Mohon tunggu...
Hr. Hairil
Hr. Hairil Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis itu kebutuhan, bukan hiburan.

Institut Tinta Manuru

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Wilayah Etika dalam Pertanyaan

4 Januari 2018   03:29 Diperbarui: 4 Januari 2018   14:43 3988
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai catatan refleksi atas moralitas prilaku manusia, tentang etika yang mempunyai tradisi panjang dalam sejarah peradaban manusia.

Di zaman kita sekarang, seluruh lapisan generasi tidak lagi berminat terhadap bicara tentang etika. Hal yang tidak berkurang dalam kehidupan manusia adalah wacana, bahasan atau pengkajian tentang unsur etika dan pengaruhnya terhadap kebutuhan hidup. 

Generasi zaman now justeru memperkeruh suasana dengan mangabaikan perkara etika. Bahkan sebagiannya lagi justru membuat perkara etika bertambah besar dan ruwet. 

Perkara etika juga digerakkan pengaruhnya kedalam pola tingkah antara lain karena, masalah - masalah moral baru yang ditimbulkan oleh ilmu pengetahuan, dan teknologi di zaman serba modern. 

Sebuah pertanyaan mengawali perkara tersebut diatas adalah, apakah kita (sebagai) generasi zaman now boleh menipulasi kegidupan manusia (bayi tabung, esprimen embrio, rekayasa genetika,dan seterusnya)?

Menjawab pertanyaan diatas, kita mengukur kemampuan kita dalam membaca tanggungjawab dalam kehidupan disuatu lingkungan. Dari jutaan pengaruh, jelas menggiring manusia pada batas rasionalitas yang tinggi. 

Lalu bagaimana tangung jawab kita terhadap lingkungan hidup ? Bukankah etika kita terhadap lingkungan hidup selalu beriringan sebagai jalan menempuh perubahan? 

Atau, bukankah kita mempunyai kewajiban moral untuk mengubah perkembangan industri dan pola hidup perseorangan untuk menyelamatkan lingkungan hidup?

Kenyataan itu sebaliknya berbeda dengan perspektif kekinian, perkembangan kontemporet menjadikan senjata nuklir masih dapat diterima sebagai sarana legitimasi, untuk membela diri seperti idoelogi negara besar yang merusak tatanan hidup negara-negara kecil yang berkembang.

Pengetahuan kita hanya terbatas kepada energi nuklir tidak membawa risiko terlalu besar bagi masa depan manusia untuk dapat digunakan dengan tenang dan aman. 

Padahal jauh lebih besar dari pada itu, perkembangan persenjataan modern dapat merusak tatanan etika dan moral hidup manusia diseantero bumi. Itulah contoh beberapa pertanyaan berat yang dihadapi kita ketika berbicara tentang etika sekarang ini.

Sebelum menutup tulisan pendek ini, meminjam kata Bertens "Mengajak pembaca  untuk menjelajahi seluruh wilayah etika" agar kita tetap pada prinsip perilaku manusia yang tidak terlalu egois pertahankan soal dampak dari penggunaan pemikiran dimasa yang serba modern. 

Tulisan : Mail. I

Editor : Hairil. S

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun