Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, dapat disimpulkan bahwa penyebab rendahnya kemampuan siswa dalam menulis teks editorial yaitu:
- Guru kurang tepat dalam menggunakan model, metode dan media pembelajaran.
- Kurangnya motivasi siswa dalam menulis teks editorial
Dari penyebab permasalahan di atas, maka tantangan yang dihadapi seorang guru untuk mencapai tujuan yaitu:
- Pemilihan model, metode dan media yang tepat sesuai materi pelajaran dan karakteristik siswa.
- Guru harus bisa menumbuhkan motivasi belajar siswa khususnya menulis teks editorial melalui proses pembelajaran yang menarik dan menyenangkan.
Dilihat dari tantangan tersebut dapat disimpulkan bahwa tantangan yang dihadapi melibatkan guru dari sisi kompetensi yang harus dimiliki yaitu kompetensi pedagogik dan profesional sedangkan dari sisi siswa adalah motivasi belajar.
Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh guru sesuai tantangan yang dihadapi antara lain:
- Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning (PJBL)
- Project Based Learning (PJBL) merupakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa dan berangkat dari suatu latar belakang masalah untuk mengerjakan suatu proyek atau aktivitas nyata yang akan membuat siswa mengalami berbagai kendala-kendala kontekstual sehingga harus melakukan investigasi/inkuiri dan pemecahan masalah untuk dapat menyelesaikan proyeknya sehingga dapat mencapai kompetensi sikap, pengetahuan serta keterampilan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Sintaks atau langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran PjBL (Project Based Learning) adalah sebagai berikut:
- Penentuan pertanyaan mendasar
- Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan siswa dalam melakukan suatu aktivitas.
- Mendesain perencanaan proyek
- Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara guru dan siswa. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek.
- Menyusun jadwal
- Guru dan siswa secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain: (1) membuat jadwal (timeline) untuk menyelesaikan proyek, (2) membuat batas akhir (deadline) penyelesaian proyek, (3) membawa siswa agar merencanakan cara yang baru, (4) membimbing siswa ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan proyek, dan (5) meminta siswa untuk membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu cara.
- Memonitor siswa dan kemajuan proyek
- Guru bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas siswa selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara menfasilitasi siswa pada setiap proses.
- Menguji hasil
- Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-masing siswa, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai siswa, membantu guru dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.
- Mengevaluasi pengalaman
- Pada akhir proses pembelajaran, guru dan siswa melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini siswa diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama menyelesaikan proyek.
Kelebihan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) antara lain:
Meningkatkan motivasi belajar siswa, mendorong kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk dihargai.
Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
Membuat siswa menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem kompleks.
Meningkatkan daya kolaborasi.
Mendorong siswa untuk mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan komunikasi.