Mohon tunggu...
Hr. Hairil
Hr. Hairil Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis itu kebutuhan, bukan hiburan.

Institut Tinta Manuru

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Polemik Berita Hoax (Registrasi Kartu Prabayar)

2 November 2017   00:15 Diperbarui: 2 November 2017   01:57 3818
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Ilustrasi : Kompas Tekno

Dampaknya, dengan informasi dan pertentangan kebenaran sebuah informasi menandakan bahwa ternyata di mata publik informasi yang hoax lebih menarik dari pada informasi yang benar.

Hal demikian memiliki keterikatan dengan suhu serta konstelasi politik yang imbasnya publik adalah korbannya. Sehingga bentuk kebijakan apapun yang diambil lembaga negara seakan memberikan kepada publik bahwa ada hal baru, atau bisa jadi hal ini akan berakhir sama seperti pembohongan publik lainnya.

Imbas negara ini dengan konstelasi politik memberikan banyak dampak. Terutama kepada kepercayaan publik dalam sebuah keputusan, apalagi dalam bentuk regulasi. 

Anggapan publik tidak percaya kepada orang-orang terlibat kasus politik, hukum, korupsi, penyuapan dana ini itu menambah kekuatan asumsi bahwa orang-orang elit hanya akan mementingkan diri sendiri tanpa melihat kedalam apa sebenarnya masalah publik.

Satu kebenaran informasi saja, untuk meyakinkan kepada publik membutuhkan tenaga ektra, full power baru dapat dengan sigab mengambil hati publik. Padahal informasi ini benar dan baik tujuannya.

Terakhir, dominasi kekuatan informasi hoax terjadi di tengah publik bukan tanpa alasan. Ada sebenarnya alasan mendasar yang bukan hanya hari ini saja, tetapi jauh sebelum itu, publik terlalu sering dibohongi sehingga terbiasa dengan sesuatu yang baunya berbohong. 

Publik terbiasa dengan hal berbohong karena publik tidak bisa berbohong, ujung-ujunnya, tidak bisa berbohongnya publik akan diambil peran oleh kekuatan dominasi berita hoax, agar mereka ikut menyampaikan kepada yang lain dengan jujur tanpa menjelaskan Ba, bi, atau bu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun