Tekanan dan rasanya, wong cilik menerima, tetapi elit dan penguasa saling melempar muka menghindar mencari cela siapa yang paling kuat akan dibemarkan dan lemah akan disalahkan.Â
Kita lanjut lagi melihat kehidupan kita seperti linimasa berita media yang menjadi analogi diri menjadi manusia survive.Â
Pada linimasa keempat, aku melihat ada KPK Perpanjang Masa Penahanan Mantan Dirjen Hubla Tonny Budiono. Kasus ini tidak akrab di publik. Kalau di analogikan seperti hidup kita, kasus ini sepertinya kurang piknik. Tetapi prinsipnya melewati proses hukum karena ada sabab musababnya.Â
Lihat linimasa ini, bukan ditutupi tapi sengaja ditutupi. Kembali ke diri, ini adalah tipikal orang sedikit ekslusif. Sehingga untuk lingkungan saja dia tidak terlalu akrab.Â
Kelima, Alasan Setya Novanto Usulkan Idrus Marham Jabat Plt Ketum Golkar. Linimasa ini bukan cerita tiang listrik menabrak mobil diatas trotoar dekat jembatan. Kalau hidup kita di analogikan seperti linimasa ini, semacam sebuah rekomendasi cara, langkah-langkah menjadi survaive, bukan menjadi buah bibir publik. Sayang kalo diri menjadi buah bibir, baik kalo bicaranya hal positif. Tapi kalo publik melotot dan umbar negatifnya. Kita tau lah seperti apa akibatnya.
Keenam, pada linimasa ini. Pekerjaan Besar Menanti Panglima Baru TNI Pengganti Gatot. Dalam alalogi hidup kita, seperti linimasa ini. Kita menunggu sebuah keajaiban.Â
Hidup seseorang yang menjadi penunggu setia sudah dapat menyimpulkan makna gagal dan suksesnya penungguan dia. Tetapi keduanya memiliki resiko. Kalaupun sukses penungguannya, survive dalam hidup akan lebih terasa dan kalau gagal, maka nasib kita di tong sampah. Itulah resiko hidup.Â
Ketujuh, ada linimasa pemberitaan Periksa Istri Novanto, Apa yang Ditelusuri Penyidik KPK?. Nah, ini baru ada sangkut paut, kait mengait, ikat mengikat, dengan wisata tiang listrik.Â
Jadi analogi hidup kita dengan linimasa diatas ini, semacam surprise dari seorang sahabat, teman lama atau pasangan, istri atau pimpinan tentang suatu yang akan menguntungkan diri kita.Â
Tapi diatas kan linimasanya kalau dianalogikan tidak begitu ceritanya. Soal pemeriksaan adalah semacam pengujian mental dan fisik diri kita. Kalau ada gejala penyakit jantung dan ketika kita dibentak oleh seseorang.Â
Kita pastinya kejang-kejang, pening, mabok, stres, umpet sana sini akhirnya benda mati menabrak kita. Berakhir pada kecelakaan yang menghebohkan jagad dunia maya dan lingkungan sosial. Jangan salahkan siapa, karena siapapun tidak pernah menyalahi anda bila anda adalah orang baik. Uh,, sedikit bijak.Â