Mohon tunggu...
Hr. Hairil
Hr. Hairil Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis itu kebutuhan, bukan hiburan.

Institut Tinta Manuru

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

"Membaca" Saya Kenal Bill Gates dan Elon Musk

18 Mei 2021   13:36 Diperbarui: 18 Mei 2021   14:03 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Pembaca yang cerdas selalu membaca semua hal"

Pembaca semua sudah pasti kenal Elon Musk, seorang miliarder eksentrik yang gemar membaca, sehari dirinya bisa membaca dua buku. Dilansir kompas.com, Elon Musk ini suka membaca banyak buku berbagai genre, dari filosofi, fiksi ilmiah dan novel fantasi dan komik. Elon Musk dan juga Biil Gates adalah dua orang terkaya dunia yang kita tahu, mereka masih memilih buku untuk menutrisi cara berpikir mereka.

Kalau Bill Gates membaca 50 buku dalam setahun maka Elon Musk membaca buku selama sebulan bisa sampai 60 buku, dan selama setahun Musk bisa membaca sebanyak 720 buku, ini gila. Saya sendiri tentunya tidak mampu, tetapi yang perlu diambil dari kedua orang ini adalah pelajaran dan hikmahnya dalam membaca. Dua orang yang terlanjur kaya di dunia ini masih saja meluangkan waktu untuk membaca.

Majalah forbes 2015 menempatkan Warren Buffett pada posisi orang terkaya ketiga di dunia. Tentunya yang gemar membaca pasti tau siapa mereka, Warren Buffett ini satu orang terpengaruh di dunia menurut majalah Time 2012. Warren juga memiliki pengaruh politiknya dalam setiap dukungan pada ajang demokrasi di negeri paman sam (USA), dia juga tidak meninggalkan aktivitas membacanya.

Bill Gates bisa selesaikan 50 buku dalam setahun, maka Warren bisa selesaikan 500 halaman perminggu. Kalau di artikel saya sebelumnya Ambil 30 Menit Untuk Membaca satu Riset sederhana menggunakan buku setebal 380 halaman, waktu 4 hari membacanya. Jika demikian maka Warren menyelesaikan 500 halaman dalam seminggu, misalkan menggunakan metode 30 menit untuk baca maka Warren kurang lebih menyelesaikan 1-2 buku dengan ketebalan 250 halaman per minggu. Sebulan Warren bisa membaca 4 buku dan setahunnya dia membaca kurang lebih 40-50 buku sama seperti Bill Gates

Maksud saya, yang perlu jadi pembelajaran adalah ketiga orang ini merupakan orang berpengaruh dunia, kekayaan dan segalanya terpenuhi, mereka masih meluangkan waktu membaca buku. Apakah kamu masih bilang tidak punya waktu untuk membaca?

Saya pikir saya kenal sama Bill Gates, Warren dan dan Elon Musk ternyata memang benar, saya tidak mengenal mereka. Saya mengenal mereka dari profile dan biografi mereka yang saya baca. Mengambil hal baik dan belajar dari yang mereka lakukan. Bukan hal besarnya, tetapi cara mereka meluangkan waktu untuk membaca buku.

Rindu dengan Aroma Buku

Akhir tahun 2019, hampir saja saya tidak melakukan aktivitas membaca buku cetak sampai pertengahan 2020. Hal ini membuat saya kembali rindu dengan aroma buku. Sebagaimana sebelumnya di masa kuliah, aroma buku sudah sangat akrab dengan hidung. Di perpus kampus, toko buku, di kamar teman, bahkan buku-buku teman di dalam rangsel mereka saja bisa kecium aromanya.

Aroma buku memberikan energi positif pada pemikiran. Jangankan membaca, cium aroma buku saja sudah sangat senang apalagi sampai bisa membeli dan membacanya. Itu sudah luar biasa.

Aktivitas menulis menuntut kita semakin banyak membaca, begitulah hati tergerak untuk luangkan banyak waktu membaca meskipun hanya sepenggal cerita, kalimat atau paragraf. Membaca itu kebutuhan, kamu bisa jadi puas saat kamu laungkan waktu untuk membaca disela-sela kesibukan kamu.

Tubuh kita butuh nutrisi dan gizi, otak kita juga butuh asupan nutrisi yang sama yakni materi-materi baru. Saya tidak memiliki jadwal yang tepat untuk baca buku dengan genre yang sesuai dengan suasana hati. Jadi bisa membaca semua jenis buku di semua suasana intinya tetap sama bahwa waktu luang membaca buku adalah waktu yang kadang terasa sangat berat untuk kita lakukan.

Lebih suka membaca karena saya yakin bahwa membaca memiliki banyak manfaatnya, semakin kita membaca maka banyak hal akan kita tahu. Saya sangat percaya dengan hal itu. 

Aktivitas membaca dan menulis, keduanya adalah teman ngobrol, teman membuka duiskursus secara privat antara akal, hati dan pikiran. Membaca dan menulis kalau bisa di maknai lebih jauh ke dalam, keduanya memberikan banyak hal seperti menjadi teman dan sahabat kala kita sedang lelah melakukan aktivitas keseharian, kawan istrahahat yang paling seru. Ada suka duka, adakalanya menghakimi ketidak mampuan diri sendiri, dan banyak lagi tentang hidup dan kehidupan yang kita dapat dari aktivitas membaca.

Begitu membaca menjadi kebiasaan diri, apapun itu jenis tulisan dengan narasi, gaya, tempo yang berbeda tetap kita selami, kita baca hingga menarik kesimpulan sendiri ala pakar dan orang-orang mahir. Banyak buku motivasi yang setelah dibaca dapat memberikan motivasi tersendiri tanpa harus ikut seminar motivasi dan kelas reguler untuk mendorong motivasi kita. Juga ada buku yang sangat menginspirasi, ada artikel pendek yang sarat maknanya.

Bagi saya sebenarnya mengumpulkan puing berserakan, sebelumnya tidak percaya diri, ketika banyak membaca dapat membuat pribadi seseorang kembali percaya diri dalam hal karir dan lainnya. Terkadang saya sering temukan teman-teman mengeluhkan tentang judul buku dan minat mereka, terkadang tidak ada korelasi antara apa yang dibaca dengan realita. Bagi saya, membaca saja hari ini tentang semua hal. Suatu saat nanti kita akan bertemu dengan hal-hal yang kita baca dalam beberapa buku di tahun-tahun sebelumnya, itulah korelasi yang real di kehidupan kita.

Jangan 100 buku atau 50 buku menjadi target baca setiap tahun, maksudnya baca saja semua jenis artikel dan tetap berpegang bahwa akal, hati dan pikiran kita adalah penyaring paling ampuh untuk menyaring semua hal yang kita baca dari jenis apapun.

Membaca Semua Hal yang Positif

Membaca buku, ada dua tipe orang menurut hemat saya, Pertama. Ada orang yang tidak suka dengan bacaan yang berat atau kritis, mereka hanya menyukai bacaan ringan seperti cerpen, cerbug, biografi dan sejenisnya. Dan yang Kedua, ada tipe orang yang suka baca dengan hal yang keras dalam sebuah buku, materi-materi yang menguras kegiatan menyaring dalam isi kepala setelah selesai membaca, dan yang jelasnya kedua tipe pembaca ini mendapatkan korelasi pada kehidupannya yang berbeda.

Sangat berdampak dari apa yang dibaca dan apa yang tidulis jika pembaca adalah orang yang gemar menulis, disinilah korelasi membaca itu terlihat nyata dengan apa yang ditulis. Teratur sesuai dengan kesukaannya, tajam dan sangat sistematis dan tentunya mudah dibaca oleh pembaca jika membaca artikel yang mereka tulis. Kedua tipe pembaca ini tentunya sama-sama memberikan manfaat dari persepsi dan gaya menulis masing-masing sesuai dengan tujuan kepenulisannya.

Kalau bisa sejak awal sebelum memulai untuk melakukan aktivitas membaca, untuk meringankan proses menyaring setelah di baca. Ada baiknya buatlah memo yang teratur, dalam arti tentukan apa yang akan kamu ingin baca, terutama adalah hal-hal yang positif kalau menurut kamu tidak ingin mengonsumsi banyak hal yang terlalu berat-berat sangat atau kritis.

Prinsip paling sederhana adalah, membaca dulu. Perihal bermanfaat atau tidak, ada korelasinya atau tidak, relevansi dengan realitas dikehidupan nyata atau tidak? Itu masalah nanti, kalau tidak begitu. Kita tidak akan pernah bisa membaca meskipun hanya satu artikel pendek sekalipun dengan alasan tidak memiliki waktu. Saya juga sudah menulis artikel sederhana tentang membaca dan menulis sebelumnya dan juga tentang krisis buku di waktu sekolah tahun 1990an, baca Krisis Buku di Zaman Sekolah Tahun 1990an

Artikel ini saya tulis sebagai realitas bahwa saat kami sekolah dulu tahun1990an tidak ada yang memotivasi kami, tidak ada buku untuk dibaca, tetapi semangat itu tidak patah. Sekarang, membaca dan bisa menulis dengan sederhana dapat dilakukan jika ditanya tentang levansi dan korelasinya mungkin yang tepat adalah semangat ingin mengetahui beberapa hal dari yang banyak itu masih ada dalam isi kepala.

Saya sering ditanya sama teman-teman bahkan senior-senior waktu masih kuliah dulu. Sudah baca berapa banyak buku, buku apa saja yang kamu baca, sudah menulis buku apa? dan pertanyaan yang menjurus pada aktivitas mengolah kecerdasan ini. Bagi saya, jangankan 100, pastikan 1 buku bisa kamu baca sampai selesai. Jadi tidak perlu ikut-ikutan harus selesaikan 100 buku atau 40-50 buku ala Bill Gates dan Elon Musk. Nanti kelihatannya terlalu egois menjadikan buku hanya sebagai deretan koleksi semata.

Sebelumnya sudah saya tulis juga dalam artikel lain, tidak penting dari sumber mana, tetapi untuk membuat bacaanmu mudah dan konsisten sisihkan berapa rupiah untuk jajan 1 buku. Hal ini selalu saya lakukan karena rindu dengan aroma buku. Saya banyak membaca artikel dengan isi yang postif, tidak hanya itu saja. Ada sejumlah video youtube dan facebook yang positif selalu menjadi materi saya dalam menulis dengan bebas.

Membaca dan mendengar adalah dua hal yang tidak dapat di pisahkan, sama halnya dengan membaca dan menulis. Semakin banyak hal positif yang kita baca dan dengan, maka semakin bisa dan semakin banyak kita juga menelurkan artikel positif sesuai dengan apa yang kita konsumsi. Sangat direkomendasikan kalau membaca artikel yang materinya 80-100% adalah hal positif, dengan begitu kita akan merasakan dampak yang sangat luar bisa bagi diri kita sendiri.

Kita tentunya sudah tahu, kalau membaca artikel yang nilai psitifnya lebih besar dari pada nilai negatifnya berdampak pada perilaku kita. Sebab, kadang membaca membenturkan pembentukan karakter dalam hal psikolgi pembaca itu sendiri. Jadi hal membaca ini tidak boleh meremehkan kalau ingin memulainya dengan tepat.

Logikanya sederhana, Tidak semua minuman dan makanan sehat untuk tubuh kita, kita perlu memilah makanan dan minuman apa yang kita konsumsi, begitu juga membaca dan menulis. Membaca hal positif selain membentukkan karakter, dapat memberikan dampak kesehatan baik itu jiwa dan pikiran kita. "Orang yang suka membaca tidak mudah bawa perasaan pada semua hal yang dia baca".

Nah, jadi mau 100 buku yang kamu baca, jika nilainya negatif tentunya berdampak tidak baik bagi kamu dan orang lain di sekitar kamu. Begitupun sebaliknya, hanya 1 buku yang kamu baca dan nilainya positif, tentunya berdampak positif juga untuk kamu dan lingkungan kamu.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun