Mohon tunggu...
Hr. Hairil
Hr. Hairil Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis itu kebutuhan, bukan hiburan.

Institut Tinta Manuru

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Malam Ini Masih Baca

22 Mei 2021   21:28 Diperbarui: 22 Mei 2021   21:37 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi baca - foto (tribunnews.com)


Malam ini,

aku masih saja membaca
Beberapa kata yang tidak biasa
Trus membaca dengan nada terbata-bata
Di balik jendela kaca, kata-kata sudah binasa

Tanpa frasa
Tanpa makna
Hanya saja, aku sudah terbiasa

Malam ini, aku masih saja membaca, dengan irama yang terpaksa. Sajak-sajak tentang rakyat jelata membikin mata berkaca-kaca

Tanpa kata
Terus baca
Setengah berkaca, aku terbiasa

Malam ini, aku membaca
Seperti biasa, meramu kata-kata berubah makna, agaknya aku mengalami lupa

Kata-kata rupa isyarat
Mengalir menjamah nadi yang sakarat, tuan ajak kami perangi barat, padahal kami hanya diperalat

Maknanya berat
Tanpa rehat
Teriak kami dianggap khianat
Tuan sendiri mentalnya keparat

Malam ini, masih aku baca
Ribuan anak menangis tidak seperti biasa
Api di mata mereka membara, membakar dada

Aku sudah biasa
Ada kuasa tak dibaca
Yang baca lupa mantra, kata-kata hilang begitu saja

Malam ini,

Sendiri membaca, tanpa menulis apa-apa
Jemari dan isi kepala meraba-raba makna
Ada hak yang diperkosa, dibikin jadi binasa

Malam ini,

Baca tanpa menulis
Rasanya tidak lagi manis
Aku lupa, ada premis dari tuan bengis
Memaksa untuk tetap mengemis, mulutnya manis tapi bau amis

Malam ini
Aku masih membaca, tanpa menulis apa-apa
Lupa menjelma jadi alpa tapi tak apa-apa

Aku masih baca,
Di dalam mata ada makna, jangan pusing dengan sumpah serapah. Mereka bukan siapa-siapa

Malam ini
Masih baca, sejuta rima sarat makna
Kalau mereka tanya kenapa, jawab saja salah kaprah. Gayanya sangat gagah tapi tuan sudah kalah

Malam ini
Aku baca, menerka kata dalam isi kepala. Tidak ada pena rupa pepatah lama, tapi aku tahu, tuan membunuh rakyat jelata

Malam ini

Aku baca,
Tuan bisa naik tahta, derita rakyat harus ditata,
tuan bisa bikin kami menderita, besok pagi, tuan sudah binasa

Bth, 22 Mei 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun