Mohon tunggu...
Hr. Hairil
Hr. Hairil Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis itu kebutuhan, bukan hiburan.

Institut Tinta Manuru

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Akumulasi Kegagalan Menjadi Inspirasi

22 November 2017   23:53 Diperbarui: 23 November 2017   00:07 1062
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Ilustrasi : Gill Marketing Group.

"Jangan abaikan kegagalan yang sudah-sudah, karena gagal itu inspirasi"

Kita Pernah mendapat satu inspirasi dari orang lain atau keadaan alam, juga masalah yang membentur hidup kita. Semua terakumulasi dalam satu wujud yang namanya Inspirasi. 

Bukan berarti, inspirasi itu selalu positif kita menilainya. Apalagi kalau inspirasi itu datang dari hal atau orang yang bertentangan dengan akal sehat kita. Jadi inspirasi yang kita dapat bersifat negatif adanya. 

Banyak sudah kenyataan yang mengisyaratkan kita gagal melakukan sesuatu. Hal yang demikian kita temukan baik di jalan-jalan, kantor, perusahan, sekolah dan banyak tempat lainnya

Begitulah isyarat sebuah kegagalan memberi signal pada kita dan direspon secara positif lalu di imbangi dengan pertimbangan baik itu pertimbangan secara rasionl dan irasional sekalipun. 

Setelah melewati metode pertimbangan itu, barulah kita dapat menarik benang merah suatu kerja pikiran yang kita lakukan akan mengalami kegagalan. Ya,  kegagalan. Sifat kegagalan bagi sebagian orang adalah total ketidaksuksesan. 

Toh, gagal itu bukannya hal negatif yang selalu memburu cara berfikir orang lemah dan menyudutkan kita pada ketakutan untuk mengambil sikap atau membuat keputusan.

Ataukah, kegagalan itu membuat banyak orang depresi dan lalu memilih jalan lain menuntaskan kerjanya atau hal yang dia ingin selesaika.

Pertanyaannya. Apakah selama ini orang bersedia menerima gagal sebagai inspirasi? Apakah orang bersedia mengulang-ulang kegagalan yang dia sendiri dan orang lain pun sudah tau bahwa gagal itu bukan hal baik?

Dari sisi positif kita melihat gagal adalah sebuah inspirasi untuk memotivasi diri, bahwa mengulangi kegagalan yang sama adalah cara terbaik meraih sukses, contohnya: Kolumnis yang giat menulis di kolom berita media, mereka juga pernah gagal dan tulisan tdak diversifikasi masuk nomisasi untuk publis. 

Begitupun kita lihat diajang perpolitikan dinegeri ini. Orang-orang elit partai dan pejabat publik yang tenar itu, tidak hanya berangkat dari satu kesuksesan tetapi banyak kegagalan yang mereka dapat. 

Realita lain di dunia kerja atau bisnis. Dunia kerja, orang punya planning ini itu tetapi pada saat realisasinya terdapat kegagalan beberulang kali. 

Didunia bisnis, persaingan bisnis era sekarang kita lihat misalkan antara bisnis konvensional dan bisnis online saling bersaing. Yang kalah adalah konvensional sehingga semua perencanaannya tidak dikategorikan sebagai rencana suskses melainkan rencana yang gagal. 

Begitu pun seperti dilakukan petani atau nelayan. Petani, rencana menanam bisa jadi tepat pada kondisi alam dan cuaca, tetapi menjelang panen. Cuaca alam berubah, musim berganti akibanya adalah gagal panen. 

Pelaut, dengan bbm yang mahal atau kondisi laut berombak jelasnya hal itu merupakan kegagalan untuk melaut. Sekalipun kesiapannya matang dalam rencana isi kepala. 

Tapi pada sisi yang satu, gagal tetap negatif. Hal negatif ini biasanya terjadi pada orang yang tidak malas berfikir tentunya. Sehingga kegagalan berulangkali mereka alami dapat mendorng mereka kerencana selanjutnya untuk dapat satu buah keputusan mengulangi rencana kerja mereka. Disinilah titik dimana orang memilih tidak move on dari kerja yang dia tekuni untuk terus mencoba, mencoba dan mencoba. 

Padahal kalau kita berpikir rasional, banyak dari kita memilih tidak melakukan kegagalan berulang kali. Tetapi sisi lain dari kegagalan adalah keberuntungan mencoba menuju sukses atau keberhasilan. 

Kalapun kita bisa, dan mestinya harus bisa. Melakukan kegagalan berulang kali, dengan begitu kita tetap mawas diri bukan?

Setiap yang kita lakukan selama ini misalkan, 100% dan 80% dari yang kita lakukan adalah gagal. Padahal kita hanya butuh mengakumulasi 80% gagal itu menjadi inspirasi untuk tetap menyelesaikan kerja-kerja kita.

Dari pengulangan itulah kita mengantongi 80%+1 kesuksesan yang tidak satu orang pun berani melakukannya bukan? Itulah yang aku sebut sebagai akumulasi kegagaln. 

Pada titik inilah, mengapa kita harus melihat gagal adalah positif, sebab dari deretan kegagalan yang kita lakukan jika kita mengakumulasikan maka kita akan mendapat kesuksesan yang besar dan mengantongi sekita kurang lebih 81 metode untuk memecahkan kegagalan yang kita alami. 

Karena kita mungkin lupa atau bahkan sengaja lupa dan juga tidak sadar bahwa dalam satu kegagalan yang kita alami terdapat satu metode baru yang kita buat.

Cara inilah yang di pakai fisikawan dan ilmuan Albert Einstein, Al-farabi, Max Weber, John Luck, dan deratan nama-nama tenar yang kita kenal sekarang ini. 

Dari merekalah sebenarnya kita belajar sukses, belajar membuat dan menemukan metode baru, belajar mengakumulasi kegagalan menjadi sebuah inspirasi besar untuk menuju sukses dan keberhasilan yang kita inginkan. 

Pada prinsipnya, semua hal yang kita lakukan tidak terlepas daripada metode dasar. Rencana, laksanakan, dan evaluasi. Begitu menemui gagal, kita kembali lagi ke metode awal yakni rencana, laksananakn dan evaluasi sampai tujuan kita tercapai. 

Semoga! 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun