Mohon tunggu...
Hr. Hairil
Hr. Hairil Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis itu kebutuhan, bukan hiburan.

Institut Tinta Manuru

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mafia dan Raja-raja Kecil

21 November 2017   16:49 Diperbarui: 21 November 2017   17:05 1720
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto : Sahabat Cleo - blogger

"Membengkokkan yang lurus dan membenarkan yang salah" logika berbalik.

Indonesia, benarkah ada bisikan negeri ini sudah dikuasai oleh bandit dan raja-raja kecil. 

Pernyataan diatas adalah kesesuaian kenyataan problem yang negeri ini hadapi. Seorang cleaning service kantoran memiki mobil dan rumah mewah, sementara ribuan bangunan sekolah tengah ambruk karena tidak adanya perbaikan (tepatnya ketiadaan dana).

Raja-raja kecil dan mafia menyeruput kopi di ruangan ber-AC, sementara pemuda-pemuda pembela kebenaran mendekam di terali besi. Inspirasikan?

Semua berlaga sama, orang-orang bicara tentang uang, dan yang tidak memiliki uang tidak ada kehidupan yang tenang untuk dia nikmati. Punya uang itu inspirasikan?. Sekarang segalanya menjadikan uang adalah keutamaan atau ketamakan, entahlah, uang masih menjadi Tuhan dimata mereka. 

Kita lihat, negeri ini bak sebuah kebun padi yang diserang hama. Akhir-akhir ini bukan lagi rahasia umum, beberapa institusi besar negeri ini tercoreng namanya atas ulah oknum yang tidak bisa menjaga amanah yang diembannya. 

Polisi sudah tercemar, jaksa tidak berdaya, KPK tak bergigi;-kalaupun bergigi maka giginya akan di congkel keluar (kasus air keras), pemerintah pun mulai loyo. (Baca: Mafia Hukum)

Apakah negeri ini pertanda akan berakhir? Itu bukan pertanyaan tepat. Tapi sebuah inpirasi langkah mundur untuk negeri ini. 

Benar kata Maurice Punch;-Soal sebenarnya bukan apel yang busuk, soalnya adalah kebunnya yang busuk.

Kalaupun orang yang di percayakan menangani masalah dapat terjerat hukum, itu semata bukan karena kesalahan individu. Kita koreksi kembali kesuburan internal apakah memiliki lingkungan yang sehat dan baik?

Telaah kembali dinamika penegakan hukum di negeri ini, sudahlah pasti kita menemukan suatu kekuasaan yang korup, kesalahan tersangka jika terjerat korupsi (kasus) masih saja melawan, hukum selalu tajam kebawah dan topeng-topeng hitam membingkai status tersangka (baca; Ulat di kebun Polri)

Sudah terbiasa dengan negeri yang para mafia selalu unjuk gigi bermentor raja-raja kecil. Inspirasi juga kan?

Kenyataan ini kontras dengan penyelesaian atau pun penanganan hukumnya. Korupsi besar yang pelakunya lolos dan pelaku pencurian kakao (kasus:nenek dan kakao) di jatuhkan hukuman. 

Belum lagi banyak kasus negeri ini diselesaikan secara hukum ketika KPK tampilkan taji, air keras akan bicara. Ketika MA seriusi selesaikan berkas, dua hakimnya di tangkap KPK. Institusi besar kita, Ini inspirasi juga kan ? Inspirasi yang menggeliat.

"Perlawan pada KPK makin menguat, kewenangan KPK hendak dipangkas dan di batasi"

Meskipun banyak pihak yang mempreteli karena hampir sejumlah kasus yang tengah dipecahkan melalui spionase (Penyadadapan). 

Bukankah itu adalah senjata KPK untuk menjerat pelaku? Belum lagi, ada rumor beredar di banyak media terutama medsos kalau kepolisian dan kejaksaan merasa tersaingi dan gerang dengan sepak terjang KPK, Benarkah demikian itu? 

Untuk menyelesaikan kasus korupsi tidaklah hanya KPK saja, melainkan semua lembaga terkait menyatu dalam satu tujuan meretas langkah mafia dan raja-kecil di negeri ini.

Kewenangan KPK, adalah kewenangan Institusi. Tetapi memiliki erat hubungan sebagai mitra dengan Kepolisian dan kejaksaan. (Baca:KPK in Action)

Kemitraan inilah yang nanti akan menyelesaikan kasus yang fenomenal sekalipun. Inilah inspirasi. 

Kepmendagri mencatat semenjak ditetapkannya desentralisasi 2014-2015 silam. Terdapat kasus yang melibatkan kepala daerah sebanyak 343 orang, raja ini bukan saja kecil diatas, dimana-mana raja-raja ini tetap kecil bergandengan dengan mafia (baca:korupsi kepala daerah)

Data MA Tahun 2016, penanganan kasus korupsi sebanyak 453 perkara, angka ini fantastis. Inspirasikah?

Angka diatas fantastis kedua dari perkara narkotik sebanyak 800 perkara, 367 perkara perlindungan anak, KDRT 72 perkara dan sisanya perkara perikan dan lingkungan. (Baca: MA-Jumlah perkara korupsi meningkat). Kasus seperti ini mestinya menginspirasi kita, bahwa indonesia luar biasakan.

Nah, kasus ini bukan hanya melibatkan pejabat saja, pegawai pun ikut terlibat. 2016 MA mencatat setidaknya 13 pegawai peradilan mulai dari hakim, panitra dan staf peradilan pun di duga terlibat suap. Menginspirasi kan?

Data Direktorat Gratifikasi pada 2016:-KPK memasukan dana lebih dari 14,6 miliar ke kas negara, melalui laporan gratifikasi yang di terima KPK sebanyak 1.948.Toh, KPK kembalikan uang milik negara yang mestinya digunakan untuk negara. Inspirasi kan?

Mengapa bisa jadi inspirasi? Bayangkan jika KPK, Kepolisian dan Kejaksaan dengan wewenang dan tugas serta fungsinya sejalan. Maka miliaran uang negara akan dapat di kembalikan dan para mafia, maupun raja-raja kecil diputuskan sebagai pelaku kejahatan terhadap negara. 

Tepatnya adalah pemberlakuan Equality before the law, maksudnya ini akan mengikat siapa saja, laki-laki, perempuan, aparat hukum dan pejabat sekalipun maka akan terbangun wibawa hukum, supremasi hukum. kiranya itu Inspirasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun