Mohon tunggu...
Hr. Hairil
Hr. Hairil Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis itu kebutuhan, bukan hiburan.

Institut Tinta Manuru

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menyimak Dapat Meningkatkan Kepekaan dan Kepedulian Sosial

8 Desember 2017   11:57 Diperbarui: 8 Desember 2017   12:13 3211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Abi Umi : ilustrasi anak-anak menyimak dengan mendengarkan apa yang dibacakan ayahnya

Dalam bahasa yang sederhana, menyimak sama seperti halnya menikmati sebuah tindakan, mendengar alunan-alunan ataupun inatrumental, melihat keadaan sebenarnya. Sama juga seperti mendengar pendapat, membaca tulisan, menatap gelap, melihat bulan, bintang dan hujan serta banyak lagi kiasan yang tidak perlu diukir dalam makna terlalu dalam. 

Karena dengan menyimak, saya pada dasarnya dapat mengamati suatu hal dengan lebih teliti dan mendengarkannya dengan hati hati dan sangat hati-hati. 

Tentunya, pandangan kita, persepsi kita tentang menyimak pasti berbeda dalam beberapa konteks. Menurut hemat saya, dengan menyimak ini itu, saya dapat meningkatkan rasa empati kita terhadap lingkungan sekitar (Lingkungan Sosial)

Saya mencoba sedikit lebih kedalam mengantar diri, fikiran saya pada suatu batas menyimak yang klimaks dengan menggunakan metode psikologi. Disini metode psikologi dibedakan atas dua metode, yakni metode psikologi tradisional (Klasik) dan metode psikologi modern.

Sheknows.com ilustrasi anak-anak menyimak yang dibacakan ibu.
Sheknows.com ilustrasi anak-anak menyimak yang dibacakan ibu.
Saya menggunakan metode psikologi modern, bukan berarti mengabaikan metode psikologi klasik, tetapi yang klasik nanti kita bicara lagi pada bahasan berikut dengan tema yang berbeda. Ya, mungkin karena sekarang saya hidup dijaman now. Maka yang saya gunakan adalah metode psikologi modern. 

Metode psikologi modern ini saya gunakan untuk membaca pola tingkah, pola laku dan pola pikir saya secara pribadi. Karena soal karakter manusia, saya tidak mau membahasnya kalau karakter saya pun belum dapat dibaca dengan baik. 

Metode psikologi modern tentang perubahan serta seluk beluk karakter yang terungkap melalui beberapa artikel yang mudah dicerna, saya membacanya sebelum saya menulis, hal ini saya lakukan dengan tujuan membantu meningkatkan pemahaman saya tentang pentingnya pendidikan karakter bagi bagi saya dan mungkin bagi semua orang.

Karena menyimak adalah suatu proses kegiatan atau aktivitas mendengarkan, melihat, mengalami sesuatu didepan kita dengan lembang-lambang, gambar, audio, video, keadaan yang nyata dilingkungan yang saya lakukan dengan penuh perhatian.

Pemahaman saya sangat sederhan tentang hal ini. Awalnya saya membutuhkan sebuah apresiasi baik itu dari diri saya atau apresiasi darang dari orang lain. 

Intinya saya membutuhkan itu, sebelum interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi.

Abi Umi : ilustrasi anak-anak menyimak dengan mendengarkan apa yang dibacakan ayahnya
Abi Umi : ilustrasi anak-anak menyimak dengan mendengarkan apa yang dibacakan ayahnya
Komunikasi yang saya maksud adalah komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara, lingkungan, dan segala sesuatu dari realita melalui ujaran atau bahasa lisan.

Sebelum lebih jauh lagi saya bicara perkara menyimak, disini saya perlu berikan dulu dasar dari pada sebuah konsep tentang menyimak. Maksudnya agar kita membahasnya lebih mendetil lagi dan asyik untuk dipahami. 

Menyimak menurut  Anderson adalah sebagai proses besar mendengarkan, mengenal, serta menginterpretasikan lambing-lambang lisan.

Sedangkan Menurut  Russel & Russel (1959). Menyimak bermakna mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi.

Hal yang sama seperti kedua definisi diatas juga disampaikan oleh Drs. Hanapi Natasasmita, menurutnya menyimak adalah mendengar secara khusus dan terpusat pada objek yang disimak.

Ada banyak lagi defenisi tentang menyimak dari banyak pakar, tokoh-tokoh. Disini saya menggunakan ketiga definisi diatas untuk dasar dari sebuah tulisan yang akan menjadi pengkajian saya tentang hal menyimak dapat meningkatkan kepekaan dan kepedualian sosial. 

Dalam contoh sederhanya, dari diri saya sendiri dengan mendengarkan musik. Disini musik yang bagi saya dapat meningkatkan kedua hal tersebut diatas adalah berbeda genrenya. 

Ada beberapa musik dengan genre yang berbeda tetapi memiliki sarat pesan, sarat makna ketika kita mendengarnya. Biasanya saya mendengar genre musik Reggae dari jamaika seperti lagunya Brother Culture, atau musik Reggae dari tanah air seperti Ras Muhammad. 

Untuk irama musik reggae ini sebenarnya banyak dari berbagai negara dengan pesan-pesan kepekaan dan kepedualian sosial dalam setiap liriknya. Seperti cerita tentang Freedom, perdamain, Solidity, kerjasama dan sebagainya.

Bahkan dibeberapa negara seperti jamaika, atau ada juga dinegara-negara afrika. Mereka menggunakan materi lagu sebagai jembatan untuk mengkritisi pemerintahan yang otiriter, korup dan penindas. 

Saya memberikan lagi sedikit defenisi dari kepekaan dan kepedulian sosial agar kita tidak terlalu keluar membahasa kedua hal ini. 

Kepekaan yang kata dasarnya adalah peka menurut KBBI adalah sensitif atau mudah merasa, terpengaruh dan bereaksi atas suatu rangsangan kondisi tertentu. 

Iritabilitas atau peka terhadap rangsangan, biasanya istilah Iritabilitas banyak dipakai oleh orang-orang biologi, dalam membahasakan gerak reflek seperti yang dialami manusia. 

Kepekaan sama seperti empati, menutut  Alfred Adler menyebut empati sebagai penerimaan terhadap perasaan orang lain dan meletakkan diri kita pada tempat orang itu

Dari defenisi tentang kepekaan, peka atau empati diatas dapat kita menarik benang merahnya, bahwa kepekaan adalah keadaan dimana kita melihat keadaan, menedengar atau merasakan sesuatu yang dirasakan oleh orang lain. 

Mengutip Adler, 1927, Kepedulian sosial adalah kondisi alamiah spesies manusia dan perangkat yang mengikat masyarakat secara bersama-sama.

Kepedulian sosial adalah perasaan bertanggung jawab atas kesulitan yang dihadapi oleh orang lain di mana seseorang terdorong untuk melakukan sesuatu untuk mengatasinya.

Dalam sebuah artikel dengan judul "Cara meningkatkan kepedulian sosial". Artikel ini menyodorkan tiga metode jika kita ingin menjalin hubungan yang lebih baik dengan orang lain, dan berbagi interaksi yang lebih bermakna dan tulus, kita perlu meningkatkan kesadaran sosial terlebih dahulu. 

Ketiga metode itu ada tahap-tahap yang terpisah. Metode pertama memiliki delapan tahap, metode kedua dan metode ketiga masing-masing memiliki tiga tahap. Disini saya menggunakan metode pertama dengan delapan tahap.

Rumah Zakat : Ilustrasi anak-anak menyimak yang disampaikan oleh guru-guru
Rumah Zakat : Ilustrasi anak-anak menyimak yang disampaikan oleh guru-guru
Metode pertama dikenal dengan membagun empati, pada metode ini ada delapan tahap yakni : pertama-tempatkan diri sendiri diposisi orang lain, kedua-kenali emosi anda sendiri, ketiga-jadilah pendengar aktif, keempat-paraftasa ucapan lewat bicara. 

Kelima-cerminkan kembali ucapan lewat bicara, keenam-kumpulkan cerita-cerita dari orang lain. Ketujuah-Carilah kesamaan dan kedelapan-bagikan cerita anda.

Dari defenisi kepedulian sosial yang dikemukaan diatas, dapat ditarik defenisi menurut pendangan saya bahwa kepedukian sosial adalah keadaan dimana seseorang telah mencapai tingkat kesadaran sepenuhnya.

Seseorang yang memiliki kesadaran sosial berarti menyadari perasaan orang lain dengan memperhatikan ucapan dan perbuatannya.

Ilustrasi mendengar (adskproject-bloger)
Ilustrasi mendengar (adskproject-bloger)
Memiliki kesadaran sosial juga berarti menyadari kondisi lingkungan sekitar dan orang lain, serta pengaruh lingkungan terhadap diri sendiri. 

Untuk meningkatkan meningkatkan kepekaan dan kesadaran sosial bagi diri kita adalah dengan cara menyimak. Sebab dengan menyimak akan dengan sendirinya akan meningkatkan keahlian yang nantinya terhubung dengan orang lain, baik hubungan secara langsung dan tidak langsung. 

Maksudnya hakikat menyimak ini adalah mendengarkan dan memahami isi bahan simakan karena itu dapat disimpulkan bahwa tujuan utama menyimak adalah menangkap, memahami atau menghayati pesan, ide, gagasan yang tersirat dalam bahan aktivitas kita menimak.

Begitupun kedua hal diatas adalah masalah respon psikologi kita terhadap sosial, melihat kesulitan yang dihadapi oleh orang lain di mana seseorang terdorong untuk melakukan sesuatu untuk mengatasinya.

Keduanya pun merukan cermin perilaku yang baik bagi setiap individu. Maka dari itu, belajar untuk menyimak sebanyak mungkin agar dapat membuat kita sadar akan keadaan sosial lewat berbagai medianya, lahirlah kepekaan dan kepedulian sosial diri yang tinggi dan berpotensi beik bagi diri serta orang lain. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun