Anak-anak muda di kampung, ajaklah mereka ngobrol. Mereka punya banyak cita-cita, banyak juga cerita tentang kami waktu kecil dulu. Di antara mereka adalah pemimpin, mereka genarasi baik-baik. Abah, ajaklah mereka bicara tentang perjalanan mu, tentang semangat mengantarkan aku sampai di titik ini. Lebaran kali ini aku belum bisa pulang Abah, aku harus bagaimana?
Lihatlah mata anak-anak muda, mereka dengan semangat menjaga nama baik kampung. Tetapi sebagian menganggap mereka sudah gila, mereka membela demi yang benar, yang lain malah menggali lubang agar mereka terjatuh. Abah, ajaklah mereka ngobrol. Di mata mereka, ada harapan yang sama seperti yang abah lihat di mataku. Harapan untuk jadi anak-anak yang berguna, berbakti pada orang tua, kampung dan jasa para leluhur.
Abah,
Lebaran tahun ini, aku tidak bisa menjadi orang pertama yang meminta maaf di hadapanmu, tidak bisa bersujud meminta maaf dan ampunan di kaki Mama. Tapi maafkan aku, maafkan kami semua, maafkan teman-teman, karib dan kerabat aku. Setelah maaf maafan, ajaklah mereka keliling kampung, lebaran dari rumah ke rumah seperti kami dulu.
Mama dan Abah,
Jangan sedih, kalian adalah teladan di hatiku. Setelah kalian baca surat ku dari hati, sampaikan salamku untuk mereka teman-teman sekolahku, teman main waktu kecil. Salam juga untuk paman, bibi, tetangga dan semua pemuda di kampung.
Ma,
Surat ini tidak aku kirim, aku harap mama bisa membacanya dengan senang hati. Mama bisa membacanya di hatiku. Semoga ibadah Puasa dan Amal Mama dan Abah di lebaran ini di terima Allah yang Maha Mulia. Semoga Mama dan Abah selalu sehat, kita akan bertemu di hari bahagia selanjutnya.
Wassalam
Selamat Menyongsong Idul Fitri 1442 H
Mohon Maaf Lahir dan Bathin.