Mohon tunggu...
Hr. Hairil
Hr. Hairil Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis itu kebutuhan, bukan hiburan.

Institut Tinta Manuru

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Sistem Bertahan Hidup di Kota Besar

10 Oktober 2017   17:26 Diperbarui: 10 Oktober 2017   17:39 2978
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: metrotvnews.com

Berfikir positif adalah kunci agar bisa bertahan hidup di kota besar seperti Jakarta, artinya masalah apapun memikili resiko dan solusi. Saya sendiri, cara ini selalu digunakan, dengan demikian semua problem apapun kita melihatnya sebagai tantangan yang harus dihadapi dengan lapang dada dan fikiran dingin yang positif. 

Positif itu sangat penting. Megapa sistem bertahan hidup harus disetting sebagus mungkin buat kita yang suka atau sering berjalan dan memilih merantau sebagai jalan mengasah nasib? Tetapi banyak juga cara lain yang digunakan, intinya setiap orang punya cara tersendiri menghadapi sesuatu. 

Hikmahnya pun berbeda-beda. Sebab hidup ini bergulir, kadang bertemu intens arus begitu deras, kadang juga hidup hanya begitu saja. Lurus tanpa ada kendala apapun. 

Namun bagaimana, seorang tanpa kerja, dan uang dapat bertahan hidup di Jakarta dengan melakukan sistem bertahan hidup? Sistem bertahan hidup ini dilakukan dengan hati-hati, perlahan dan sangat tenang. Tidak dengan ragu-ragu atau takut. Karena itu sangat hal yang P-e-n-t-i-n-g.

Hal terpenting untuk dapat bersaing dan bisa hidup sama seperti orang lain adalah kembali pada pribadi kita memanfaatkan waktu, materi dan enegri kita agar tidak terbuang sia-sia. 

Biasanya di kota, waktu 3-4 jam terbuang sia-sia dilakukan orang-orang ditempat hiburan, meski hanya sekedar ngobrol atau kongkow dengan teman lama. 

Mengatur alur pergaulan yang baik dan relevan dengan standar hidup kita, tidak ikut-ikutan happy saja. Cara-cara diatas saya sebut sebagai sebuah sistem karena harus terprogram secara matang. Artinya, jauh sebelum memilih menjadi perantau, segalanya sudah disiapkan. 

Itulah sekedar bagaimana kita berbagi, tentang cara terbaik yang bisa bermanfaat untuk siapa saja. Berbagi hal baik tidak merugikan kita atau orang lain, tidak pula mendatangkan kerugian. Sebab prinsipnya hidup itu cara kita mengakumulasi semua bentuk kemungkinan menjadi sebuah potensi baik dan bermanfaat. Untuk diri sendiri, teman, siapa saja atau untuk lingkungan. Semoga! 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun