Heboh lagi di Batam perihal Vaksin Covid-19 dua hari ini. Pasalnya, kehebohan ini bermula dari unggahan video salah satu akun facebook pengguna medsos besar ini. Bagaimana tidak heboh, indonesia ini semua hal selalu saja menyebutnya viral.
Meskipun hal itu belum tahu kejelasan informasinya, sumbernya dan kebenarannya. Semua akan menjadi viral kalau sudah berhubungan dengan medsos Facebook dan kawan-kawannya
Terkait viral karena pasca suntik vaksin covid-19 dan ada warga yang katanya mengalami efek samping dengan beberapa gejala yang itu kemudia membuat warga tersebut menangis histeris.
Sebelumnya sebagaimana kita ketahui, bahwa vaksin memiliki tujuan yang sama yakni melindungi diri. Jadi melakukan vaksinasi atau suntik vaksin dengan tujuan melindungi tubuh dari paparan virus corona.
Di indonesia yang saya tahu ada dua jenis vaksin, yakni Sinovac dan AstraZeneca. Kedua vaksin ini adalah vaksin yang diberikan kepada kelompok perioritas sebagaimana prokes, selain itu lansia dan juga tenaga kesehatan.
Di indonesia sendiri, kedua vaksin ini mungkin sudah sangat banyak digunakan. Program vaksinasi pemerintah berjalan maksimal, katanya sudah sesuai dengan prokes yang dimaksud. Diperkirakan bisa sudah jutaan dosis vaksin covid-19 telah didistribusikan selama program vaksinasi mulai direalisasikan
Masyarakat indonesia yang jelasnya mengikuti prokes, dan melakukan vaksinasi walaupun pada akhirnya baru mengetahui panjang lebar luas dan dalam tentang vaksin tersebut, kesehatan adalah hal paling penting.
Vaksin ini sangat penting menurut keterangan dan informasi yang kita baca dalam banyak literatur dan organisasi kesehatan. Terutama kemementerian kesehatan dan lembaga terkait. Penjelasan terkait evektivitasnya vaksin ini memiliki perbedaan
Vaksin AstraZeneca dan Sinovac di katakan memiliki perbedaan pada nilai efikasi dan efektivitas. Dari sebuah penelitian sebagaimana yang saya baca pada laman aladokter.com, menunjukan untuk efektivitas vaksin AstraZeneca dalam mencegah covid-19 memiliki nilai efektivitas sebesar 76% lebih besar dari pada vaksin Sinovac yakni 56-65%.
Kedua vaksin ini diklaim sama-sama dapat menurunkan munculnya gejala berat covid-19, selain itu mencegah perburukan kondisi dan mempersingkat durasi rawat inap apabila terinfeksi covid-19.
Jelasnya kedua jenis vaksin ini juga memiliki efek samping masing-masing pada saat realisasinya dilapangan atau pada saat vaksinasi berlangsung. Efek tersebutpun secara umum terlihat sama tetapi sebenarnya ada perbedaan yang dilihat dari nilai efektivitas dan efeksinya masing-masing.
Pertanyaanya, sebagai masyarakat biasa. Apa bisa mengetahui  dosis yang pasti dan obat yang tepat untuk mengatasi gejala tersebut? Entahlah.
Selain itu, kita tidak dianjurkan mengkonsumsi obat apapun dengan dalih sebelum suntik vaksin agar setalah suntik vaksin nanti bisa mengatasi gejalanya. Yang ada, malah lebih besar dan sangat bbesar berisiko setelah vaksinasi
Mengikuti anjuran tenaga kesehatan dalam hal ini doter setelah suntik vaksin, jauh lebih baik dibanding ikut kemauan sendiri. 'Serahkan pada yang akhlinya". Namun bagaimana pun, kita yang mau di vaksin benar-benar memperhatiak kesehatan kita sebelum lekakukan vaksinasi.
Dokter-dokter menganjurkan segera ke rumah sakit atau pelayanan kesehatan terdekat jika pasca suntik vaksin dan masyarakat merasakan ada gejala efek samping. Sehingga dapat ditangani oleh dokter secepatnya sebelum efek lain yang mengakibatkan lebih parah lagi.
Tentang vaksin AstraZeneca dan Sinovac ini, yang sekarang telah didistribusikan ditengah masyarakat indonesia ternyata diklaim sudah memenuhi standar WHO. Meski sudah memenuhi standar, bukan berarti semuanya berjalan dengan aman saja ketika realisasi vaksinasi itu berjalan
Berikut adalah salah satu contok kasus yang di kait-kaitkan dengan vaksinasi, pasca vaksinasi ada seorang warga di batam menangis histreris karena kesakitan. Hal ini di duga efek samping setelah wanita tersebut melakukan vaksinasi.
Dari Akun Facebook Abdul Rasyid Halomoan Sipahutar mengunggah video siaran langsung di akun miliknya kurang lebih pada pukul 06.53 (Senin 06/21).
Video yang durasinya kurang lebih 15 menit itu menujukan kondisi seorang wanita yang sedang histeris, teriak kesakitan.
Sampai informasi ini di turunkan, video di akun Facebook Rasyid Halomoan Sipahutar ini sudah mendapatkan 793 tayangan, 22 kali dibagikan serta komentar pengguna medsos Facebook lainnya.
Video yang diunggah tersebut tidak memiliki keterangan apa-apa karena merupakan video live streaming akun Facebook Rasyid Halomoan Sipahutar, selain hanya terdengar suara tangis histeris dan istigfar dari seorang wanita.
Dari berita yang disampaikan Bergelora.com, wanita tersebut diketahui namanya Nani warga Perumahan Botania Garden, Blok B8, nomor 30, Batam. dirinya menerima suntikan vaksin AstraZeneca pada Kamis (17/6/2021).
Wanita tersebut dalam video itu terlihat menangisi rasa sakit yang diduga efek setelah suntik Vaksin Covid-19 AstraZeneca. Selain menangisi rasa sakit, gejala lain seperti sesak napas, mual, pusing, sakit perut hingga mati rasa setengah badan bagian kanan setelah disuntik vaksin Covid-19 pun dirasakan oleh Nani
Malam hari setelah Suntik Vaksin Nani mengalami demam tinggi dan tubuh bagian kanannya tiba-tiba mati rasa.
Dugaan keluarganya, hal yang dialami Nani ini merupakan efek samping vaksin, sehingga Nani hanya diberikan paracetamol, air kelapa muda, dan susu murni. Setelah konsultasi dengan dokter, nani dilarikan ke RS Elisabeth Batam Center pada minggu (20/06/21) malam.
Sungguh disayangkan, di Rumah Sakit Elisabeth Batam Center ternyata keterangannya BPJS tidak menggung baiaya pengobatan akibat efek samping Vaksin covid-19 sehingga Nani tidak jadi berobat di RS Elisabeth Batam Center
Keterangan keluarga, dari media suarabatam.id, perawatan hanya sebentar saja sudah dikenai biaya perawatan sebesar Rp. 462.300. Karena Nani masih mengalami gejala sebagaimana keterangan diatas, maka keluarga pun larikan Nani ke RS Awal Bros (RSAB) Batam.
Suara batam mengklaim infrormasi ini masih belum valid, belum bisa dipastikan benar sehingga pihaknya akan mencari informasi terkait kebenaran berita dari video ini sehingga dapat dipertanggungjawabkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H