Mohon tunggu...
Sadiyatul Rahma
Sadiyatul Rahma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya memiliki hobi menari karena dengan menari saya bisa mengekspresikan diri saya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

DIBEBASKAN PADA TANGGAL, 28 DESEMBER 2023, KILAS BALIK KASUS GYPSI BLANCHARD, REALITAS GELAP SINDROM MUCHAUSEN OLEH PROKSI

11 Desember 2023   21:43 Diperbarui: 12 Desember 2023   08:20 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://images.app.goo.gl/7LSJAuZHe6W9 

Kembali ke studi kasus Gypsy

Studi kasus Gypsy Blanchard telah menjadi perhatian publik yang besar. Gypsy dan ibunya menjadi terkenal setelah kasus pembunuhan ibu Gypsy oleh pacarnya yang direkrut. Kasus ini membuka mata kita terhadap kengerian yang dialami Gypsy selama bertahun-tahun dan kejahatan yang dilakukan ibunya. Kasus ini juga memicu perdebatan mengenai peran sistem peradilan dalam melindungi anak-anak yang berada dalam bahaya.

Korban atau Penjahat? Kengerian di balik pelarian Gypsy Rose Blanchard dari ibunya

Pelarian Gypsy dari ibunya memicu perdebatan tentang apakah dia seorang korban atau penjahat. Sementara banyak orang memandang Gypsy sebagai korban yang memaksa dirinya untuk melarikan diri dari situasi yang tidak sehat, ada juga yang melihatnya sebagai penjahat yang terlibat dalam pembunuhan ibunya. Bagaimanapun juga, kedua belah pihak memiliki kesalahannya masing-masing, perlakuan yang dilakukan Dee Dee tidak serta merta membenarkan perbuatan pembunuhan dari segi hukum. Meskipun demikian, apa yang dilakukan Gypsy berhak untuk merasakan kebebasan dan lepas dari control dan kekangan sang ibu.

Menggarisbawahi pentingnya kesadaran dan pencegahan

Kasus Gypsy Blanchard menyoroti pentingnya kesadaran dan pencegahan dalam kasus-kasus MSBP. Dengan pengetahuan yang lebih baik tentang gangguan ini, kita dapat mengidentifikasi tanda-tanda dan memperhatikan anak-anak yang mungkin menjadi korban. Pendidikan dan dukungan psikologis juga penting untuk membantu mereka yang terkena dampak MSBP, baik sebagai korban maupun pelaku.

Kesimpulan: Pelajaran yang dapat dipetik dari kasus Gypsy Blanchard

Dee Dee, Ibu dari Gypsy diketahui sangat menyayangi Gypsy, anaknya, dan juga sangat over-protective. Ia melakukan tindakan-tindakan yang tidak lazim untuk membuat Gypsy sangat bergantung pada dirinya. Ini merupakan contoh dari Munchausen Syndrome by proxy (MSBP), yaitu suatu kondisi dimana seorang ibu atau pengasuh memanipulasi kondisi kesehatan fisik dan psikis pada anak di bawah asuhannya. Gypsy mengalami tindakan kekerasan psikis dari ibunya, seperti teror, pemaksaan, pembatasan atau kontrol yang kuat, dan menolak untuk mengakui emosi anak.

Kasus Gypsy Blanchard adalah pengingat yang menyedihkan tentang kekejaman yang dapat dilakukan oleh individu yang menderita Sindrom Munchausen oleh Proksi. Penindasan yang dilakukan Dee Dee memengaruhi perilaku negatif Gypsy. Kekerasan yang dialami Gypsy juga berpengaruh pada konsep diri yang dimilikinya. Selain itu, kekerasan yang dilakukan Dee Dee membuat Gypsy suka berbohong, mencuri, dan mudah berubah dalam mengambil keputusan serta sangat bergantung pada ibunya.

Kasus ini menunjukkan betapa pentingnya pendidikan, kesadaran, dan pencegahan dalam melindungi anak-anak yang berada dalam bahaya. Dengan mempelajari kasus ini, kita dapat belajar untuk mengenali dan mengatasi MSBP dengan lebih efektif, serta menjaga keselamatan dan kesejahteraan anak-anak kita. Meskipun demikian, pembunuhan terencana yang dilakukan oleh gypsy bersama pacarnya tidak dapat dibenarkan. Oleh karena itu, marilah kita tingkatkan kesadaran akan sekitar supaya kita bisa meminimalisir terjadinya kasus-kasus yang serupa.

DAFTAR PUSTAKA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun