Mohon tunggu...
Sadiyatul Rahma
Sadiyatul Rahma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya memiliki hobi menari karena dengan menari saya bisa mengekspresikan diri saya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menggali Lebih Dalam Permasalahan Mengenai Quarter Life Crisis dan Cara Menghadapinya

21 Desember 2023   07:30 Diperbarui: 21 Desember 2023   12:49 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berdasarkan Erikson, Robinson, dan Wrig (2013), menyebutkan bahwa krisis yang dialami seseorang ketika beranjak dari masa remaja ke masa dewasa merupakan hal yang wajar. Robinson dan Wrig (2013), juga menyebutkan bahwa orang yang mengalami quarter life crisis biasanya akan melewati beberapa tahap. Pada awalnya, ia akan merasa tertekan oleh pilihan-pilihan yang harus diambilnya dalam hubungan atau karir. Selain itu, ia juga mulai menjauhkan diri dari rutinitas hariannya. Mulai saat itu, ia mempertimbangkan pilihannya dan merenungkan kehidupan yang baru. Ia akan beralih ke tahap terakhir yaitu menciptakan eksistensi baru yang lebih aman jika ia telah menemukan apa tujuannya.

Apa yang Terjadi Jika Kita Berhasil Melewati Fase Hidup Ini?

Orang yang berhasil mengatasi quarter life crisis akan memiliki kehidupan yang lebih stabil, serta lebih siap untuk menghadapi tantangan di masa depan. Mereka yang berhasil melewati quarter life crisis juga akan menyadari bahwa terkadang perubahan yang tidak menyenangkan diperlukan untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan (Argasiam, 2019). Meskipun demikian, mereka akan terus merasakan ketidakberdayaan, ragu-ragu terhadap diri sendiri, dan takut gagal saat masih terjebak (Martin, 2016). Perasaan takut gagal dalam mencapai tujuan jangka panjang, dan ambisi hidup juga dialami oleh mereka yang mengalami kegagalan (Pande, 2011).

Menurut Arnett, Robinson, dan Wright (2013), ketidakstabilan emosional yang dialami seseorang dapat meningkatkan risiko terkena penyakit mental. DiTommaso & Spinner (1993), menyebutkan bahwa kesepian dapat terjadi pada orang yang masih menarik diri dari lingkungannya atau yang lebih dikenal dengan istilah isolasi. Perlman & Peplau (1981), menyatakan bahwa ketika harapan untuk berinteraksi sosial tidak terpenuhi, maka akan menimbulkan kondisi kesepian yang tidak menyenangkan.

Tahapan-Tahapan Quarter Life Crisis Menurut Robinson

 Menurut Robinson (2011), ada lima tahap yang dialami oleh seseorang yang mengalami quarter life crisis, yaitu: (1) Menghadapi dilema dalam banyak pilihan dan kesulitan dalam membuat keputusan hidup; (2) Merasakan tekanan yang kuat untuk mengubah situasi saat ini; (3) Melakukan tindakan-tindakan drastis, seperti meninggalkan pekerjaan, mengakhiri hubungan, serta mencoba pengalaman baru; (4) Membangun fondasi yang baru di mana setiap orang dapat mengatur tujuan hidupnya; dan (5) Membangun kehidupan yang lebih berfokus pada minat dan nilai-nilai yang dimiliki oleh setiap individu.

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Quarter Life Crisis

 Quarter life crisis dipengaruhi oleh dua faktor: faktor eksternal dan faktor internal. Individu dapat mengalami quarter life crisis karena faktor internal yang muncul saat mereka menjadi dewasa dan memiliki karakteristik baru. Eksplorasi identitas, di mana orang dengan tulus mencari identitas mereka sendiri dan memikirkan topik-topik yang tidak pernah mereka pertimbangkan sebelumnya, adalah salah satu faktor internal. Proses ini dapat menyebabkan kecemasan dan kebimbangan, yang meningkatkan risiko seseorang mengalami krisis paruh baya.

 Fase ketidakstabilan, yang dipengaruhi oleh perubahan gaya hidup masyarakat dan di mana masyarakat terus mengalami perubahan, juga signifikan dalam hal faktor internal. Gaya hidup generasi milenial berbeda dengan generasi sebelumnya, dan hal ini dapat memengaruhi mereka yang tidak siap dengan perubahan ini. Selain itu, fokus pada diri sendiri menyiratkan bahwa, meskipun bantuan dari luar mungkin tersedia, individu masih memiliki keputusan terakhir dalam masalah ini.

 Selain itu, berada di antara keduanya mengarah pada keadaan di mana orang merasa berada di tengah-tengah antara masa dewasa dan masa remaja, tidak cukup dewasa untuk dianggap sepenuhnya dewasa namun juga tidak siap untuk menjadi remaja. Orang-orang memiliki harapan yang besar untuk masa depan selama usia yang penuh dengan kemungkinan, tetapi ada kekhawatiran tentang apakah aspirasi ini dapat menjadi kenyataan.

 Variabel eksternal, atau elemen di luar diri seseorang, juga memiliki pengaruh besar terhadap krisis paruh baya. Faktor-faktor eksternal seperti teman, hubungan romantis, dinamika keluarga, kehidupan profesional, dan tantangan akademis dapat memengaruhi individu selama tahap ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun