungkinan solusi. Dengan mengaplikasikan solution-focused therapy, individu dapat mengatasi pandangan buruk pada diri kita sendiri dan masalah yang dihadapi, dengan teknik seperti penggalian masalah, pertanyaan keajaiban, menemukan pengecualian, dan menggunakan scaling questions (Atwood & Scholtz, 2008). Solution-Focused Brief Therapy (SFBT) juga merupakan alternatif yang efektif untuk menangani quarter life crisis dalam waktu yang pendek.

Sebagai penutup, ingatlah bahwa quarter life crisis bukanlah suatu fase kehidupan yang akan berlangsung selamanya, juga bukan , melainkan awal dari perjalanan baru. Mungkin Anda merasa terjebak dan bingung sekarang, tetapi percayalah bahwa ini adalah bagian dari proses belajar dan tumbuh. Jangan biarkan rasa takut dan kecemasan menghalangi Anda untuk mencapai potensi penuh Anda. Jadikanlah quarter life crisis sebagai momentum untuk berhenti sejenak, mengevaluasi hidup Anda, dan merencanakan langkah selanjutnya dengan lebih baik. Ingat, Anda tidak sendirian dalam perjuangan ini. Mari kita hadapi quarter life crisis dengan keberanian, optimisme, dan harapan. Karena di balik setiap krisis, selalu ada peluang untuk menjadi lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Aisy, F., Maya, N., & Aini, S. (2020). Psikoedukasi Orientasi Masa Depan Untuk Mengatasi Quarter Life Crisis Melalui Video Pembelajaran Kreatif. Jurnal Psikologi Insight, 4(2), 80-85. https://doi.org/10.17509/insight.v4i2.29238

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun